Salin Artikel

Sukacita Bermain Medsos Bupati Banyumas, Sering Di-bully hingga Dapat Julukan Unik

Hal itu juga dialami Bupati Banyumas, Jawa Tengah, Achmad Husein.

Dalam beberapa kesempatan saat bertemu dengan awak media, dengan nama bercanda ia mengaku kerap dirundung (bully) oleh warganet.

Pada awalnya Husein mengaku kerap dibuat kesal dengan tingkah atau komentar para pengikutnya yang bernada negatif.

Namun, lama-kelamaan Husein menanggapi komentar negatif tersebut dengan santai.

"Ini yang mulesi (bikin sakit perut), kalau yang kontranya berlebihan saya tantang saja, temuin saya saja, diskusi di sini, tapi tidak pernah sampai kejadian," ungkap Husein saat berbincang, baru-baru ini.

Salah satu hal yang membuatnya jengkel yaitu saat warganet menyebut Husein menjadi jarang blusukan setelah aktif di medsos.

"Emosi sih enggak, tapi marajelehi (menjengkelkan), wong kenyatannya tidak seperti itu. Sampai saya bilang kalau benar seperti itu saya yang dosa, tapi kalau salah Anda yang dosa. Tapi, lama-lama-lama enggak apa-apa, paling saya komentari hehehe saja, atau saya like," kata Husein.

Namun, aktivitas di medsos juga menunjukkan sisi lain dari sosok seorang kepala daerah.

Tidak melulu hubungan formal, tetapi juga kerap disisipi dengan gurauan.

Tingkah kocak juga kerap dipertontonkan Husein dalam unggahan video. Bahkan oleh para pengikutnya, Husein mendapat julukan "bakul peso" (penjual pisau).

Berbagai komentar pun dilayangkan warganet yang melihat gaya pimpinannya itu layaknya penjual pisau di pasar.

Irfan Bahtiar, seorang pegiat medsos di Banyumas, mengaku kerap diminta bantuan oleh Husein.

Dia juga mengenalkan beberapa tools di medsos yang tidak diketahui Bupati.

"Misal story IG baru mengerti kemarin, IG TV, live IG pun pertama kali sama saya, saya sebagai host memandu," kata Bawor, sapaan karibnya.

Sesekali Bawor juga diminta untuk membuat konten video berupa grafik perkembangan kasus Covid-19.

Bawor lebih sering dimintai bantuan untuk membuat lomba online, seperti desain masker atau lomba komentar berbahasa ngapak hingga lomba TikTok.

"Saya juga kadang menyampaikan komplain atau masukan dari masyarakat yang masuk lewat DM (direct message), nanti Bupati yang menindaklanjuti. Suara dari masyarakat memang sangat banyak, jadi tidak bisa terserap semuanya. Keluhan itu isinya campur aduk," kata Bawor.

Bawor menyarankan, apabila ada keluhan, lebih baik disampaikan melalui kolom komentar karena akan bisa langsung terbaca oleh Husein.

Pasalnya, Husein tidak memiliki tim khusus untuk mengelola medsosnya.

"Saya tidak merekomendasikan DM ke Pak Bupati, karena yang DM banyak sekali, isinya ada yang ucapan-ucapan, ucapan terima kasih dan keluahan itu campur aduk," ujar Bawor.

Irfan mengaku selama membantu Bupati tidak ada kesulitan berarti. Permintaan Husein dinilai tidak macam-macam.

"Permintaannya cenderung sederhana, justru yang membutuhkan effort lebih itu ketika ada lomba, karena biasanya waktunya mendadak, penjurian juga mepet. Saya biasanya dibantu tim karena saya punya agensi," tutur Bawor.

Sementara itu, salah seorang pengikut akun Instagram Husein, Ovan Wicaksono, mengatakan, konten yang ditampilkan sangat bermanfaat.

"Info seputar Covid-19 bagus, informatif banget. Interaksi di live IG dan kolom komentar juga asyik, tapi kalau DM kurang. Saya pernah DM enggak dibaca sama sekali," kata Ovan.

Ovan meminta, meski aktif di medsos, Bupati juga harus tetap aktif dengan terjun langsung ke masyarakat.

https://regional.kompas.com/read/2020/08/25/12562151/sukacita-bermain-medsos-bupati-banyumas-sering-di-bully-hingga-dapat-julukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke