Salin Artikel

Multazam Mendaki Puncak Piramid Tanpa "Guide", Padahal Sudah Dilarang

BONDOWOSO, KOMPAS.com - Multazam (18), pelajar SMAN 1 Tenggarang mendaki Gunung Piramid tanpa disertai pendamping yang sudah ahli.

Padahal, aturan naik ke puncak gunung tersebut harus bersama pendamping atau guide.

Para pelajar yang mendaki Gunung Piramid itu sebanyak lima orang, namun tiga orang naik ke puncak yang tidak diperbolehkan.

Karena untuk naik ke sana harus punya keterampilan khusus.

"Karena itu masuk wisata minat khusus, jadi harus didampingi guide," kata Sekretaris BPBD Bondowoso, Adi Sunaryadi, kepada Kompas.com, via telepon, Senin (10/8/2020).

Dia mengungkapkan, kontur tanah Gunung Piramid yang terletak di Kecamatan Curahdami itu sangat berbahaya.

"Dulu waktu saya masih dinas di pariwisata, sudah dikasi pengawasan khusus, pendaki yang naik didampingi guide yang sudah dibekali keterampilan khusus," papar dia.

Dia menyebut, lima pelajar yang melakukan kegiatan kemping itu sudah dilarang naik ke puncak Gunung Piramid oleh Kepolisian setempat.

Mereka sudah berjanji tidak naik ke Punggung Naga menuju puncak Piramid.

"Jadi, mereka hanya berkemah di bawah," tutur dia.

Namun, tiga orang nekat naik hingga akhirnya satu dari mereka terjatuh hingga meninggal dunia. 

Kabid Pariwisata Disparpora Bondowoso Arif Setyo Raharjo mengatakan, gunung yang terletak di Kecamatan Curahdami itu masih belum ditetapkan menjadi destinasi wisata.

"Untuk Gunung Piramid atau Argopuro belum menjadi destinasi wisata yang dikelola pemkab atau desa, belum ada pengelolanya," kata Arif.

Dia menyebut, Gunung Piramid belum ditetapkan sebagai destinasi wisata yang bisa dikunjungi oleh wisatawan.

Karena membutuhkan keahlian khusus untuk mendaki.

Warga yang datang mendaki secara mandiri ke tempat tersebut.

Berbeda dengan Gunung Raung atau Ijen, sudah dijadikan destinasi wisata. Warga bisa datang ke tempat tersebut.

Lahan Gunung Piramid tersebut merupakan kawasan milik Perhutani dan BKSDA Wilayah III Jember.

Bila ditetapkan menjadi destinasi wisata, maka harus ada kerja sama antar lembaga tersebut dengan Disparpora.

"Gunung piramid itu masih kami proyeksikan ke sana, karena perlu banyak pertimbangan sebagai wisata minat khusus," tambah dia.

Sementara ini, pendaki yang hendak naik hanya mendapat imbauan dari kepolisian setempat agar tidak sampai naik ke puncak.

Disparpora sendiri tidak memiliki kewenangan, apakah menutup atau membuka.

"Hari ini kami gelar rapat dengan Perhutani," pungkas dia.

Ketua DPRD Bondowoso Achmad Dhafir menyarankan agar pendakian Gunung Piramid ditutup sementara. 

Menurut dia, seharusnya keselamatan pendaki menjadi prioritas utama. Apalagi lokasi menuju puncak Gunung Piramid sudah diketahui sangat berbahaya.

"Seharusnya perhutani bikin papan bertuliskan tidak boleh dikunjungi siapapun, karena berbahaya," ujar dia saat dihubungi Kompas.com via telepon.

Dia menjelaskan, DPRD Bondowoso sudah pernah berkoordinasi dengan Perhutani dan Dispapora setelah ada korban pertama terjatuh.

Hasil dari koordinasi tersebut salah satunya menyarankan agar ada kerjasama pengelolaan antara Perhutani dengan pemerintah daerah.

Namun, sampai sekarang kerjasama tersebut belum terealisasi. Ini kkarena jika hendak dijadikan destinasi wisata, peralatan harus disediakan dengan lengkap agar menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pendaki.

"Bila perhutani tidak mau mengelola, maka harus ada MoU dengan Disparpora untuk menjalin kerjasama pengelolaan," tambah dia.

Pihak DPRD akan kembali berkoordinasi dengan Perhutani untuk menanyakan alasan kerjasama pengelolaan antara Perhutani dengan Pemerintah daerah tidak terlaksana.

Sementara itu, Wakil Bupati Bondowoso Irwan Bachtiar mengatakan kejadian itu menjadi masukan bagi Pemkab Bondowoso terkait pengelolaan Gunung Piramid.

Untuk itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Perhutani agar ditutup sementara.

"Nanti kami akan lakukan simulasi, kalau memang mau dibuka sebagai destinasi wisata, kami akan siapkan pemandu wisata agar aman," ucap dia.

Sebelumnya diberitakan, Multazam terjatuh setelah hendak turun dari puncak Piramid.

Ada lima pendaki yang naik ke Gunung Piramid. Mereka melakukan pendakian pada Sabtu (8/8/2020).

Setelah itu, pada Minggu (9/8/2020) pukul 06.00 WIB, ada tiga anak yang naik ke puncak Piramid untuk mengambil foto.

Setelah berfoto mereka turun, dan sekitar pukul 08.00 WIB, satu korban terpeleset jatuh ketebing sebelah utara.

Setelah tim melakukan pencarian, Multazam ditemukan meninggal dunia dalam keadaan tertelungkup. Korban ditemukan meninggal sekitar pukul 14.45 WIB.

https://regional.kompas.com/read/2020/08/10/10192801/multazam-mendaki-puncak-piramid-tanpa-guide-padahal-sudah-dilarang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke