Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Misteri 31 Jam Pendaki Hilang di Gunung Guntur | Pengambilan Paksa Jenazah Covid-19 di Jeneponto

KOMPAS.com - Afrizal (16), warga Cilawu, Garut, Jawa Barat, sempat dilaporkan hilang saat melakukan pendakian di Gunung Guntur, Sabtu (4/7/2020).

Empat rekan korban yang panik kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada keluarganya.

Setelah dilakukan pencarian, korban berhasil ditemukan 31 jam kemudian oleh warga di sekitar sumber air yang dikenal dengan nama Cikole.

Anehnya lagi, saat ditemukan tersebut korban dalam kondisi lemas, bingung, dan nyaris telanjang atau hanya menggunakan celana dalam.

Sementara di Jeneponto, Sulawesi Selatan, pihak keluarga mengambil paksa jenazah korban Covid-19 yang akan dimakamkan dengan protokol kesehatan.

Hal itu dilakukan karena mereka tidak percaya dengan hasil tes swab yang dilakukan rumah sakit.

Pasalnya, korban saat itu dirujuk ke rumah sakit hanya karena perutnya tertusuk batang pohon kelor.

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca di Kompas.com.

Berikut lima berita populer nusantara selengkapnya.

Afrizal (16), warga Cilawu, Garut, sempat dilaporkan hilang selama 31 jam saat melakukan pendakian di Gunung Guntur, Sabtu (4/7/2020).

Hilangnya korban saat itu cukup misterius. Pasalnya, terjadi saat sedang tidur di tenda yang didirikan di pos tiga bersama keempat rekannya.

Korban akhirnya berhasil ditemukan warga pada Minggu (5/7/2020) sekitar pukul 09.00 WIB, di sekitar mata air yang lokasinya cukup jauh dari tenda tersebut.

Saat ditemukan itu, korban dalam kondisi lemas dan bingung kenapa bisa berada di lokasi tersebut.

Anehnya lagi, korban ditemukan dalam keadaan nyaris telanjang.

"Kata korban, dia tidak tahu kenapa bisa sampai ada di situ, dia hanya ingat sedang tidur dalam tenda sama temannya," kata Entis.

Jenazah pasien positif Covid-19 diambil paksa pihak keluarga saat akan dimakamkan petugas kesehatan di TPU Kampung Beru, Jeneponto, Sulawesi Selatan, Sabtu (4/7/2020).

Pihak keluarga menolak jenazah tersebut dimakamkan dengan protokol kesehatan dengan alasan tidak percaya hasil swab tes rumah sakit.

Pasalnya, saat dirujuk ke RSUD Lanto Daeng Pasewang, korban awalnya hanya mengalami luka akibat tertusuk batang pohon kelor di bagian perut.

"Gara-gara tertusuk batang kelor dinyatakan kena corona makanya kami menolak," kata Caya (40), salah seorang kerabat korban, melalui pesan singkat.

Mahmud (16), diduga diterkam buaya saat akan mengambil jerat udang di Sungai Pangkalraya, Sei Selan, Bangka Tengah, Bangka Belitung, Sabtu (4/7/2020) malam.

Hingga saat ini, tim gabungan yang diterjunkan belum berhasil menemukan jasad korban.

Kepala Kantor SAR Pangkalpinang Fazzli mengatakan, dugaan diterkam buaya itu karena lokasi tersebut merupakan habitatnya.

Dari informasi yang dihimpun, korban menghilang sesaat setelah menerjunkan diri ke dalam sungai.

"Setelah kejadian memang ada terlihat buaya di dekat bakau," ujar Dul, kakak korban.

Sebanyak 240 anggota polisi di Sumatera Selatan mengaku telah menggunakan narkoba.

Pengakuan itu disampaikan setelah Kapolda Sumatera Selatan Irjen Eko Indra membuat program "pengakuan dosa" dalam rangka HUT Bhayangkara.

Ratusan anggota polisi yang mengaku menggunakan narkoba itu selanjutnya akan dilakukan pendataan untuk proses rehabilitasi.

Karena pengakuan itu dilakukan secara sadar dan sukarela, mereka juga tidak akan diproses secara hukum.

"Sebelumnya Kapolda menginstruksikan kepada seluruh jajaran agar membuat surat pengakuan dosa secara sadar, siapa saja yang terlibat narkoba. Namun, untuk yang tidak membuat akan diberikan tindakan tegas jika nanti tertangkap. Sejauh ini ada 240 anggota yang mengirimkan surat pengakuan dosa," kata Supriadi saat dihubungi, Senin (6/7/2020).

Jumlah kasus Covid-19 di Semarang kembali bertambah sejak diberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM).

Penambahan kasus tersebut berasal dari klaster perusahaan.

Sedikitnya ada tiga perusahaan yang ditemukan kasus baru.

Ratusan karyawan yang tertular Covid-19 itu diduga karena perusahaan tidak menerapkan protokol kesehatan.

"Jumlah positif yang baru ketahuan berdasarkan hasil swab test, di perusahaan A sekitar 47 orang, perusahaan B ada sekitar 24 orang, dan perusahaan C yang paling baru lebih dari 100-an orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam.

Sumber: KOMPAS.com (Penulis :Riska Farasonalia, Aji YK Putra, Heru Dahnur, Abdul Haq | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief, Abba Gabrillin, Khairina, Pythag Kurniati)

https://regional.kompas.com/read/2020/07/07/06300001/-populer-nusantara-misteri-31-jam-pendaki-hilang-di-gunung-guntur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke