Salin Artikel

Kronologi PKL di Malioboro Positif Covid-19, Awalnya Mengeluh Demam dan Lemas

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, PKL itu mengeluh demam, lemas, dan batuk, pada 27 Agustus 2020.

PKL itu tak berjalan sejak saat itu. Ia istirahat di rumah.

Heroe mengatakan, PKL itu memeriksa diri ke puskesmas pada 1 September.

"Keesokan harinya dibawa ke rumah sakit dan dilakukan rapid test, hasilnya reaktif," kata Heroe dalam keterangannya, Minggu (6/9/2020).

PKL itu lalu menjalani tes swab. Hasil tes keluar pada 4 September dan dinyatakan positif Covid-19.

Pada sore harinya, PKL itu meninggal. Jenazahnya dimakamkan dengan protokol Covid-19 di Kulonprogo pada malam harinya.

Pemerintah Kota Yogyakarta langsung melakukan tracing pada Jumat malam.

Pemkot memutuskan meliburkan delapan PKL yang biasa berdagang di dua ruas di zona tiga Malioboro.

"Kedua ruas itu yang jualannya berdekatan sudah kami liburkan. Tracing kepada kontak erat dengan almarhumah, baik itu di sekitar lapak maupun di rumahnya di daerah Wilayah Suryatmajan Kecamatan Danurejan Yogyakarta," jelas Heroe.


Menurut Heroe, anak, menantu, dan cucu, dari PKL tercatat sebagai orang yang melakukan kontak erat.

Anak dan menantu sempat mengantar PKL itu berobat. Mereka juga menggantikan PKL itu berjualan di Malioboro.

Pemkot Yogyakarta meminta keluarga dan PKL yang kontak erat dengan pasien itu melakukan karantina mandiri.

"Sementara pedagang PKL lainnya masih diizinkan untuk berjualan dan kondisi di Malioboro masih aman. Sebab yang kontak erat sudah diliburkan dan isolasi mandiri. Termasuk yang sempat shalat jemaah dengan almarhumah juga sudah diminta isolasi mandiri," ungkapnya.

Pemkot Yogyakarta masih mendalami dari mana PKL itu tertular virus corona baru atau Covid-19.

Heroe meminta masyarakat tak berspekulasi terkait kasus ini.

"Saat ini, jangan berspekulasi apapun terhadap kasus ini. Sebab yang positif ditemukan satu orang pedagang, yang lainnya menunggu hasil tracing. Kita berharap tidak meluas, makanya kita saat ini yang kontak erat kita periksa semua. Hasilnya nanti akan diambil," kata Heroe.


Heroe tak menjelaskan sampai kapan dua ruas PKL di zona tiga Malioboro ditutup. Keputusan itu ditentukan hasil tracing.

Pemkot Yogyakarta juga menunggu hasil tracing untuk memeriksa para pembeli yang diduga melakukan kontak dekat.

Sejak 18-27 Agustus 2020, terdapat 31.000 pengunjung yang mengisi QR code di Malioboro. Tercatat, pengunjung yang memasuki zona tiga sebanyak 3.500 orang.

"Kita sudah mempunyai nomor kontaknya (pengunjung). Saatnya nanti jika perlu untuk periksa akan kita hubungi melalui WhatsApp untuk periksa. Saat ini informasi yang disampaikan melakukan protokol Covid-19, terus pakai masker di manapun, tidak berkerumun, dan selalu cuci tangan. Serta mengurangi interaksi. Sambil menunggu pemberitahuan lebih lanjut," jelasnya.

(KOMPAS.com - Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo)

https://regional.kompas.com/read/2020/09/06/22311231/kronologi-pkl-di-malioboro-positif-covid-19-awalnya-mengeluh-demam-dan-lemas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke