Banyak Mantan Penderita Kusta Mengemis di Jalanan Kota Medan, Mengeluh Butuh Obat-obatan

Hampir semua ruas jalanan di Kota Medan dengan gampang menemukan keberadaan mereka, baik orang tua dan anak-anak.

Paling banyak mereka mengemis di persimpangan Jalan Thamrin, Jalan HM Yamin dan kawasan Ringroad Kota Medan.

Bahkan ada yang membawa kotak bertuliskan permohonan bantuan kepada para pengendara yang melintas.

Acong, salah satu eks penderita kusta mengharapkan agar diadakan pengobatan gratis secara rutin.

Katanya saat ini dia membutuhkan pengobatan supaya penyakit yang pernah dideritanya tidak kambuh kembali.

“Kami butuh obat-obatan, kami harapkan ada pengobatan gratis yang rutin di sini,” ucapnya kepada Kompas.com, Selasa (16/06/2020).

Untuk memastikan kondisi para penderita kusta di Medan, Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara R Sabrina pun para mantan penderita kusta di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Sosial Sicanang, Kota Medan, Selasa. 

Rutin diberi bantuan pangan

Ia ingin mendengar langsung keluh-kesah penderita penyakit yang disebabkan Mycobacterium leprae ini.

“Harapan mereka kita simak dan sahuti, kita berusaha mewujudkannya. Semua masyarakat harus diberi kesejahteraan, dimasukkan dalam perencanaan dan penganggaran,” kata Sabrina melalui keterangan tertulisnya, Selasa.

Menurut dia, saat ini Pemprov Sumut rutin memberikan bantuan pangan kepada warga eks penderita kusta.

Untuk kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, papan sudah terpenuhi.  "Tapi untuk kesehatan dan pendidikan yang kurang,” ucapnya.

Saat meninjau fasilitas dan menemui petugas Unit Pelayanan Terpadu Pelayanan Sosial Eks Kusta Dinas Sosial Sicanang, Sabrina mengharapkan para penderita dan masyarakat sekitar menjaga kesehatan dengan mematuhi protokol kesehatan, terutama di tengah pandemi Covid-19 saat ini. 

Pangan tak kurang, tapi butuh obat

Sementara Kepala Dinas Sosial Sumut Rajali mengatakan di Kelurahan Sicanang, Kecamatan Medanbelawan, terdapat 125 eks penderita kusta.

Ia mengatakan jika Pemprov Sumut sebenarnya rutin setiap minggu memberikan bantuan pangan. Tapi masih memerlukan obat agar penyakitnya tak lagi kambuh. 

"Mereka sudah sembuh, namun masih memerlukan pengobatan rutin,” pungkas Rajali.