Salin Artikel

Pengakuan Pasien Positif Covid-19: Kesalahan Saya, Tidak Terbuka kepada Petugas Medis

Rini dinyatakan sembuh pada 30 April 2020. Setelah menjalani perawatan selama beberapa pekan di RSUD Mimika, dua hasil tes swab terakhirnya dinyatakan negatif Covid-19.

Ibu yang memiliki empat anak itu diizinkan pulang untuk menjalani karantina mandiri selama 14 hari.

Rini pun menceritakan awal mula dinyatakan positif Covid-19. Ia mengaku tak tahu bagaimana bisa terinfeksi Covid-19.

Awalnya, Rini memiliki riwayat perjalanan dari Makassar untuk menghadiri acara kedukaan keluarga. Tiba di Mimika, ia menjalani protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah, melakukan karantina mandiri selama dua pekan.

Setelah dua pekan berlalu, Rini merasakan demam dan meriang.

"Saya mulai demam tinggi, badan meriang, dan kepala terasa sakit. Awalnya saya menduga itu gejala malaria, karena biasanya kami di Timika kalau sakit malaria gejalanya seperti itu," kata Rini, seperti dikutip Antara, Kamis (14/5/2020).

Merasa tak enak badan, Rini mendatangi Puskesmas Pasar Sentral. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan dirinya negatif malaria.

Petugas Puskesmas Pasar Sentral sempat bertanya tentang riwayat perjalanannya.

Namun, Rini mengaku tak pernah pergi ke luar wilayah Timika. Saat itu, ia merasa sudah lebih dari dua pekan kembali dari Makassar.

"Waktu ditanya saya menjawab tidak pergi ke mana-mana. Mungkin karena ada perasaan takut atau bagaimana, apalagi saya sudah melewati dua minggu di Timika," kata Rini.

Rini mengaku menyesal karena sudah berbohong.

"Padahal, saya harus menjawab ya waktu itu. Itu juga kesalahan saya yang tidak terbuka kepada petugas," kata Rini.

Karena tak kunjung membaik, Rini mendatangi RSUD Mimika pada 4 April 2020. Tim dokter RSUD Mimika memutuskan bahwa Rini harus menjalani isolasi di rumah sakit.

Sampel cairan tenggorokan Rini pun diambil pada hari kedua dirawat di RSUD Mimika.

"Setelah keluar hasil, ternyata negatif. Selanjutnya saya di-swab ulang untuk kedua kalinya dan setelah beberapa hari dinyatakan positif," kata wanita kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, itu.

Rini dinyatakan positif Covid-19 bersama lima pasien lainnya pada Sabtu (11/4/2020). Ia pun terdaftar sebagai pasien 16 positif Covid-19 di Mimika.

Setelah dinyatakan positif, Rini dipindahkan ke ruang isolasi khusus, bergabung dengan pasien positif Covid-19 lainnya di RSUD Mimika.

Semangat sembuh

Selama dirawat di ruang isolasi, gejala terberat yang diderita Rini hanya demam. Ia tak merasa sesak napas dan tak pernah menggunakan ventilator.

Kondisinya mulai stabil setelah tiga hari dirawat di ruang isolasi khusus Covid-19.

Rini mengaku, semangat, sabar, dan tekad kuat untuk sembuh jadi modal utama selama menjalani perawatan.

"Saya memang orangnya semangat. Saat pertama diberitahukan saya positif, saya hanya bilang, 'Oh Tuhan, inikah yang saya harus terima, positif. Tapi, tak apa-apa'. Saya bilang, 'Tuhan kasih saya kuat, kasih saya lebih sabar hadapi ini semua'," tuturnya.

Apalagi, suasana di ruang isolasi RSUD Mimika juga mendukung pasien bisa melewati perjuangan melawan Covid-19.

Kebersamaan antara pasien dan petugas medis sangat mendukung proses penyembuhannya.

Tak jarang, pasien berbagi makanan yang diantar keluarga masing-masing.

"Di sana ada kebersamaan, saling mengingatkan dan menguatkan antarpasien. Kita harus semangat, kita harus pulang, kita punya anak-anak," kata Rini.

Rini juga salut dengan sikap dokter dan tenaga medis yang selalu menyemangati pasien.

"Saya salut dengan perawatan di rumah sakit, luar biasa, perawat-perawat dan dokter sangat menyemangati kami. Itu juga yang membuat kami cepat sembuh," katanya.

Karena kondisinya yang cepat pulih, dokter di ruang isolasi mendapuk Rini sebagai kepala keamanan pasien. Tugasnya, mengingatkan pasien lain rutin makan dan minum obat.

Pasien positif Covid-19 di RSUD Mimika juga membentuk kelompok doa dadakan. Rini bertugas membangunkan rekannya setiap pukul 05.00 WIT untuk beribadah.

Rini berterima kasih kepada tenaga medis di RSUD Mimika. Pelayanan yang didapat selama menjalani perawatan menumbuhkan semangat para pasien.

"Suster-suster di sana itu rasa kekeluargaannya besar dan selalu memberikan kami motivasi untuk sembuh. Pelayanan mereka luar biasa. Mereka anggap kami sebagai ibunya, bapaknya, saudaranya. Itu juga yang membuat kami cepat sembuh," jelasnya.

Bersyukur tak menularkan virus ke orang lain

Setelah sembuh dan pulang ke rumah, ada dua hal yang paling disyukuri Rini.

Pertama, ia tak mendapatkan perlakuan diskriminatif dari lingkungan sekitarnya. Keluarganya pun tak dijauhi tetangga.

Tetangga menyambut kepulangannya dengan senyum sukacita.

"Saya pulang mereka senang. Puji Tuhan, semua menyambut. Berita-berita yang menggembirakan inilah yang harus terus dikumandangkan supaya orang-orang yang sekarang positif dan dirawat bisa diterima kembali di lingkungannya. Jangan dia didiskriminasi," kata Rini.

Kedua, Rini bersyukur tak ada satu pun orang yang pernah kontak erat dengannya dinyatakan positif Covid-19.

"Saya memang terus berdoa, Tuhan tolong cukup sampai di saya saja, jangan lagi ada di bawah saya. Puji Tuhan, Tuhan mendengar doa saya," katanya.

Rini pun mengajak semua pasien positif Covid-19 yang masih dirawat tetap yakin dan semangat melawan penyakit tersebut.

"Kalau kita minta (berdoa), akan selalu ada harapan," kata Rini.

https://regional.kompas.com/read/2020/05/14/13291341/pengakuan-pasien-positif-covid-19-kesalahan-saya-tidak-terbuka-kepada

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke