Salin Artikel

Cerita Perawat Rawat Pasien Covid-19 di Ruang Isolasi, Pernah Pingsan karena Terlalu Lama Kenakan APD

Dengan penuh semangat, Mahya menggambarkan yang selama ini dihadapi saat merawat pasien Covid-19.

Baik mereka yang berstatus sebagai ODP, PDP, dan terkonfirmasi positif Covid-19.

Tidak hanya menceritakan tentang keluh kesah para perawat saja, tapi dia juga menyampaikan keluh kesah yang dialami oleh para pasien Covid-19.

Hal tersebut, Mahya sampaikan dalam kegiatan preskon di gedung Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Tegal.

Kebetulan kali ini, tema yang diangkat yaitu tentang patriotisme dan perjuangan para tenaga medis dalam penanganan pandemi Covid-19.

"Karena pasien Covid-19 ini tidak boleh ditunggui dan dijenguk, maka peran kami tidak hanya merawat tapi juga sebagai keluarga pasien kami. Mulai mengurus makan, mengganti pampers, dan lain-lain. Intinya jika pasien membutuhkan bantuan, semaksimal mungkin kami akan berusaha yang terbaik," ujar Mahya, pada Tribunjateng.com, Kamis (13/8/2020).

Dikatakan, apapun kendala yang ada, atau kesulitan yang dialami oleh para perawat termasuk Mahya sendiri, jangan sampai mempengaruhi pelayanan jadi tidak maksimal.

Mahya bercerita, ketika dia dan teman-temannya masuk ke ruang isolasi lengkap dengan mengenakan APD, rasanya jauh lebih berat dibandingkan melakukan perawatan pada pasien lainnya.

Mengingat, APD ketika dikenakan apalagi dalam jangka waktu yang lama rasanya cukup panas dan bisa menimbulkan dehidrasi.


Ketika di ruang isolasi pun, bisa menghabiskan waktu dua sampai tiga jam. Karena kebutuhan pasien harus dipenuhi sebelum keluar dari ruang isolasi.

Maka, tidak jarang ditemukan perawat yang sampai pingsan karena dehidrasi.

"Saya sering mendengar keluh kesah dari pasien seperti lamanya hasil swab, begitu juga dengan keluarga pasien yang harus bolak-balik menanyakan hasilnya. Sehingga tugas kami tidak hanya mengedukasi dan memberikan semangat pada pasien, tapi juga kepada keluarga. Inilah yang kami rasakan selama masa pandemi Covid-19 ini," ungkapnya.

Adanya pasien atau keluarga pasien yang tidak mau jujur saat memberikan informasi kepada perawat, juga menjadi salah satu masalah atau kekhawatiran sendiri bagi Mahya.

Karena saat pasien tidak jujur, sehingga perawat yang melakukan penanganan tidak mengenakan APD lengkap, dan setelahnya ternyata hasil menunjukkan positif Covid-19.

"Semoga pesan saya ini bisa tersampaikan dan diperhatikan seluruh masyarakat, supaya pasien Covid-19 tidak terus bertambah," terangnya.

Sementara itu, Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Tegal, Kiswandi menambahkan, perawat di Kabupaten Tegal yang tercatat jumlahnya mencapai 1.710 orang ini, selama masa pandemi Covid-19 harus menghadapi berbagai permasalahan.

"Di Kabupaten Tegal pernah terjadi, ada perawat yang digeruduk atau didatangi oleh keluarga yang terdeteksi positif Covid-19. Keluarga pasien mengira perawat tersebut yang menyebarkan informasi kepada orang lain terkait status positifnya. Padahal informasi tersebut sudah tercatat dan terindikasi," tuturnya.

Sehingga dalam hal ini, Kiswandi menyampaikan, informasi tersebut saat ini sudah bisa diakses dan sebetulnya tidak masalah ketika orang lain mengetahui.

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Kisah Perawat di Ruang Isolasi Pasien Covid-19, Dehidrasi hingga Pingsan karena Kelamaan Pakai APD.

https://regional.kompas.com/read/2020/08/13/23191651/cerita-perawat-rawat-pasien-covid-19-di-ruang-isolasi-pernah-pingsan-karena

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke