Salin Artikel

Sisir Hutan Riau Jelang "Global Tiger Day", Petugas Temukan Jerat Harimau hingga Perangkap Trenggiling

Operasi sisir jerat dilakukan di kawasan hutan konservasi PT Arara Abadi (APP Sinar Mas Grup) di Distrik wilayah Kabupaten Siak dan Kabupaten Bengkalis.

Tim gabungan terdiri dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, PT Arara Abadi, TNI, Polri, Forum Harimau Kita, Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Tahura dan masyarakat.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono menyampaikan, operasi sisir jerat ini dilaksanakan selama lima hari mulai dari 20 sampai dengan 25 Juli 2020.

Berdasarkan hasil penyisiran, petugas menemukan bermacam jenis jerat hingga perangkap satwa dilindungi.

"Tim kita di lapangan menemukan 45 jerat. Jerat yang ditemukan ini ada satu jenis tali sling masih aktif diduga untuk menangkap harimau sumatera. Selebihnya jerat tali nilon untuk menangkap babi, rusa dan maupun gajah. Kemudian, ada satu perangkap trenggiling atau untuk menangkap landak," sebut Suharyono saat diwawancarai Kompas.com di Pekanbaru, Sabtu (25/7/2020).

Pihaknya mengaku akan mendalami siapa pelaku yang memasang perangkap untuk memburu satwa dilindungi tersebut.

Suharyono menyatakan, operasi sisir jerat ini bukan hanya dilakukan menjelang atau dalam rangka memperingati Global Tiger Day.

Menurutnya, operasi ini sudah rutin dilakukan dalam setiap tahunnya untuk meminimalisir aksi perburuan satwa dilindungi.


Apalagi, sebut Suharyono, sejak Januari-Juli 2020 terdapat 60 kasus konflik dan temuan satwa dilindungi yang terjerat di kawasan hutan.

"Sampai bulan Juli pertemuan atau konflik, baik itu harimau sumatera, gajah sumatera, tapir, beruang totalnya sekarang ada 60 kasus. Khusus untuk gajah saja sudah 30 kasus. Ini termasuk satwa yang terjerat, konflik dengan manusia dan yang kita evakuasi," kata Suharyono.

Bahkan, sambung dia, ada satu kasus yang menyedihkan, yakni seekor harimau sumatera mati terjerat di kawasan hutan konservasi PT Arara Abadi pada 18 Mei 2020 lalu.

"Oleh sebab itu, operasi sapu jerat harus kita optimalkan dan rutin dilakukan di kawasan hutan. Ini merupakan sebuah komitmen bersama dalam upaya pelestarian satwa liar. Karena, jerat menjadi penyebab terbesar kematian satwa liar yang dilindungi termasuk satwa kunci seperti harimau dan gajah sumatera di wilayah Riau. Kita juga berharap tidak hanya perusahaan PT Arara Abadi saja yang aktif melakukan operasi ini, tapi semua pemegang konsesi di Riau," ucap Suharyono.

Puluhan jerat ditemukan

Sementara itu, terkait ditemukannya puluhan jerat di kawasan konservasi konsesi, pihak PT Arara Abadi memastikan bahwa jerat tersebut dipasang oknum yang tidak bertanggung jawab.

"Kita memastikan jerat yang kita temukan itu dipasang oknum yang tidak bertanggung jawab. Karena, kita pihak perusahaan dari awal sudah komitmen menjaga dan melindungi satwa yang ada di kawasan hutan konservasi. Seperti, harimau dan gajah sumatera, beruang, tapir dan satwa lainnya," ungkap Forest Sustainibility-Health Safety & Enviroment PT Arara Abadi-APP Sinar Mas Region Riau, Muhammad Syarif Hidayat kepada Kompas.com, Sabtu.

Untuk itu, sambung dia, pihak perusahaan kolaborasi dengan BBKSDA Riau, TNI, Polri dan masyarakat untuk membersihkan jerat di kawasan hutan yang luasnya mencapai 38 ribu.

Syarif menyebutkan, operasi sisir jerat dilakukan di kawasan hutan konservasi PT Arara Abadi di Distrik Minas, Kabupaten Siak, Distrik Tapung, Kabupaten Kampar dan Distrik Sebanga, Kabupaten Siak.

Dari hasil penyisiran, ditemukan puluhan jerat dan perangkap yang terpasang di kawasan hutan. Jerat tersebut sudah dibongkar dan akan dimusnahkan.

"Selain merupakan tindakan dalam meningkatkan keamanan kawasan, operasi ini juga merupakan salah satu komitmen dan konstribusi yang optimal PT Arara Abadi-APP Sinar Mas guna mewujudkan eksistensi antara masyarakat dan satwa kunci di sekitar wilayah operasional perusahaan," pungkas Syarif.

https://regional.kompas.com/read/2020/07/25/10132141/sisir-hutan-riau-jelang-global-tiger-day-petugas-temukan-jerat-harimau

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke