Salin Artikel

Derita Akbar Tak Bisa Buang Hajat Setelah Alat Vital Kena Tendang Saat Bermain

Selama itu pula, Akbar tidak bisa buang hajat melalui lubang anus dan harus dibantu saluran khusus di perut bagian kiri.

Akbar adalah anak keempat dari pasangan Rodiyah (47) dan almarhum Joko Bambang (57). Bocah SD itu menjadi yatim setahun lalu.

Bersama ibu dan saudaranya, Akbar numpang tinggal di rumah kerabat ibunya, di Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Kisah Akbar yang mengalami masalah pada lubang anus, berawal dari peristiwa tanpa sengaja yang dia alami sekitar setengah tahun lalu.

Kala itu, Akbar bersama sepupunya bermain dan bercanda di rumah. Saat bermain, alat vitalnya tanpa sengaja terkena tendangan dari sepupunya.

Rodiyah, ibu Akbar menuturkan, anak keempatnya itu sempat merasa kesakitan usai alat vitalnya terkena tendangan.

Sepekan kemudian, alat vital Akbar mengalami bengkak dan bersamaan dengan itu dia mengalami demam dan muntah-muntah.

"Waktu itu saya bawa ke Puskesmas Cukir, kemudian dikasih rujukan ke RSUD Jombang," kata Rodiyah saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (9/9/2020).

Di RSUD Jombang, Akbar menjalani beberapa kali operasi pada alat vital maupun usus besar.

Sebelum menjalani operasi, alat vital Akbar yang membengkak sempat mengeluarkan nanah.

Salah satu operasi yang dijalani Akbar, yakni operasi untuk membuat lubang buang hajat.

Saluran itu terletak di perut bagian kiri, sebagai pengganti saluran buang hajat lewat anus yang belum bisa berfungsi. 

"Buang hajatnya lewat lubang itu. Saya bersihkan setiap setengah jam," ungkap Rodiyah.

Pengobatan rutin

Untuk menangani pembengkakan pada alat vitalnya, Akbar menjalani perawatan selama tiga pekan dan beberapa operasi di RSUD Jombang. 

Total biaya yang dikeluarkan mencapai Rp 75 juta.

Saat Akbar meninggalkan rumah sakit, sebenarnya masih ada kekurangan biaya sebesar Rp 12 juta.

"Tapi waktu itu saya minta keringanan, akhirnya yang Rp 12 juta dibebaskan," ungkap Rodiyah.

Usai menjalani operasi, Akbar melakukan pemeriksaan dan perawatan rutin setiap lima hari sekali.

Setiap kali memeriksakan anaknya, Rodiyah harus menyediakan uang antara Rp 800.000 hingga Rp. 1 juta.

Biaya itu disiapkan karena keluarganya tidak tercover dalam program jaminan kesehatan (JKN-KIS).

Di sisi lain, sepeninggal suaminya, Rodiyah tidak bisa lagi bekerja dan kini terpaksa numpang tinggal di rumah saudaranya.

"Dulu masih bisa ngontrak (rumah). Waktu bapaknya masih ada, saya bisa kerja jualan ikan, tapi sekarang tidak bisa," ungkap Rodiyah.

https://regional.kompas.com/read/2020/09/09/12341431/derita-akbar-tak-bisa-buang-hajat-setelah-alat-vital-kena-tendang-saat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke