Salin Artikel

Ini Penjelasan BPPTKG Yogyakarta Soal Kondisi Gunung Merapi yang Menggembung

KOMPAS.com - Kondisi tubuh Gunung Merapi yang menggembung akhir-akhir ini menjadi perbincangan masyarakat.

Menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida, penyebab penggembungan tersebut bisa disebabkan dua kemungkinan, yaitu terjadi erupsi atau munculnya kubah lava  baru.

"Bisa meletus seperti kemarin erupsi yang 21 Juni, kan sejak 2018 erupsi dengan eksplosivitas I itu skala terendah, 2010 itu IV, yang 2006 itu II. Kalau Kita bilang eksplosif itu karena dominan gas," jelas Hanik.

Hanik melanjutkan, berdasar data dari alat pengamatan milik BPPTKG Yogyakarta di Babadan, Magelang, Jawa Tengah, proses penggembungan terdeteksi setelah erupsi pada 21 Juni 2020.

"(Penggembungan) 0,5 sentimeter per hari, itu sejak 22 Juni kemarin, jadi setelah erupsi. Artinya magma semakin ke atas," urainya.

Menurutnya laju penggembungan tubuh Gunung Merapi saat ini masih kecil dibandingkan 2010.

Saat itu, menurut Hanik, tubuh Gunung Merapi mengalami penggelembungan rata-rata 30 sentimeter sampai 40 sentimeter per hari.

"Jangan dibayangkan erupsi Merapi itu seperti 2010 ya. 2010 dari Kaliurang itu 120 sentimeter selama satu bulan," tegasnya.


Warga jangan panik

Hanik menjelaskan, penggembungan yang terjadi belum terlalu signifikan. Masyarakat pun diminta untuk tidak panik.

"Aktivitas Gunung Merapi masih terjadi. Saat ini ada pemendekan tubuh Gunung Merapi dari pengukuran, jadi ada penggembungan," ujar Hanik Humaida saat ditemui di Kantor Bupati Sleman, Kamis (9/7/2020).

Terkait status Merapi, Hanik menegaskan Gunung Merapi masih pada level II atau waspada.

Untuk jarak aman masih ditetapkan radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

(Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

https://regional.kompas.com/read/2020/07/09/21070021/ini-penjelasan-bpptkg-yogyakarta-soal-kondisi-gunung-merapi-yang-menggembung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke