Salin Artikel

Ini Motif Pelaku Pencabulan 7 Anak yang Mengaku Paranormal di Ponorogo

AS mengaku dendam karena pernah menjadi korban pelecehan seksual saat merantau ke Batam beberapa tahun lalu.

Pelaku bekerja sebagai pengantar galon saat merantau di Batam. Pelaku mengaku dicabuli salah satu pelanggannya.

“Merantau di Batam pada tahun 2009, tersangka mengaku menjadi korban pencabulan sodomi,” kata Nur Azis lewat pesan singkat yang diterima, Jumat (19/6/2020).

Sepuluh tahun bekerja di perantauan, pelaku pulang ke Ponorogo pada 2019.

Tersangka AS membuka usaha angkringan di salah satu kawasan di Ponorogo. Pelanggan angkringan itu, kata Azis, didominasi anak di bawah umur.

"Pelaku balik ke Ponorogo dan malah melakukan yang dilakukan pelanggannya dulu di Batam," kata dia.

AS mengaku menyukai anak laki-laki. Seluruh korban merupakan pelanggan di angkringan milik AS.

Selain memiliki angkringan, pelaku juga mengaku sebagai paranormal. Profesi paranormal itu menjadi modus pelaku untuk menjerat korban.


Kepada anak-anak itu, tersangka mengklaim bisa membersihkan aura negatif di tubuh korban.

"Modus tersangka mengaku sebagai paranormal agar korban mau ke rumahnya," kata Nur Azis.

Perbuatan bejat itu terbongkar ketika salah satu korban menceritakan tindakan pelaku kepada orangtuanya.

Orangtua korban yang tak terima kemudian melaporkan kejadian itu kepada polisi.

Polres Ponorogo juga mempersilakan orangtua yang anaknya diduga korban dari tindakan bejat pelaku agar melapor ke polisi.

https://regional.kompas.com/read/2020/06/19/17375361/ini-motif-pelaku-pencabulan-7-anak-yang-mengaku-paranormal-di-ponorogo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke