Salin Artikel

Penjelasan Lengkap KSAU soal Penyebab Pesawat Tempur Jatuh di Riau

TNI AU menggelar konferensi pers di Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Senin sore.

Menurut Fadjar, pesawat tempur yang jatuh tersebut adalah jenis Hawk 209 dengan awak atau pilot Lettu Pnb Aprianto Ismail.

"Awalnya tiga pesawat tempur selesai melaksanakan latihan penembakan di Siabu, Kampar, dan akan kembali mendarat," sebut Fadjar.

Latihan di Siabu, menurut Fadjar, berjalan dengan normal.

Kemudian, pada saat akan kembali mendarat, pesawat kembali secara berurutan, pertama, kedua dan ketiga.

Adapun pesawat tempur yang mengalami kecelakaan adalah pesawat pada urutan ketiga atau yang terakhir.

"Jadi pada saat final, menjelang mendarat, sekitar 2 kilometer dari ujung landasan dengan ketinggian kira-kira 200 feet, si penerbang melaporkan terjadi keanehan pada mesin pesawat," kata Fadjar.

Sinyal kerusakan mesin

Setelah itu, terdengar suara aneh pada pesawat diikuti dengan warning life atau hidupnya lampu peringatan bahwa terjadi gangguan pada pesawat.

Tak lama setelah itu, mesin pesawat kehilangan tenaga.

Namun, komunikasi pilot saat itu masih normal.

"Si penerbang melaporkan bahwa dia mengalami pesawat kehilangan tenaga karena terjadi kerusakan mesin dan dia juga menyampaikan akan melaksanakan ejection seat atau loncat dari pesawat. Syukur alhamdulillah, penerbang selamat," ucap Fadjar.


Penerbang selamat dengan menggunakan kursi lontar.

Sementara, pesawat jatuh dan menimpa dua rumah warga.

Fadjar bersyukur tidak ada orang di dalam rumah yang tertimpa badan pesawat tersebut.

Dengan demikian, tidak ada korban jiwa.

Sementara itu, TNI AU akan melakukan invetigasi terkait penyebab jatuhnya pesawat tempur tersebut.

"Kita akan melaksanakan investigasi untuk mengetahui penyebab kecelakaan pesawat ini dan ini tentunya akan membutuhkan waktu," kata Fadjar.

https://regional.kompas.com/read/2020/06/15/17431561/penjelasan-lengkap-ksau-soal-penyebab-pesawat-tempur-jatuh-di-riau

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke