Salin Artikel

Beri Tumpangan, Siswa SMP Dibunuh karena Dendam

Nick Wilson sempat dilaporkan hilang oleh keluarganya sejak 15 Agustus 2020.

Siswa SMP itu dibunuh setelah memberikan tumpangan pada M yang akan pergi ke kebun.

Hari itu Nick Wilson yang sedang mengendarai motor Jupiter Z bertemu M di Jalan Simpang Namurambe. Nick Wilson kemudian menawari M tumpangan. Saat itu M hendak ke kebunnya di Tanjung Morawa sehingga ia membawa karung dan tali.

Di tengah jalan, M mengajak bocah 13 tahun itu istirahat di aliran Sungai Merah.

“Karena sudah ada rasa dendam, tersangka M mengajak korban beristirahat di aliran Sungai Merah, di situ lah dieksekusi,” kata Kapolres Deli Serdang Kombes Pol Yemi Mandagi.

Tak lama kemudian M menganiaya Nick Wilson karena dendam kerap dikaitkan dengan kegiatan berbau narkoba.

“Motifnya dendam karena sering dikatai ada kegiatan berbau narkoba di rumah tersangka. Dari hasil tes urin kepada M, hasilnya negatif,” katanya.

Setelah dianiaya hingga meninggal dunia, mayat Nick Wilson dimasukkan ke karung dan diikat lalu dilarung ke aliran Sungai Merah.

Pelaku kemudian membawa motor milik korban ke bengke E (34). Oleh E motor itu dijual kepada B (27) seharga Rp 2 juta.

Dari hasil penjualan motor tersebut, E mendapatkan uang Rp 200.000 dari M.

“Kendaraannya sedang dilakukan pencarian karena dari hasil keterangan tersangka B, dijual lewat media sosial,” katanya.

Sisa uang hasil penjualan motor kemudian digunakan M untuk melarikan diri ke Desa Tabayung Mandailing Natal.

Ia kabur pada 18 Agustus 2020 atau sehari sebelum mayat Nick Wilson ditemukan.

Keberaan M dketahui setelah polisi melakukan pendekatan terhadap keluarga pelaku. Saat dijemput, tersangka M sudah bekerja di sebuah perusahaan.

Diberitakan sebelumnya, mayat Nick Wilson ditemukan di dalam kali pertama kali oleh Suharyono yang hendak mengambil pasir di Sungai Merah, Tanjung Morawa, Deli Serdang pada Rabu (19/8/2020).

Saat ditemukan polisi sempat kesulitan mengidentifikasi korban karena kondisi mayat sudah rusak.

Selain mayat, di dalam karung tersebut polisi juga menemukan sebongkah batu karal seberat 10 hingga 15 kilogram. Kuat dugaan batu tersebut digunakan agar mayat tenggelam.

"Tanggal 15 Agustus itu dia ulang tahun. Umurnya 13 tahun lah. Jadi bangun tidur dia sempat memeluk saya. Saya sempat heran saya bilang kenapa kau memeluk mamak tiba-tiba. Dibilangnya mamak lupa ya, dibilangnya dia ulang tahun," ucap Mirawati.

Mirawati mengaku syok dan tak percaya buah hatinya meninggal dengan cara mengenaskan.

"Karena mau beli sarapan saja saya kasih dia uang. Setelah beli sarapan sempat balik pulang ke rumah mengembalikan uang kembalian tapi setelah itu pergi lagi dan tidak kembali lagi," kata Mirawati.

Sementara itu paman korban, Bob Fahmi, Nick bukan sosok anak bermasalah. Pihak keluarga pun tak tahu mengapa Nick dibunuh.

"Kami enggak ada lihat tanda-tanda kalau dia punya masalah. Dia masih kelas 2 SMP itu," kata Bob, dilansir dari Tribunnews, Sabtu (22/8/2020).

Bob menambahkan, keponakannya saat itu pergi keluar untuk mencari sarapan. Nick pergi dengan mengendarai sepeda motor Jupiter Z miliknya.

Setelah sempat pulang, Nick kemudian pergi lagi, dan tak pernah pulang ke rumah.

"Dia tinggal serumah sama saya. Saat pamit itu dia sama ibunya untuk beli sarapan saja tapi kemudian tidak pulang-pulang lagi,"ucap Bob.

Keluarga mengetahui Nick dibunuh setelah melihat foto yang beredar di media sosial tentang penemuan mayat di Sungai Merah.

"Di lihat dari handpone agak ragu awalnya. Tapi dari bajunya sepertinya sama. Saya lihat lihat baju di rumah yang seperti itu juga enggak ada. Cuma saat itu agak besar tubuh anak saya itu," kata Mirawati.

Beberapa saat kemudian, polisi menghubungi dirinya untuk meminta mengidentifikasi jasad di dalam karung tersebut.

Mirawati lalu bersama keluarga pergi ke rumah sakit Bhayangkara Medan. Setelah melihat ciri-ciri di jasad tersebut, terutama cat pirang di rambut, Mirawati meyakini jika mayat tersebut adalah anaknya.

“Iya benar, jenazah yang ditemukan itu, teridentifikasi sebagai seorang pelajar SMP 2 Galang,” kata Kasat Reksrim Polresta Deli Serdang Kompol M Firdaus saat dihubungi, Sabtu (22/8/2020) pagi.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dewantoro | Editor: Aprillia Ika)

https://regional.kompas.com/read/2020/09/03/10200061/beri-tumpangan-siswa-smp-dibunuh-karena-dendam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke