Salin Artikel

Dilarang Lewat Perbatasan, Sopir Logistik: Kami Dipukul dan Disuruh Tempelkan Telinga ke Knalpot

Mereka mendapatkan perlakuan kasar dari petugas Covid-19 di pintu masuk Kabupaten Ngada yang berbatasan dengan Kabupaten Nagekeo.

Perlakuan kasar itu didapat saat hendak mengantar ikan ke Ruteng, Kabupaten Manggarai, Minggu (31/5/2020).

Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo menemui para sopir logistik yang berdemonstrasi di depan kantornya.

Salah satu sopir, Anong mengaku dipukul petugas di Posko Perbatasan Nagekeo-Ngada karena mengambil video.

Padahal, video itu diambil sebagai bukti laporan kepada atasannya.

"Saya dipukul berulang kali, karena mengambil video di Posko Perbatasan Nagekeo-Ngada," kata Anong saat bercerita di hadapan Bupati Sikka, Senin.

Anong mengatakan, dirinya dan sopir lain telah mengantongi dokumen perjalanan lengkap. Tapi, petugas di posko perbatasan Nagekeo-Ngada tak mengizinkan mereka melanjutkan perjalanan.

Karena dilarang lewat, para sopir terpaksa menggunakan jasa mobil lain untuk mengantar ikan yang mereka bawa ke Ruteng, Manggarai Barat.

Mereka harus mengeluarkan uang sebesar Rp 1 juta untuk membayar jasa pengantaran itu.

"Kami kesal sekali Pak. Kami sudah lengkapi dokumen perjalanan, mereka tetap tidak izinkan lewat," kata Anong.


Dokumen lengkap

Sementara itu, perwakilan sopir logistik tersebut, Lambertus Sino mengatakan, petugas posko di perbatasan Nagekeo-Ngada diskriminatif.

Sino menyebut, seluruh sopir logistik ikan dari Maumere telah melengkapi dokumen persyaratan seperti surat jalan dari Dinas Perhubungan, surat keterangan bebas Covid-19, dan hasil rapid test dari klinik.

Lalu, surat izin mengemudi (SIM), surat tanda nomor kendaraan bermotor (STNK), serta surat dari Dinas Kelautan dan Perikanan Sikka.

Tapi, mereka tetap tak boleh lewat.

Sejumlah sopir, kata Sino, sempat bertanya kepada petugas terkait penutupan perbatasan Nagekeo-Ngada itu.

Bukannya mendapatkan jawaban, mereka malah dipukuli petugas.

"Bukan hanya dipukul, kami juga disuruh pasang telinga di knalpot mobil. Mobilnya digas para petugas. Saya sendiri juga jadi korban pelakuan kasar ini," kata Sino.

Sino meminta Bupati Sikka menindaklanjuti perlakuan kasar para petugas tersebut.

"Kami minta bapak Bupati dan Gubernur NTT memikirkan nasib kami ini. Kami mau makan apa kalau tidak bekerja," jelas dia.

Telah mendapatkan informasi

Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo mengaku sudah mendapat informasi perlakuan kasar yang diterima para sopir ikan tersebut melalui Dinas Perhubungan dan media sosial.


Menurut Roberto, Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan seluruh bupati telah menyepakati skema penutupan jalan di perbatasan kota atau kabupaten.

Meski ditutup, kendaraan yang mengangkut logistik bahan pokok tetap diizinkan lewat. Asal, pengemudi kendaraan itu mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan.

Roberto berjanji akan menghubungi Gubernur NTT dan Bupati Ngada untuk menindaklanjuti keluhan para sopir itu.

"Saya segera menghubungi bapak Gubermur dan Bupati Ngada untuk membicarakan persoalan ini," kata Roberto. 

https://regional.kompas.com/read/2020/06/02/12002691/dilarang-lewat-perbatasan-sopir-logistik-kami-dipukul-dan-disuruh-tempelkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke