Salin Artikel

Tak Terapkan Shalat Jumat 2 Gelombang, Masjid Agung Semarang Batasi Jumlah Jemaah

Selain membatasi jumlah jemaah yang hadir, pelaksanaan shalat Jumat kali kedua yang digelar di Masjid Agung Semarang itu menerapkan pengaturan saf antar jemaah dengan jarak 1,5 meter.

Pantauan Kompas.com, rombongan jemaah yang sebagian besar dari warga di lingkungan sekitar tampak berbondong-bondong memadati Masjid Agung Semarang.

Di gerbang pintu utama, beberapa jemaah kedapatan tak memakai masker.

Mereka dilarang memasuki masjid dan langsung diingatkan oleh para petugas untuk mengambil masker.

Sebelum memasuki masjid, para jemaah itu diperiksa suhu tubuhnya menggunakan thermogun oleh beberapa petugas yang dibagi menjadi enam sekat.

Sebagian petugas menemukan beberapa jemaah yang suhunya di atas 38 derajat.

Puluhan jemaah itu diminta untuk menunggu dan dipisahkan dari jemaah lainnya.

Setiap jemaah yang datang diwajibkan mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer yang disiapkan di pintu masuk atau tempat wudu.

Pengelola masjid juga menyediakan kantong kain berwarna hijau untuk tempat alas kaki untuk mencegah terjadinya kerumunan saat jemaah memasuki masjid.

Dalam area masjid, terdapat beberapa pengurus masjid yang mengatur saf para jemaah agar menjaga jarak sesuai batasan 1,5 meter.


Sebelum pelaksanaan shalat Jumat dimulai, khotib terlebih dahulu menyampaikan khotbah yang berlangsung cukup singkat sekitar selama 10 menit.

Saat pelaksanaan dimulai, para jemaah tampak khusyuk mengikuti jalannya shalat Jumat.

Yang berbeda pada pelaksanaan shalat Jumat kali ini, di rakaat kedua juga dibacakan doa qunut nazilah untuk memohon perlindungan Allah agar dijauhkan dari mara bahaya dan bencana.

"Kita sudah menggelar shalat Jumat, kalau ramai-ramainya ini mulai Jumat minggu lalu. Ini kali kedua yang agak banyak. Kalau sebelum-sebelumnya memang sempat menggelar tapi terbatas untuk jemaah yang pas kebetulan ingin shalat Zuhur saja," Ketua Takmir Masjid Agung Semarang KH Hanif Ismail saat ditemui Kompas.com, Jumat (5/6/2020).

Hanif mengatakan pelaksanaan shalat Jumat di Masjid Agung Semarang dilakukan pembatasan terhadap jumlah jemaah yang datang.

Apabila, jumlah jemaah membludak, lanjut dia maka pintu gerbang masjid akan ditutup.

"Jumlah jemaah shalat Jumat memang dibatasi sesuai protokol kesehatan. Kami juga sudah konsultasikan ke Dinas Kesehatan untuk menggelar shalat Jumat dengan membatasi jemaah. Jika jemaah sudah dianggap penuh, maka gerbang akan ditutup," jelas Hanif.

Penerapan protokol kesehatan di Masjid Agung Semarang itu juga akan berlaku dalam pelaksanaan shalat lima waktu.



Hanif mengaku Masjid Agung Kauman masih bisa menampung ribuan jemaah shalat Jumat dalam satu gelombang sesuai dengan pengaturan jarak.

Pihaknya belum berencana akan menerapkan pelaksanaan shalat Jumat dalam dua gelombang, tapi akan memaksimalkan ruangan yang ada.

Jumlah jemaah salat Jumat di Masjid Agung Semarang di waktu normal sendiri berkisar 2.000 sampai 3.000 jemaah.

“Kalau sesuai pembatasan jumlah jemaah dapat menampung sekitar 1.000 orang untuk shalat di masjid. Jadi belum akan menerapkan shalat Jumat dua gelombang," katanya.

Menurut Hanif, jika pelaksanaan shalat Jumat diterapkan dengan skema bergiliran atau dua gelombang justru akan berpotensi memicu kerumunan.

"Kalau dibuat dua gelombang justru akan berdesakan. Jemaah pasti akan berkumpul di luar menunggu giliran shalat," katanya.

Untuk itu, pihaknya mengusulkan agar tempat-tempat pelaksanaan shalat Jumat supaya diperbanyak untuk mengurangi kepadatan jemaah.

"Lebih baik penyelenggaraan shalat Jumat diperbanyak tempatnya. Misalnya mushola atau masjid-masjid kecil yang biasanya tidak digunakan shalat Jumat, maka bisa dipakai shalat. Sekaligus juga untuk mengurangi kepadatan jemaah yang ngumpul," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2020/06/05/15285791/tak-terapkan-shalat-jumat-2-gelombang-masjid-agung-semarang-batasi-jumlah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke