Salin Artikel

Sederet Cerita Jenazah Pasien Corona Nekat Dibawa Pulang hingga Dimandikan, Ada yang Menginfeksi 15 Warga

Namun rupanya, tidak semua orang memahami pentingnya mematuhi prosedur.

Masih ada pihak yang nekat membawa pulang, membuka plastik bahkan memandikan jenazah pasien positif Covid-19.

Dari beberapa kasus, sikap gegabah tanpa mempertimbangkan risiko itu justru datang dari pihak keluarga jenazah.

Ada pula yang memandikan jenazah pasien Covid-19 lantaran tidak tahu penyebab kematiannya.

Berikut kasus-kasus jenazah pasien Covid-19 dibawa pulang hingga dimandikan:

Ada 15 warga yang dikonfirmasi positif Covid-19 serentak.

Saat pelacakan dilakukan, belasan warga itu rupanya sempat membuka plastik dan memandikan jenazah pasien positif Covid-19 di desa tersebut.

"Yang PDP banyak, yang positif ada 15," kata Wakil Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin.

Dua pekan sebelum belasan warga dinyatakan positif Covid-19, kata Nur Achmad, ada seorang warga setempat yang meninggal dunia.

Meski telah dinyatakan pasien meninggal itu terinfeksi corona, keluarga bersikeras membawa pulang jasad tersebut.

Tak hanya itu, plastik pembungkus rupanya dibuka dan jenazah dimandikan oleh warga.

"Bukan hanya dibuka, menurut informasi dari gubernur Jatim, jenazah juga dimandikan lagi," terang dia.

Tim kini melakukan pelacakan. Sedangkan akses ke dusun tersebut pun kini telah ditutup.

Warga setempat mengira orang tersebut meninggal karena penyakit jantung, padahal penyebab meninggalnya terkait dengan virus corona.

Sekretaris Kecamatan Ciseeng Heri Iskandar mengatakan, warga sempat memandikan jenazah dan melakukan tahlilan selama 7 hari di rumah duka.

Usai acara tahlilan diketahui, hasil tes swab pasien itu positif Covid-19.

"Warga memang benar-benar tidak tahu (almarhum positif) karena Dinkes tidak cepat menginformasikan hasilnya, usai tahlilan itu ada kabar hasil swab positif," tutur Heri.

Warga kampung pun geger usai mengetahui hasil swab tersebut.

"Pada galau (cemas) tuh warga jadi untuk menenangkannya kita lakukan imbauan isolasi mandiri," ucap dia.

Usai mendapatkan informasi tersebut, Dinas Kesehatan Bogor melakukan tes swab pada keluarga.

"Kami kecamatan dan desa melakukan tugas sesuai kewenangan. Jadi mungkin untuk jajaran Dinkes agar lebih bisa menginformasikan secepatnya apabila ada yang positif meninggal. Sehingga kami juga lebih cepat membantu bagaimana mengantisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, jangan sampai kecolongan begini. Masyarakat jadi parno, takut," kata Heri.

NPP sempat menjalani tes swab, hanya saja sampai saat ia meninggal dunia, hasil tes swab nya belum keluar.

Keluarga yang tidak sabar menunggu hasil swab, kukuh membawa pulang jenazah dari Rumah Sakit Denpasar menuju Lombok.

"Jadi ceritanya, jenazah itu dipaksa oleh keluarganya untuk dibawa ke Lombok. Dari pihak RS Denpasar tidak bisa menahan karena pada waktu itu belum ada hasil swabnya," kata Kasubag Humas Polres Lombok Barat Iptu Ketut Sandiarsa.

Usai dibawa pulang, hasil swab yang menyatakan NPP positif Covid-19 keluar.

Kejadian tersebut sangat disayangkan oleh Kapolres Lombok Barat AKBP Bagus S Wibowo selaku Ketua Tim Reaksi Cepat Penanganan Covid-19.

"Ini akan menjadi pembelajaran untuk semua pihak, khususnya untuk Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Lombok Barat," kata Bagus dalam keterangan tertulis.

4. Dibawa mobil pribadi hingga plastik dibuka

Seorang perempuan meninggal dunia berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Pasien sempat dirawat di ruang isolasi RSUD Bahteramas Sultra.

Meski saat meninggal masih dalam kondisi suspect corona, namun keluarga pasien nekat membawa pulang jenazah dengan mobil pribadi.

Beredar juga video, keluarga membuka plastik dan melakukan kontak dengan jenazah tersebut.

"Meski kami bisa pahami sebagai bentuk kasih sayang. Namun, dengan adanya virus dari orang ke orang atau dari jenazah ke orang, sehingga perlu masyarakat memahami sehingga tidak terjadi kembali jenazah disentuh, meski masih PDP, kami anggap sebagai jenazah infeksi," ujar Dokter Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Daerah (Polda) Sultra, Komisaris polisi dr Mauluddin

Sumber: Kompas.com (Penulis : Achmad Faizal, Afdhalul Ikhsan, Idham Khalid, Kiki Andi Pati | Editor : David Oliver Purba, Farid Assifa, Robertus Belarminus, Khairina)

https://regional.kompas.com/read/2020/05/22/12035331/sederet-cerita-jenazah-pasien-corona-nekat-dibawa-pulang-hingga-dimandikan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke