Salin Artikel

Angka Reproduksi Covid-19 di Jabar Terus Menurun

Dari data yang dicatat Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jabar, pada Maret hingga April 2020 lalu, reproduksi efektif Covid-19 di angka 4.

Sementara, hingga hari ini, Selasa (2/6/2020), angkanya turun menjadi 0,68.

Ada tiga indikator dalam mengukur indeks reproduksi Covid-19, yakni jumlah kasus positif aktif, jumlah kesembuhan dan jumlah kematian berdasarkan waktu harian. 

Berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jika sebuah daerah memiliki angka  kurang dari 1 selama 14 hari, maka dapat menjadi indikator dalam aspek epidemiologi untuk pemberlakuan new normal atau adaptasi kebiasaan baru.

Untuk diketahui, angka reproduksi efektif atau Rt ini dihitung dengan pemodelan Simulasi dan Pemodelan Covid-19 Indonesia (SimcovID) berdasarkan metode Kalman Filter yang merupakan perpanjangan dari metode Bayesian Sequential.

SimcovID sendiri merupakan tim gabungan yang terdiri dari peneliti berbagai perguruan tinggi, seperti ITB, Universitas Padjadjaran, YGM, UGM, ITS, UB, dan Undana.

Kemudian peneliti perguruan tinggi luar negeri, yakni Essex & Khalifa University, University of Southern Denmark, dan Oxford University.

Dalam konferensi pers pada Selasa siang, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar Daud Achmad mengatakan, penurunan angka Rt ini dapat menambah jumlah daerah di Jabar yang berstatus zona biru atau bahkan menjadi hijau. 

Sejauh ini, ada 12 kabupaten dan kota yang masuk zona kuning dan tengah melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) parsial.

Sementara 15 kabupaten dan kota lainnya masuk zona biru atau dapat menerapkan adaptasi kebiasaan baru atau new normal.

"Saat awal April sampai awal Maret, yang disebut indeks reproduksi itu masih di angka 3-4. Sempat jadi 0,97 minggu lalu. Tadi rapat Gugus Tugas, per hari ini kita sudah di angka 0,68. Mudah-mudahan terus menurun angka ini sampai nol," kata Daud di Gedung Sate, Bandung.


Pertimbangan Jokowi soal new normal

Menurut Daud, penurunan angka reproduksi ini yang menjadi dasar Presiden Joko Widodo mempersilakan Jawa Barat dengan empat provinsi lainnya di Indonesia menerapkan new normal.

Saat ini, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat mulai mengimplementasikan penanganan Covid-19 berskala mikro atau tingkat kelurahan/desa.

Tujuannya supaya sebaran Covid-19 dapat dikendalikan dan angka kematian akibat pandemi bisa ditekan.

Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar Berli Hamdani mengatakan, penanganan berskala mikro dengan melakukan isolasi secara intensif selama 14 di desa/kelurahan yang masuk daerah rawan.

Berli mengatakan, ada 267 desa dan kelurahan di Jabar yang memiliki pasien positif Covid-19.

Dari jumlah itu, menurut Berli, Gugus Tugas mencatat ada sekitar 54 desa kritis dengan catatan kasus positif Covid-19 lebih dari enam pasien per desa.

Sebanyak 54 desa tersebut menjadi fokus Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar untuk melokalisasi pasien positif beserta kontak tracing.

Pelacakan yang komprehensif pun disertai dengan pembatasan aktivitas, peningkatan pelayanan kesehatan dan pemenuhan kebutuhan.

"Tes swab akan dilakukan sebanyak dua kali. Tes pertama dilakukan pada hari pertama penanganan, dan tes selanjutnya dilakukan pada hari ke-14. Kami juga akan memobilisasi ambulans Puskesmas Keliling sebagai Mobile Covid-19 Test, mengoptimalkan Layad Rawat, MPUS, Mobile Laboratorium BIN," kata Berli.

https://regional.kompas.com/read/2020/06/02/18341091/angka-reproduksi-covid-19-di-jabar-terus-menurun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke