Salin Artikel

Menyoal Penganiayaan Tenaga Medis Oleh Keluarga Jenazah Pasien Corona di Ambon

Saat kejadian ambulans sedang melintas di Jalan Jenderal Sudirman di kawasan Batu Merah Atas, Kecamatan Sirimau, Ambon. Massa kemudian mengambil paksa jenazah HK.

HK adalah warga Maluku Tengah yang dirujuk ke RSUD Ambon setelah terkonfirmasi positif Covid-19. Ia adalah pasien kasus 577.

HK meninggal pada Jumat (26/6/2020) sekitar pukul 08.00 WIT saat menjalani perawatan.

Saat itu, keluarga sepakat pemakaman di lakuakn sesuai dengan protokol kesehatan.

Namun yang terjadi di luar kesepakatan awal. Ratusan orang mencegat ambulans yang telah dikawal dengan pihak kepolisian.

Bahkan massa sempat adu mulut dengan polisi. Mereka menyakini bahwa pasien meninggal karena sakit biasa bukan karena Covid-19.

Tanpa menggunakan APD, warga menggotong jenazah dan memakamkan jenazah HK di kawasan Warasia, Kecamatan Sirimau, Ambon.

Tak hanya itu. Ternyata sebelum insiden pengambilan paksa jenazah, keluarga HK diduga sempat memukul tenaga medis.

Saat kejadian, JO salah satu tenaga medis membawa jenaxah HK dari ruang isolasi ke kamar jenazah. JO sedang mempersiapkan jenazah untuk dibawa ke lokasi pemakaman.

Saat itu lah, JO dianiaya oleh keluarga HK yang mendatangi rumah sakit pada Jumat pagi.

Insiden penganiayaan terhadap tenaga medis di RSUD Ambon ini menjadi viral di media sosial setelah sejumlah foto tenaga medis yang diduga menjadi korban penganiayaan diunggah di media sosial Facebook.

AK salah satu anak HK mengatakan pihaknya mencegat dan mengambil paksa jenazah ayahnya karena tidak puas dengan penanganan di RSUD dr Haulussy Ambon.

Ia mengatakan selama menjalani perawatan, sang ayah tidak diperlakukan secara manusiawi.

“Ayah saya diperlakukan di rumah sakit sangat tidak manusiawi. Penanganannya kacau dan itu yang membuat keluarga tidak terima,” kata AK kepada Kompas.com saat dikonfirmasi, Sabtu (27/6/2020).

Puncak kemarahan keluarga adalah saat mendengar cerita pasien yang dirawat bersebelahan dengan HK.

Pasien tersebut bercerita sebelum meninggal dunia, HK sempat mengeluh lapar dan meminta makanan. Namun menurut pasien tersebut, tidak ada satu pun tenaga medis yang datang.

“Ada salah satu pasien yang bilang kepada kita di rumah sakit, kalau malam sebelum Bapak meninggal dunia itu, almarhum mengeluh lapar dan meminta makanan, tapi tidak diberikan. Itu yang membuat marah keluarga,” ujar AK.

Selain itu AK menganggap jenazah ayahnya dalam kondisi memprihatinkan dan dibiarkan begitu saja.

”Ada bercak-bercak darah di bagian mulut almarhum dan dibiarkan begitu saja. Itu juga yang bikin keluarga tidak terima, sehingga memutuskan untuk mengambil jenazah secara paksa dari ambulans,” ujar AK.

Terkait pemukulan tenaga medis, AK mengaku jika hal itu dilakukan oleh dua adik perempuannya.

Namun ia membantah informasi yang mengatakan tenaga medis tersebut dipukul oleh banyak orang.

Ia mengatakan saat itu ada lima orang yang datang ke rumah sakit. Dua adik perempuannya terbawa emosi saat mendengar ayahnya tidak mendapatkan perawatan yang baik. Mereka pun memukul tenaga medis.

“Kalau soal itu memang saya tidak bisa membantah, bahwa kejadian itu benar terjadi. Tapi bukan dilakukan oleh massa. Saat itu kita ada 5 orang datang, lalu adik perempuan saya yang terbawa emosi memang memukuli perawat itu," ujar AK.

"Tapi bukan di kepala, tapi di tangan. Saya sendiri yang melerai dan meminta adik saya tidak melakukan itu,” kata AK.

Terkait insiden tersebut, AK mengaku sudah mendapat surat panggilan dari polisi dan siap untuk memberikan keterangan.

Satu dari tiga orang yang diperiksa itu merupakan istri dari almarhum HK.

“Iya benar, sudah tiga orang yang diperiksa saat ini,” kata dia.

Sedangkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku memastikan seluruh anggota keluarga yang terlibat dalam proses pemakaman pasien positif corona tanpa protokol kesehatan akan di-tracing dan rapid test.

Tracing juga dilakukan kepada mereka yang terlibat pengambil paksa jenazah HK.

“Iya pasti akan dilakukan,” kata Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, Kasrul Selang.

Ia juga mengaku sangat menyayangkan insiden tersebut bisa terjadi.

“Ini juga akan jadi bahan evaluasi gugus tugas mengapa sampai bisa terjadi seperti begitu dan kami berharap tidak akan terjadi lagi,” ujar dia.

“Ini tentunya jadi pembelajaran buat kita ya, dan gugus tugas mengimbau kepada masyarakat supaya percaya kepada gugus tuga karena ini dalam rangka pencegahan, jangan sampai ini (virus) tertular kepada keluarga atau orang-orang di sekitar,” kata dia.

Senada dengan Kasrul, Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, Kombes Pol Leo Surya Nugraha Simatupang juga berharap kasus tersebut menjadi kasus yang terakhir di Maluku.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Rahmat Rahman Patty | Editor: Abba Gabrillin, Robertus Belarminus)

https://regional.kompas.com/read/2020/06/28/12590001/menyoal-penganiayaan-tenaga-medis-oleh-keluarga-jenazah-pasien-corona-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke