Salin Artikel

Jatuh dari Pohon Kelapa, Empat Penderes Nira Tewas, 3 Luka Berat

KULON PROGO, KOMPAS.com -Pekerjaan menderes atau menyadap nira kelapa berisiko sangat tinggi.

Tujuh orang jatuh dari ketinggian 10-15 meter pohon kelapa dalam beberapa hari belakangan di Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Empat orang di antaranya meninggal dunia. Tiga orang luka berat.

"Ketujuh orang itu berada di wilayah Kokap saja. Risiko penderes itu tinggi aplagi di musim (hujan) seperti ini," kata Koordinaor Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kokap, Taufik di kantor Dinas Sosial Kulon Progo, Rabu (13/5/2020).

TKSK salah satu kepanjangan tangan Dinas Sosial, Pemberdayaan, Perlindungan Perempuan dan Anak (P3A) Kulon Progo.

Insiden itu terjadi di beberapa desa, seperti  Hargotirto, Hargorejo, Hargowilis, hingga di Kalirejo. Mereka berusia antara 40-50 tahun.

"Empat penderes meninggal dunia karena jatuh antara tanggal 30 April - 9 Mei 2020. Terakhir tanggal 11 Mei kemarin juga ada yang cacat berat kareba jatuh di Tangkisan I. Dua lainnya di tanggal 9 dan 20 April yang baru masuk laporannya," kata Taufik.

Pandemi Coronavirus Diseases 2019 (Covid-19) berdampak pada semua aktivitas warga, termasuk di kehidupan keluarga penderes.

Taufik menceritakan, warga di pedesaan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari ditopang banyak aktivitas, seperti buruh bangunan dan buruh lainnya.

Kehidupan mereka juga didukung usaha mandiri membuat gula kelapa yang diperoleh dari pohon kelapa di kebun sendiri maupun orang lain. 

Situasi pandemi melumpuhkan pekerjaan-pekerjaan yang bisa menopang kehidupan mereka itu. Karenanya, produksi gula kelapa menjadi yang utama.

"Pandemi seperti ini, rezeki mereka hanya dari nderes. Ketika tidak menderes, maka mereka tidak punya penghasilan," kata Taufik.

Kebetulan, permintaan gula kelapa sedang naik menjelang Lebaran. Biasanya warga menggenjot produksi gula. Mereka bekerja lebih giat menyambut permintaan ini.

Situasi ini bersamaan dengan musim hujan. Risiko memanjat pun semakin tinggi, karena pohon licin, dahan lapuk, dan sebagainya. Tak heran muncul kecelakaan kerja.

"Bisa juga karena pengelihatan kurang awas (jeli). Karena lama tidak hujan (kemarau ke hujan), biasanya ada pelepah yang rapuh" kata Taufik.

Kokap terkenal sebagai daerah penghasil gula kelapa yang tersebar pada 5 kalurahan di dalamnya. Penderes bisa lebih dari 700 orang saat ini. Kegiatan produksi gula kelapa turut menaikkan nama Kulon Progo.

Tak heran, pemkab menyediakan bantuan untuk melindungi para penderes dari kecelakaan kerja di dunia nderes nira itu.

Bantuan itu berupa santunan yang bersumber dari anggaran di BKAD Kulon Progo. Penyaluran santunan lewat Dinas Sosial.

Kepala Seksi Bantuan Jaminan Sosial Dinsos P3A Kulon Progo, Sri Suyantini mengungkapkan, santunan bagi para penderes itu terbagi 3 kategori, yaitu bagi korban meninggal dunia, cacat berat dan cacat sedang.

Awalnya, pihak kalurahan mengajukan klaim untuk memperoleh santunan tersebut. Dinsos melanjutkannya lewat verifikasi lapangan sebelum pencairan.

Korban akan memperoleh satunan sebesar Rp 5 juta bagi mereka yang meninggal dunia ataupun cacat sedang. Santunan bisa dimanfaatkan untuk pemakaman hingga berobat. Sementara, santunan Rp 15 juta diberikan bagi yang mengalami cacat tetap.

Sri mengungkapkan, dengan santunan itu korban cacat tetap bisa melangsungkan penghidupannya meski tidak menderes lagi. 

"Uang bisa digunakan untuk berobat, kebutuhan pokok, maupun modal usaha," kata Sri.

https://regional.kompas.com/read/2020/05/13/19234451/jatuh-dari-pohon-kelapa-empat-penderes-nira-tewas-3-luka-berat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke