Setelah diselidiki, PR diketahui memiliki riwayat jalan-jalan ke Solo yang merupakan zona merah penularan Covid-19.
“Iya, ada riwayat perjalanan ke Solo,” kata Kepala SMPN 1 Dolopo, Arif Wardoyo.
Kemudian pada Kamis (23/7/2020), PR mengalami demam dan batuk-pilek.
Keesokan harinya, PR sempat ke klinik Panti Bahagia untuk berobat.
Kemudian pada Selasa (28/7/2020), korban masih merasa tidak enak badan hingga memeriksakan diri ke Rumah Sakit Umum Daerah Sogaten Kota Madiun.
Dirujuk ke RS lain
Di RSUD Sogaten, pasien dirawat di ruang isolasi karena memiliki gejala sakit mirip Covid-19.
PR diisolasi sambil menunggu hasil tes swabnya.
Jumat (31/7/2020) siang, dia dirujuk ke RSUD dr Soedono untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut
Namun kondisinya memburuk dan akhirnya dinyatakan meninggal satu jam kemudian.
Hasil swab baru diketahui Sabtu (1/8/2020) dengan hasil positif Covid-19.
PR bertemu dengan sejumlah guru mata pelajaran bahasa Indonesia.
Dinas Kesehatan pun melakukan pelacakan kepada guru-guru maupun keluarga yang pernah berkontak dekat dengan pasien.
Diketahui, PR memiliki riwayat sakit jantung yang kemudian menjadi penyakit komorbid yang membuatnya meninggal dunia.
Aktifkan lagi rumah karantina
Menyusul kasus tersebut, Wali Kota Madiun, Maidi berencana membuka kembali rumah karantina bagi warga yang datang dari zona merah.
Mereka juga diwajibkan melakukan rapid test sebagai skrining awal Covid-19.
Rapid test akan difasilitasi puskesmas setempat secara gratis.
“Tempat isolasi kami aktifkan kembali. Semua warga yang datang dari daerah zona merah harus rapid test dulu," ujar Maidi.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Solo, Muhlis Al Alawi | Editor: Robertus Belarminus)
https://regional.kompas.com/read/2020/08/04/15332781/riwayat-guru-smp-di-madiun-sebelum-meninggal-karena-corona-jalan-jalan-ke