Salin Artikel

Keluarga Menduga Kepsek di Madiun Tertular Covid-19 dari Petakziah, Bukan Saat Hadiri Hajatan

Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Madiun Mashudi mengatakan, KS melakukan kontak dengan seorang pasien positif Covid-19 berinisial ST. Mereka bertemu saat menghadiri acara hajatan.

Namun, keluarga menduga KS, termasuk dua anak, dan menantunya tertular dari petakziah yang melayat suami KS yang meninggal pada Kamis (30/7/2020).

Pasalnya selama pandemi, KS bersama keluarga tidak pernah mendatangi hajatan.

“Dari prediksi, Ibu KS bersama tiga keluarganya tertular dari petakziah yang melayat suami Ibu KS. Sebab saat itu memang sangat banyak petakziah yang datang dari berbagai daerah,” kata PB, menantu KS melalui sambungan telepon, Jumat (14/8/2020).

KS mengatakan, saat melayat suami KS, baik petakziah wanita dari rekan kerja maupun yang lain tiba-tiba langsung memeluk dan menciumi KS.

Sedangkan kondisi imun KS menurun mengingat selama dua hari terakhir menunggu suaminya opname di rumah sakit.

“Hingga akhirnya suaminya meninggal, Ibu KS hampir tidak tidur dan nyaris tidak makan,” kata PB.

Tertular

PB menjelaskan, tentang meninggalnya KS dan tertularnya tiga anggota keluarganya, bermula saat suami KS, berinisial M (64) menjalani rawat inap di RSI Siti Aisyah Madiun pada 23 Juli.

Saat itu M didiagnosis menderita infeksi saluran kencing dan asma.

Selama suaminya diopname, KS begitu setia menemani. Selama menunggu, KS dalam keadaan sehat tidak ada keluhan apapun.

Tujuh hari kemudian, Kamis (30/7/2020), suami KS meninggal dunia lalu dimakamkan secara biasa di TPU Ds Pagotan.


Sepulang dari rumah sakit di hari pertama, KS masih belum menunjukkan gejala apapun dan masih sempat menemui sejumlah petakziah.

Namun, pada hari kedua KS mengalami batuk. Sehari kemudian, badan KS panas dan lemas.

Khawatir dengan kondisi KS, anak dan menantunya membawa KS ke RSUD dr Soedono Madiun. Di rumah sakit itu, KS langsung ditempatkan di ruang isolasi.

KS juga menjalani rapid test dengan hasil reaktif hingga akhirnya dilakukan tes swab.

“Karena Ibu KS ditempatkan di ruang isolasi, maka anak dan menantunya diminta untuk pulang,” ucap PB.

Sehari kemudian, Senin (27/7/2020) sore, hasil swab keluar dan KS dinyatakan positif Covid-19.

Selanjutnya seluruh keluarga KS yang tinggal serumah dikarantina secara mandiri.

Ada delapan anggota keluarga yang dikarantina, yakni OK (32), ND (32), MG (28), PR (36), AS (5), NA (4,5), RY (2,5), dan GY (2).

Tak hanya dikarantina, delapan anggota keluarga KS juga dites swab, Kamis (6/8/2020) di di RSUD Dolopo Madiun.

Lima hari kemudian, Selasa (11/8/2020), hasil swab diumumkan. Tiga anggota keluarga KS, yakni OK, ND, dan MG positif terpapar corona. Sementara lima anggota keluarga lainnya negatif.

Karena hasil itu maka masa karanti diperpanjang hingga 20 Agustus 2020.

Dua hari kemudian, Kamis (13/8/2020), KS yang menjalani perawatan di RSUD Dr Soedono Madiun meninggal dunia.

Almarhumah dimakamkan di TPU Desa Pagotan, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun sesuai dengan protokol pemakaman jenazah pasien Covid-19.

https://regional.kompas.com/read/2020/08/15/10065721/keluarga-menduga-kepsek-di-madiun-tertular-covid-19-dari-petakziah-bukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke