Salin Artikel

Mumtaz Rais dan Kegaduhan di Kabin Garuda

Perselisihan berawal dari Mumtaz yang berkomunukasi menggunakan ponsel saat pesawat transit di Makassar untuk mengisi bahan bakar.

Hari itu Nawani duduk di kelas bisnis sederet dengan Mumtaz Rais. Mereka menumpang pesawat dengan penerbangan GS 643 rute Gorontalo-Makassar-Jakarta.

Saat transit di Kota Makassar untuk mengisi bahan bakar, Mumtax berkomunikasi menggunakan ponselnya dengan volume suara yang keras.

Padahal ada komunikasi menggunakan ponsel tak semestinya dilakukan karena pesawat dengan mengisi bahan bakar.

Aktivtas Mutaz sempat ditegur hingga tiga kali oleh awak kabin. Nawawi yang duduk di sebelah Mumtaz akhirnya menegur putra Amine Rais tersebut.

"Kalimat awal yang saya ucapkan untuk ikut mengingatkan yang bersangkutan hanyalah 'Mas, tolong dipatuhi saja aturannya'," ucap Nawawi.

Mumtaz lantas kesal dengan teguran Nawawi. Perselisihan mulut pun terjadi antara keduanya.

Awak kabin dan rekan Mumtaz mencoba menenangkan Mumtaz Rais. Namun, Mumtaz terus saja melontarkan kata-kata dengan nada tinggi.

"Bahkan yang bersangkutan, meski telah ditenangkan awak kabin dan rekannya, masih terus mengucapkan kata-kata 'pahlawan kesiangan', dan saya hanya menyampaikan, saya akan meneruskan urusannya ke pihak berwenang di bandara," tutur dia.

Hingga sampai di Bandara Soekarno Hatta dan turun dari pesawat, Mumtaz tampak tak terima dengan teguran Nawawi.

Salah seorang rekan Mumtaz kemudian menyampaikan permohonan maaf kepada Nawawi. Namun, Nawawi melihat permohonan maaf bukan murni bersumber dari Mumtaz sendiri.

Sebab, Mumtaz Raiz terlihat langsung terburu-buru meninggalkan pesawat tanpa tegur sapa sedikitpun.

"Ada pihak lain yang merupakan teman yang bersangkutan, yang saat hendak turun pesawat mengucapkan permohonan maaf. Tetapi yang bersangkutan sendiri telah buru- buru turun tanpa tegur sapa apapun," ujar Nawawi.

Ia pun telah menyampaikan kepada Mumtaz Rais serta rekannya bahwa perselisihan itu akan dilaporkan ke pihak kepolisian Bandara Soetta.

"Jadi yang bersangkutan itu sangat mengetahui kalau saya akan menyampaikan laporan tersebut," ujar Nawawi.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kapolres Bandara Soekarno-Hatta Kombes Adi Ferdian Saputra. Dia mengatakan Nawawi melaporkan kejadian terseut secara lisan.

"Jadi pada malam hari itu beliau (Nawasi) hanya menyampaikan ada kejadian (cekcok) tersebut," tutur dia.

Sementara itu Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan pihaknya menghormati proses hukum antara kedua penumpang yang berseteru.

Pihaknya berjanji kooperatif memberikan keterangan kepada pihak kepolisian apabila dibutuhkan.

Dia menegaskan, pihaknya tidak akan memberikan toleransi kepada pihak yang dengan sengaja melanggar aturan keselamatan penerbangan.

"Kami meyakini komitmen penerapan safety pada operasional penerbangan dapat berjalan optimal dengan adanya dukungan dan peran serta seluruh penumpang dalam mematuhi aturan keselamatan penerbangan yang berlaku," kata Irfan.

Ia menjelaskan perselisihan tersebut muncul saat salah seorang penumpang kelas bisnis menggunakan ponsel saat pesawat melakukan pengisian bahan bakar.

Ia juga mmebenarkan jika awak kabin telah menegur penumpang tersebut sebanyak tiga kali.

"Hal tersebut mengakibatkan penumpang lain yang juga duduk di kelas bisnis turut menegur penumpang bersangkutan sehingga terjadi adu argumen antarpenumpang," kata Irfan tanpa menyebut nama.

"Atas nama pribadi, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kegaduhan yang terjadi, menyusul peristiwa di kabin pesawat Garuda rute Gorontalo-Makassar-Jakarta," kata Mumtaz dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/8/2020).

Mumtaz Rais mengaku khilaf atas tindakan yang tidak sepatasnya itu. Menurutnya saat kejadian ia sedang kelelahan sehingga mudah terpancing emosi.

Ia menjelaskan perdebatan dengan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango terjadi karena kesalahpahaman.

Namun putra Amien Rais ini juga membantah membentak pramugari. Menurut Mumtaz, pembicaraan antara dirinya dan awak kabin pesawat berjalan dengan baik.

"Jadi tidak ada itu marah-marah antara saya dengan awak kabin. Memang ada kesalahpahaman antara Bapak Nawawi sama saya, jadi ini personal antara penumpang dengan penumpang, kebetulan memang persoalan telepon itu," ungkapnya.

Bahkan saat kejadian, menurut Mumtaz, pramugari yang mendatanginya menyarankan agar ia pindah ke depan agar mendapatkan sinyal yang lebih baik.

"Itu lagi refeuling, bukan boarding ya itu harus dikoreksi, jadi kalau telepon boleh gitu lho. Kalau mau lebih jelas, malah ke depan saja, begitu kata beliau (pramugari)," jelasnya.

Mumtaz tak menyalahkan Nawawi yang menegurnya saat itu. Mungkin, Nawawi tak mendengar secara jelas percakapannya dengan pramugari.

"Mungkin Beliau punya tebak-tebakan ya kalau saya dengan pramugari itu lagi eyel-eyelan. Padahal pramugari itu justru menyarankan untuk telepon di depan lebih jelas suaranya," ungkapnya.

Hal itu memungkinkan terjadi karena jarak antara dirinya dan Nawawi cukup jauh. Nawawi duduk di dekat jenderal sebelah kanan dan dirinya di dekat jendela sebelah kiri.

"Tetapi pada intinya saya yang lebih muda, sungguh menghormati Pak Nawawi sebagai senior. Artinya mungkin harus dengan kejadian seperti ini maka kita akhirnya harus saling kenal," ucapnya.

Mumtaz juga mengatakan dirinya tak mengenali Nawawi yang mengenakan masker dan kacamata.

"Sebenarnya kasus ini remeh temeh, nggak gede-gede amat, tapi memang karena bintangnya Mumtaz, maka jadi viral. Sesungguhnya kasus ini tidak perlu dibesar-besarkan bahkan bisa dianggap remeh-temeh karena tidak ada permasalahan antara penumpang dengan maskapai," jelasnya.

Mumtaz mengakui suaranya sangat keras saat menelepon. Ia menduga hal itu mengganggu Nawawi dan penumpang lain.

"Mungkin mengganggu beliau atau gimana, saya memaklumi kalau itu karena saya ditakdirkan dengan suara yang agak kencang," ungkapnya.

Mumtaz Rais mengaku belum mengetahui apakah ada laporan ke polisi terkait peristiwa tersebut. Namun, Mumtaz yakin kesalahpahaman yang terjadi bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

Setelah kejadian tersebut, Mumtaz mengaku sudah menghubungi Nawani secara pribadi.

"Beliau itu pribadi yang sangat teduh, yang pastinya saya yang muda menyapa beliau duluan, bukan hanya maaf-maafan malah sudah ngobrol-ngobrol yang lain, artinya sudah cair," jelasnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Haryanti Puspa Sari, Wijaya Kusuma, Singgih Wiryono | Editor: Fabian Januarius Kuwado, Dheri Agriesta, Sandro Gatra)

https://regional.kompas.com/read/2020/08/16/11050091/mumtaz-rais-dan-kegaduhan-di-kabin-garuda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke