Salin Artikel

Saat Sang Putra Sulung Ingin Jadi Calon Pengganti Risma di Pilkada Surabaya

Bahkan ia menyebut telah siap jika DPP PDI-P memberikan rekomendasi pada dirinya. Fuad sendiri telah tercatat sebagai kader DPD PDI-P Perjuangan Kota Surabaya.

Pada Pilkada tahun 2015 lalu, Fuad langsung turun di lapangan untuk menggalang dukungan untuk sang ibu yang saat itu menjadi calon wali kota petahana Surabaya.

Kala itu, Fuad dan komunitas relawannya berkeliling kampus untuk menyosialisasikan program-program Risma.

Bahkan Fuad sempat mendaftarkan secara resmi relawannya yang bernama Pemuda Produktif, Inspiratif, Solutif (Pemuda PIS) ke posko pemenangan di Kantor PDI-P Surabaya.

Relawan yang begabung bersama Fuad adalah berasal dari berbagai kampus dan komunitas yang ada di Surabaya.

"Di kegiatan tersebut, kami juga akan mensosialisasikan Pilwali Surabaya sekaligus program Risma-Wisnu yang sudah terbukti berhasil memajukan Surabaya," kata dia kala itu, Kamis (5/11/2015).

"Saya sangat berharap Ibu Megawati tidak merekomendasikan Ibu Risma untuk maju ke Pilgub DKI. Ibu (Risma) masih dibutuhkan di Surabaya," kata Fuad saat dikonfirmasi, Kamis (11/8/2016).

Fuad mengungkapkan bahwa wacana pencalonan itu sempat disampaikan Risma kepada keluarganya.

Namun, Risma menyatakan masih tetap ingin di Surabaya sesuai komitmen yang dibuat bersama Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana saat terpilih kedua kalinya beberapa waktu lalu.

Saat ditanya warga Surabaya perihal tersebut. Fuad selalu memastikan bahwa ibunya akan tetap di Surabaya hingga lima tahun ke depan.

"Banyak warga yang tanya ke saya usai terpilih kemarin," kata dia.

Dia diperiksa terkait perizinan proyek basement Rumah Sakit Siloam yang disebut menjebabkan amblesnya Jalan Gubeng Surabaya sedalam kurang lebih 10 meter pada 17 Desember 2018 lalu.

Polisi memeriksa Fuad karena namanya disebut sejumlah saksi yang sudah diperiksa dalam kasus amblesnya sebagian Jalan Raya Gubeng November 2018 lalu.

"Nama F muncul dan disebut dari saksi-saksi yang sebelumnya kami periksa. Jadi penyidik ingin mengklarifikasi," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Timur Kombes Akhmad Yusep Gunawan kepada wartawan, Selasa.

Dia tidak bisa menjelaskan sejauh mana detil putra Risma tersebut berperan dalam kasus itu.

"Penyidik masih perlu mengkonfrontasi dengan saksi lainnya. Nanti akan di dalami lagi. Ini masih panggilan pertama ," jelasnya kala itu.

Sementara itu Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung Mangera sebelumnya menyebut, Fuad berperan di wilayah perizinan dalam kasus tersebut.

"Inisial F terkait perizinan," katanya.

Dia menganggap perkembangan pemeriksaan terhadap F menunjukkan penegakan hukum di Jawa Timur tidak tebang pilih.

"Tidak seperti yang disangkakan orang bahwa penegakan hukum itu tumpul di atas dan tajam ke bawah," jelasnya.

Sementara itu kepada wartawan, Fuad mengaku Kepada wartawan, Fuad mengaku diperiksa sejak pukul 09.00 WIB dengan 20 pertanyaan.

"Ada 20 pertanyaan," kata Fuad, kepada wartawan seara singkat pada Selasa, (26/3/2019) lalu.

Dia juga mengaku diperiksa perihal amblesnya Jalan Raya Gubeng. Sayangnya dia enggan menjelaskan apakah pemeriksaan terkait perizinan atau perencanaan.

"Perencanaan? perencanaan apa itu?" jawab Fuad.

Namun dari hasil penyidikan, Fiad dipastikan tidak terlibat dalam perizinan proyek basemant Rumah Sakit Siloam yang membuat jalan ambels pada 17 Desember 2018 lalu.

"Keterangan saksi yang menyebut Fuad bertemu di hotel untuk membahas perizinan tidak terbukti. Saat dikonfrontir dengan saksi lainnya juga tidak terbukti," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung Mangera yang dikutip dari Kompas.com pada Sabtu (27/4/2019).

Namun ia mengaku siap jika partainya memberikan amanah untuk maju di Pilkad Surabaya.

Sebagai anak sulung , Fuad mengakui sering memanfaatkan momentum saat sang ibu yang menjabat sebagai wali kota untuk blusukan mulai dari tokoh masyarakat hingga ke kaum milenial.

"Mungkin saya sudah blusukan silaturahim dengan masyarakat, juga ke tokoh masyarakat. Karena memang 10 tahun masa jabatan Ibu, saya terus berkomunikasi, menjalankan silaturahim dengan masyarakat dan sering bertatap muka dengan mereka, jadi persiapan jauh-jauh hari, tidak di saat momen Pilwali ini saja," ujar saat ditemui di sebuah kafe di Surabaya, Jumat (14/8/2020).

Fuad sendiri ingin mengefektifkan tim relawannya saat ini, agar ia kolaborasikan dengan tokoh masyarakat serta kaum millenial Surabaya.

"Kalau memang mendapat rekom, ya nanti pasti tetap langsung menyusun strategi dengan pasangan saya, paling tidak tim pemenangan terlebih dahulu, yang memang kami coba ambil dan kolaborasikan dari semua elemen mulai dari tokoh masyarakat dan pemuda juga," kata dia.

Menurut dia, sudah saatnya pemuda seperti dirinya berkiprah di dunia politik.

Dengan demikian, dirinya bisa memfasilitasi keinginan para pemuda untuk berkreatifitas dan memajukan Kota Surabaya.

"Potensi anak muda di Surabaya itu besar, karena memang jumlah anak muda di Surabaya cukup banyak. Jadi, memang paling enggak ada pasangan calon yang harus bisa memfasilitasi keinginan dari para pemuda juga, biar para pemuda ini bisa mempunyai kreatifitas-kreatifitas, dan Kota ini bisa maju lagi," kata Fuad, yang juga menjabat Ketua Karang Taruna Kota Surabaya.

PDI-P sendiri baru akan mengumumkan calon pengganti Tri Rismaharini sebagai wali kota Surabaya pada 19 Agustus mendatang. Sebab, 19 Agustus adalah jadwal pengumuman putaran terakhir pasangan yang diusung PDI-P pada Pilkada Serentak 2020.

Ketua DPD PDI-P Jawa Timur Kusnadi tidak menjawab siapa nama pasangan yang memiliki kans besar untuk diusung PDI-P pada Pilkada Surabaya.

Namun, ia memastikan salah satu nama dari 19 pendaftar di PDI-P akan diusung sebagai pengganti Risma di Pilkada Surabaya.

Ke-19 nama pendaftar tersebut yakni Dyah Katarina (anggota DPRD Surabaya), Armuji (anggota DPRD Jatim), Anugerah Ariyadi (mantan anggota DPRD Surabaya), Mega Djadja Agustjandra (pengusaha), Sutjipto Joe Angga (pengusaha), dan Chrisman Hadi (seniman).

Selanjutnya, Sri Setyo Pertiwi (pengusaha), Laksda TNI (Purn) Untung Suropati, Fandi Utomo (mantan anggota DPR RI), Warsito (mantan anggota DPRD Surabaya), Gunawan (pengusaha), Dwi Astutik (Muslimat NU), Haries Purwoko (pengusaha), Lia Istifhama (fatayat NU), Achmad Wahyuddin (pengusaha), Whisnu Sakti Buana (wakil wali kota Surabaya), Ony Setiawan (aktivis), Edy Tarmidy (politisi PDI-P), dan Ahmad Nawardi (anggota DPD).

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis : Kontributor Surabaya, Achmad Faizal | Editor: David Oliver Purba, Robertus Belarminus)

https://regional.kompas.com/read/2020/08/15/15300031/saat-sang-putra-sulung-ingin-jadi-calon-pengganti-risma-di-pilkada-surabaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke