Salin Artikel

"Sinyal di Sini Rusak Berat, Kami Seperti di Neraka"

Di wilayah yang terkenal hingga mancanegara karena menjadi destinasi wisata kelas dunia itu, tidak ada jaringan telepon apalagi internet.

"Hidup kami sudah seperti di neraka, karena selain kondisi jalan raya yang rusak berat, sinyal telepon juga rusak berat," ujar Kepala Desa Lamalera B Antonius Boli saat dihubungi Kompas.com, Jumat (19/6/2020).

Antonius baru bisa membalas pesan singkat via WhatsApp yang dikirim oleh wartawan Kompas.com pada Jumat ini.

Padahal, pesan singkat itu sudah dikirim sejak Senin lalu.

Itu pun setelah Antonius mendapat jaringan telepon dan sinyal internet dari kecamatan terdekat.

Harus menempuh 7 hingga 8 kilometer

Menurut Antonius, untuk mencari jaringan telepon Telkomsel yang hanya satu-satunya di wilayah itu, dia harus menempuh perjalanan sejauh 7 hingga 8 kilometer ke kecamatan tetangga.

Antonius menyebut, tidak adanya sinyal telepon sangat mengganggu kegiatan komunikasi pemerintahan desa dan juga pendidikan anak sekolah.



Misalnya, kegiatan rapat yang digelar di Kecamatan Wulandoni.

Pada saat desa lainnya sudah tahu jadwalnya, pihaknya malah belum menerima informasi apapun.

"Anak-anak sekolah kalau mau kirim data menggunakan internet harus jalan sejauh 7 kilometer ke kecamatan tetangga untuk kirim," kata dia.

Menurut Antonius, pihak Telkomsel sudah membangun sebuah menara di perbatasan antara Desa Lamalera A dan Desa Lamalera B pada 2016 lalu.

Awalnya jaringan telepon bisa diakses dengan lancar.

Namun, sejak 2 tahun terakhir ini, jaringan telepon tidak lagi berfungsi.

"Kami ini diagung-agungkan di mana-mana, bahkan ke tingkat internasional. Tapi hidup kami masih seperti di zaman dulu. Kami juga malu jika ada tamu yang berkunjung ke daerah kami," ujar Antonius.

Dia pun berharap pihak Telkomsel dan Kementerian Komunikasi dan Informatika bisa membantu memperbaiki jaringan telepon dan internet di wilayah mereka.

"Apalagi kalau Menteri Kominfo Bapak Johnny Plate ini orang NTT, jadi tolonglah kami diperhatikan," ujar Antonius.

https://regional.kompas.com/read/2020/06/20/10530901/sinyal-di-sini-rusak-berat-kami-seperti-di-neraka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke