Salin Artikel

Warga Satu Kecamatan di Sultra Dihantui Debu Hitam, Apa Penyebabnya?

Polusi ini khususnya dirasakan warga yang tinggal di sekitar mesin Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang diduga milik salah satu perusahaan tambang.

Debu hitam diduga ditimbulkan dari pembakaran batu bara di PLTU tersebut.

Hampir setiap hari warga merasakan debu hitam itu masuk sampai ke rumah mereka.

Rismanto (29), salah seorang warga Desa Wawoluri menuturkan, kejadian tersebut baru disadarinya dalam sepekan ini.

"Saya rasakan 4 atau 5 hari ini, karena setiap bangun pagi kok kaki saya hitam, padahal dalam rumah. Jadi saya posting di Facebook, ternyata banyak warga desa lain yang alami seperti itu juga," kata Rismanto saat dihubungi, Sabtu (22/8/2020).

Ia menjelaskan, letak PLTU berada di Desa Tani Indah, tidak terlalu jauh dari desanya, yakni sekitar 4 atau 5 kilometer.

PLTU dan permukiman warga hanya dipisahkan oleh sungai.

"Banyak orang bilang dari PLTU milik PT OSS. Ada penampungan batu bara, atau dari tungku perusahaan itu juga," ujar Rismanto.

Menurut Rismanto, jika kondisi ini dibiarkan, maka polusi udara tersebut dikhawatirkan bisa berdampak pada kesehatan warga, seperti penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

"Memang saat ini warga belum merasakan dampak kesehatan, tapi untuk jangka panjang bisa menggangu kesehatan kami," kata Rismanto.

Ia mengaku sudah menyampaikan keluhan itu kepada camat Motui, dan pemerintah kecamatan akan segera bertemu dengan para kepala desa lainnya.

"Mungkin akan berkoordinasi dengan pihak perusahaan. Tapi saya dengar mahasiswa di sini akan lakukan protes nanti di perusahaan, mungkin awal pekan depan," kata dia.


Dirasakan satu kecamatan

Sementara itu, Kepala desa Wawoluri Safri Armin membenarkan adanya keluhan debu hitam dari warganya.

Ia menjelaskan, polusi debu warna hitam itu tak hanya dialami warganya, namun semua warga desa yang berada di Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara.

"Saya juga rasakan debu hitam masuk dalam rumah. Asal debu itu belum bisa kami pastikan, hanya menduga dari PLTU batu bara atau asap cerobong perusahaan tambang PT OSS," kata Safri saat dikonfirmasi.

Menurut Safri, hingga saat memang belum ada warganya yang mengalami penyakit ISPA.

Tetapi warga sudah mulai merasakan batuk-batuk.

Untuk mengatasi masalah ini, pihak kecamatan bersama para kepala desa yang ada di Kecamatan Motui akan mengelar pertemuan guna membuat langkah-langkah tindak lanjut atas keluhan warga mengenai debu hitam.

"Malam Senin kami dengan Camat Motui akan rapat untuk mencari solusinya. Mungkin juga kami akan masuk ke Kantor BLH Provinsi. Bupati juga sudah tahu masalah ini," kata Safri.

https://regional.kompas.com/read/2020/08/23/07553891/warga-satu-kecamatan-di-sultra-dihantui-debu-hitam-apa-penyebabnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke