Salin Artikel

Kepala Lab Sebut Banyak Penanganan yang Tidak Tepat soal Covid-19

Gagal paham tersebut mulai dari masyarakat, pemerintah hingga tenaga kesehatan sendiri yang menangani pasien Covid-19.

"Saya melihat kecemasan dari tenaga medis, sehingga menyebabkan sampai kematian. Contohnya menggunakan alat pelindung diri yang berlapis hingga menyebabkan susah bernapas dan oksigen tak sampai ke otak. Selain itu, membukanya juga susah," ujar Andani Eka Putra kepada sejumlah wartawan, Rabu (1/7/2020).

Selain itu, Andani juga mengkritisi penggunaan disinfektan yang berlebihan dan ke kulit manusia yang bisa menyebabkan kulit rusak.

"Saya melihat ada kejadian penyemprotan disinfektan sampai ke atap rumah dan jalan. Itu untuk apa? Harusnya penyemprotan disinfektan itu dilakukan di tempat-tempat yang mudah tertempel virus seperti gagang pintu, meja dan lainnya," ujar Andani.

Untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona, Andani menyebut, perlu sosialisasi yang masif di tengah masyarakat agar bisa mematuhi protokol kesehatan.

"Untuk itu perlu sosialisasi masif ke masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan, tes PCR semua komponen, pemberdayaan nagari (desa), kelurahan dan lainnya," kata dia.

Sementara itu, Andani mengatakan, saat ini Kota Padang berada di fase pato genesis, yaitu penderita positif Covid-19 masih di bawah 40 persen, dengan kasus berat dan kematian masih kecil.

Angka kematian di Padang masih 4 persen.

"Jangan sampai Kota Padang masuk fase erupsi. Angka positif mencapai 50 persen dan angka kematian 3.000 orang per hari. Untuk itu, mari kita edukasi masyarakat," ujar Andani.


https://regional.kompas.com/read/2020/07/03/08202341/kepala-lab-sebut-banyak-penanganan-yang-tidak-tepat-soal-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke