Salin Artikel

ODGJ Diperkosa Disaksikan Anak hingga Melahirkan, Dinsos Rayu Korban agar Mau Lepas Bayinya

Belum ada perubahan perilaku dari kondisi IN, meski saban harinya, sejumlah petugas Dinsos datang ke Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) dimana IN dan kedua anaknya tinggal.

Sembari mengantar makanan, memeriksa kondisi IN dan bayinya, petugas Dinsos terus berusaha mengobrol dengan IN agar mau melepaskan bayinya demi masa depan dan tumbuh kembang si anak yang masih berusia 3 bulan tersebut.

"Kita bagi dia tilam, ada kasur kecil juga, tapi dia sering letak anaknya di lantai, katanya bagus di lantai, macam kapal kecil dia tengok," ujar Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Nunukan Yaksi Belaning Pratiwi, Sabtu (15/08/2020).

Pasca VR (6) anak pertama IN disekolahkan di Lembaga Kesejahteraan Anak (LKSA) Aisyiyah Ruhama, pekerja social (Peksos) kian ketat menjaga IN dan bayinya.

Kondisi psikis IN yang masih sering lepas kendali membuat petugas harus lebih ekstra menjaga IN.

"Dia tidak peduli mau panas, mau hujan, kalau lama tidak jumpa anaknya pasti akan keluar membawa bayinya, mencari anak pertamanya, kita terus beri pengertian selama anaknya sekolah," lanjut Yaksi.

IN juga masih sering berbicara dengan tembok seakan curhat terkait kondisinya sambil sesekali tertawa dan marah tidak jelas sebabnya.

Keberadaan bayi IN juga menyulitkan petugas, baik susu atau urusan mandi dan membersihkan si jabang bayi mendapat perhatian khusus. 

Bagaimanapun si bayi dibesarkan oleh seorang ibu dengan kondisi mental tidak stabil, sehingga dikhawatirkan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

"Kalau buat susu pagi, bukan dia buang kalau tidak habis, dia kasihkan lagi sampai malam, itu kan tidak sehat, kami sering datang bergantian untuk awasi si bayi, kami kasih mandi dan gantikan air susu dalam dotnya," kata Yaksi.


Akan dikirim ke Banjarbaru untuk rehabilitasi

Intensitas obrolan dan pertemuan yang diagendakan Dinas Sosial dengan IN bertujuan agar IN perlahan mau mengerti bagaimana seharusnya ia diperlakukan dan bagaimana si bayi harus melanjutkan hidupnya.

Meski terkesan tak manusiawi memisahkan sang anak dan ibunya, namun tidak mungkin Dinsos membiarkan ODGJ merawat bayi.

"Lebih baik selamatkan bayinya daripada ibunya agar generasi selanjutnya bagus, tapi harus terus kita doktrin supaya mindsetnya berubah, kita akan segera buat MoU untuk rehabilitasi IN ke Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (BRSPDM)Budi Luhur Banjar Baru, semoga tahun depan terlaksana," katanya.

Jadi ODGJ karena korban perjodohan

IN merupakan ODGJ di Nunukan yang berasal dari Pinrang Sulawesi Selatan, dari hasil asesmen yang dilakukan Dinas Social Nunukan, trauma psikis yang dialaminya, diakibatkan oleh beberapa persoalan.

Persoalan pertama, dia adalah korban perjodohan orangtua yang berakhir dengan perceraian, dimungkinkan terjadi hal yang membuatnya trauma sehingga ia memutuskan ikatan perkawinan.

Yang kedua ia menikah dengan kurir narkoba dan terseret dalam pusaran pemain narkoba sampai membuatnya fikirannya terganggu akibat kandungan kimia narkoba. 

Sebab ketiga, adalah ia mengalami peristiwa yang mengguncang batinnya, apalagi diduga ia diperkosa disaksikan putrinya oleh sejumlah orang tak bertanggung jawab, sampai akhirnya hamil dan melahirkan.

Diberitakan sebelumnya, IN sempat tinggal di bangunan usang eks Kantor Imigrasi dan juga sering tidur di sejumlah kapal rusak tak terpakai di pesisir pantai jalan Lingkar, ia diperkosa berkali kali di dua lokasi tersebut hingga hamil dan ironisnya hal tersebut dilakukan disaksikan VR.

‘’Perbuatan itu dilakukan dengan disaksikan anaknya, itu sangat mengerikan, sang anak kami Tanya juga bercerita apa yang dilihatnya, ada banyak yang melakukan itu disaksikan si anak, ini menjadi bahan pemikiran kami,’’sebagaimana dikatakan Sekretaris Dinsos Nunukan Yaksi Belaning Pratiwi, Selasa (4/8/2020).


Saat pertama ditemukan oleh petugas Dinsos, IN bersama anaknya VR ada di perahu bekas pinggir pantai di jalan Lingkar Nunukan Selatan. IN selalu menggandeng tangan anaknya dan membawa tas kecil.

Saat diperiksa, di dalam tas tersebut terdapat banyak catatan nomor telefon orang yang diduga adalah pemain narkoba.

‘’Menurut polisi, IN kemungkinan akan dijadikan kurir narkoba, tidak menutup kemungkinan otaknya terganggu akibat narkoba juga,’’katanya.

Kondisi IN menjadi perhatian karena gangguan kejiwaan yang dialaminya akan berpengaruh ke kejiwaan di anak, baik VR atau anak keduanya yang masih berusia 3 bulan.

Rumah perlindungan "kurang aman"

Apalagi, mereka tinggal di Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) yang jauh dari kata layak, gedung yang seharusnya menjadi rumah aman bagi orang dengan masalah yang membutuhkan pendampingan khusus. 

Idealnya harus ada klinik dan security, yang terjadi adalah, gedung RPTC Nunukan rusak parah di banyak bagian.

Tidak ada penjaga atau klinik, laki-laki dan perempuan dicampur begitu saja, sehingga dikhawatirkan akan muncul masalah baru, terutama masalah asusila dan pedofilia.

Pemkab Nunukan juga tidak bisa apa apa dengan keadaan gedung RPTC, karena gedung tersebut masih merupakan asset pemerintah Provinsi Kaltim yang belum diserah terimakan ke Pemda Nunukan.

https://regional.kompas.com/read/2020/08/16/08094261/odgj-diperkosa-disaksikan-anak-hingga-melahirkan-dinsos-rayu-korban-agar-mau

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke