Salin Artikel

Fakta Mundurnya Purnomo di Pilkada Solo, karena Alasan Pandemi

Sang Wakil Wali Kota Solo tersebut telah menyerahkan surat pengunduran dirinya pada Ketua DPC PDI-P Solo FX Hadi Rudyatmo, Kamis (28/5/2020).

Surat tersebut telah disiapkan Purnomo sejak 5 Mei 2020.

Ia baru menyerahkan surat tersebut setelah mendapatkan kepastian dari KPU jika jadwal pilkada serentak ditunda hingga 9 Desember 2020.

Purnomo beralasan, jika pilkada tetap digelar tahun ini, dirinya merasa tidak enak hati melakukan proses pencalonan di tengah pandemi Covid-19.

Sebab, diperkirakan pandemi belum akan berakhir dalam tahun ini.

"Ini sebetulnya masalah perasaan. Saya itu tidak sampai hati kalau seandainya di tengah-tengah pandemi corona yang belum berakhir, kok melakukan kegiatan kampanye dan sebagainya berkaitan pilkada," ujar dia.

Sementara itu, menurut Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Kota Solo sekaligus Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, tanggal penyelenggaraan pilkada masih belum ada kepastian.

"Belum saya bahas. Karena belum ada kepastian tanggal 9 Desember kok," ujar Rudy, sapaan akrab Wali Kota Solo itu, Kamis (28/5/2020).

Achmad Purnomo dan Teguh Prakoso maju di Pilkada Solo dari hasil penjaringan dan penyaringan dari anak ranting, ranting, PAC, dan DPC PDI Perjuangan.

Ia diusung DPC PDI P Kota Surakarta hasil penjaringan tertutup.

Purnomo mengatakan, pertemuannya dengan Gibran itu tidak disengaja.

Kedatangannya dalam acara pembagian bantuan penanganan Covid-19 adalah untuk mewakili Wali Kota, FX Hadi Rudyatmo.

Purnomo dan Gibran sempat bersalam siku dan berbicara sebentar.

"Iya, ngobrol apa kabar. Sehat, semangat," terang Purnomo.

Purnomo juga menanyakan kepada Gibran perihal ayahnya, Presiden Joko Widodo apakah mudik ke Solo di tengah pandemi wabah virus corona.

Pada Agustus 2019 lalu, Lembaga Riset Media Survei Nasioanal (Median) menyebut jika elektabilitas Achmad Purnomo berada di atas Gibran

Berdasarkan survei itu elektabilitas Purnomo tercatat mencapai 40,9 persen. Sedangkan Gibran hanya meraih 19,1 persen atau 21 persen di bawah kandidat petahana.

Direktur Eksekutif Median Rico Marbun mengatakan, elektabilitas kandidat petahana lebih unggul dibandingkan Gibran.

Elektabilitas diukur dengan dua metode, yakni pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup.

"Elektabilitas (diukur dari metode pertanyaan terbuka) kandidat petahana yakni Achmad Purnomo tercatat mencapai 40,9 persen. Sementara itu, elektabilitas Gibran hanya sebesar 19,1 persen," ujarnya.

Kemudian dengan metode pertanyaan terbuka elektabilitas Achmad Purnomo unggul dengan 45 persen suara. Sedangkan Gibran 24,5 suara.

Kala itu para relawan terus memanaskan mesin untuk memenangkan Gibran dalam Pilkada Solo.

Mereka rutin menggelar aksi sosial dan 'blusukan' di media sosial.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Labib Zamani | Editor: Dony Aprian, Teuku Muhammad Valdy Arief)

https://regional.kompas.com/read/2020/05/29/11000051/fakta-mundurnya-purnomo-di-pilkada-solo-karena-alasan-pandemi-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke