Salin Artikel

Abaikan Imbauan Pemerintah, Warga Mataram Shalat Id di 125 Masjid

MATARAM, KOMPAS.com - Meskipun sudah ada imbauan pemerintah agar masyarakat shalat Idul Fitri di rumah saja bersama keluarga, namun warga Kota Mataram mengabaikan imbauan tersebut dan tetap menjalankan shalat Idul Fitri di 125 masjid yang tersebar di Kota Mataram.

Kabag Ops Polres Kota Mataram, Kompol M Taufik, Minggu (24/5/2020) yang melakukan pemantauan mengatakan, hanya 20,59 persen masjid yang digunakan warga melaksankan shalat Idul Fitri.

"Prosentasenya kecil sekali, dari 607 masjid di Kota Mataram, hanya 125 masjid yang digunakan oleh warga untuk shalat Id, jadi hanya 20,59 persen saja," kata Taufik.

Awalnya, jumlah masjid yang akan menjalankan shalat Idul Fitri cukup banyak.

Tetapi, setelah melakukan sosialisasi dan imbauan sesuai Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan SK Gubernur NTB agar masyarakat tidak melaksanakan shalat Idul Fitri di masjid maupun lapangan terbuka, jumlah tersebut bisa ditekan.

Dari pantauan aparat kepolisian, pelaksanaan shalat Idul Fitri di ratusan masjid itu dilaksanakan sesuai protokol kesehatan Covid-19.

Taufik menuturkan, bahkan shaf jemaah diatur atau memberlakukan physical distancing.

Salah satu lokasi yang dipantau Kompas.com, adalah lingkungan Irigasi, Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.

Nampak sejumlah warga sejak pukul 06.00 Wita, bergegas menuju ke Masjid Khairul Huda, untuk menjalankan shalat Idul Fitri.

Warga bersepakat menjalankan shalat Idul Fitri karena lingkungan mereka masuk zona hijau atau nol angka positif Covid-19.


"Karena kami tak ingin ada masalah, saat pelaksanaan shalat Idul Fitri, protokol kesehatan Covid-19 dijalankan, termasuk menutup pintu masuk menuju lingkungan Irigasi, termasuk melarang warga Irigasi keluar, pintu masuk kami tutup," kata Imam, panitia pelaksanaan shalat Idul Fitri.

Panitia juga sudah memberi batas shaf antar jemaah, diatur dengan jarak 1 meter dengan tanda silang yang dibuat mengunakan isolasi hitam.

Pelaksanaan shalat Id berjalan khidmat tengah pandemi Covid-19.

Seluruh jemaah diwajibkan memakai masker, dicek suhu tubuh dengan thermogun dan cuci tangan sebelum menjalankan shalat.

Usai khotbah dan doa bersama, warga langsung membubarkan diri dengan tertib dan tetap menjaga jarak tanpa ada petugas yang mengatur.

Mereka juga tidak menjalan tradisi bersalam-salaman dan berpelukan seperti Lebaran sebelumnya.

Warga juga merasakan Lebaran Idul Fitri tahun ini sangat berbeda, mulai dari cara menjalankan shalat Idul Fitri dan bersilaturahim.

Dalam pelaksanaan shalat Idul Fitri ada juga warga yang tidak mengenakan masker.

"Ada sih yang tidak pakai masker satu dua orang, tapi warga lainnya semua memakai masker, senang semua berjalan lancar, ini benar benar Lebaran yang berbeda, bagi saya sesuatu sih," kata Sunan Aditha Raja.

Bagi Sunan, Lebaran yang berbeda tak membuat semangat saling memaafkan berubah.

Warga juga mengaku akan menyiapkan mental menghadapi hidup new normal karena pandemi wabah Covid-19 ini.

"Kami juga tidak khawatir menjalankan shalat Id di Masjid kampung kami 'Khairul Huda', karena semua protokol kesehatan telah dijalankan warga. Kami semua harus siap menjalankan silaturahim dengan cara yang berbeda," kata Idrus, warga lain.

Suasana Idul Fitri di Kota Mataram memang tergolong sepi, seluruh pintu masuk menuju Mataram ditutup.

https://regional.kompas.com/read/2020/05/24/17233601/abaikan-imbauan-pemerintah-warga-mataram-shalat-id-di-125-masjid

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke