Salin Artikel

Cerita Warga Ber-Lebaran lewat "Video Call", Kadang Kesal lantaran Hilang Sinyal

Warga pun memanfaatkan fasilitas video call dari beberapa aplikasi pesan singkat daring, mulai dari video call perorangan hingga secara grup.

Annavia (36), warga Kampung Sinar Banten, Kemiling, mengatakan, Lebaran tahun ini dia dan keluarganya memilih tidak mudik ke Palembang seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Ngeri kami mau mudik. Palembang kan zona merah. Jadi Lebaran kali ini stay di Lampung," kata Annavia saat dihubungi, Senin (25/5/2020) pagi.

Hari pertama Lebaran, Minggu kemarin, kata Annavia, setelah selesai shalat Id, dia melakukan video call secara beramai-ramai dengan tiga kakaknya yang berada di Palembang.

Malam sebelumnya, mereka membuat janji tentang pukul berapa silaturahim digital itu dimulai.

Untuk memaksimalkan kesempatan itu, Annavia mengisi penuh baterai ponselnya sejak subuh.

"Seru juga Lebaran lewat video call. Biasanya Lebaran kami kan kumpul di rumah kakak paling tua, karena orangtua sudah enggak ada," kata Annavia.

Masuk waktu yang disepakati untuk video call grup, dia sempat mengalami gangguan, mulai dari tampilan gambar yang patah-patah hingga hilangnya sinyal.

"Kesal awalnya, susah masuk. Udah bisa, gambarnya nge-lag (diam), sinyal juga sempat hilang, mungkin banyak yang pakai buat video call juga ya," kata Annavia.

Meski sempat kesal, kata Annavia, hal itu terobati setelah tatap muka dengan keluarga.

Hal pertama yang dilakukan adalah saling meminta maaf seperti biasanya, lalu bertukar kabar.

"Sedih juga, cuma bisa ketemu lewat HP. Tapi ya kondisi sedang begini (pandemi corona), jadi ya dimaklumin aja deh," kata Annavia.


Shalat Id di rumah, suasana terasa lebih intim

Hal senada dikatakan Nisa Susilawati (29), warga Kecamatan Langkapura, Bandar Lampung. Nisa tidak bersilaturahim dengan keluarganya meski masih berada dalam satu provinsi.

"Ibu dan bapak di Kota Gajah, Lampung Tengah, tapi kami enggak dulu pulang ke sana," kata Nisa.

Pun begitu dengan shalat id. Masjid di dekat rumah Nisa sebenarnya mengadakan shalat id berjemaah.

Namun, dia memilih untuk shalat di rumah, berjemaah dengan suami dan tiga orang anaknya.

"Tetangga ngajak sih shalat id di masjid. Tapi, ayahnya anak-anak minta shalat di rumah aja, katanya enggak mau ngambil risiko," kata Nisa.

Pekerja perusahaan ekspedisi ini mengaku, shalat Id di rumah seperti Lebaran tahun ini ada bagusnya.

Suasana terasa lebih intim karena dilakukan bersama dengan keluarga. Suami menjadi imam, dan khotbah yang dilakukan adalah permintaan maaf secara personal dari kepala keluarga itu.

"Secara pribadi, saya lebih senang shalat Id kemarin, suami jadi imam. Kalau biasanya kan shalat di masjid, pas shalatnya terpisah, kalau kemarin ini bareng-bareng di ruang tamu," kata Nisa.

https://regional.kompas.com/read/2020/05/25/09370181/cerita-warga-ber-lebaran-lewat-video-call-kadang-kesal-lantaran-hilang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke