Salin Artikel

Pasien yang Dimakamkan Tanpa Prosedur Covid-19 Tak Menunjukkan Gejala Corona

AMBON, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, Johanes Tappang mengungkapkan, DAS, pasien yang dimakamkan tanpa prosedur Covid-19 tidak menunjukkan gejala terpapar virus corona selama menjalani perawatan medis.

Sebelum dirujuk ke RSUD dr Haulussy Ambon, kata Johanis, korban sempat menjalani perawatan di RSUD Piru dengan riwayat penyakit ginjal.

“Pasien ini mengalami riwayat sakit ginjal sudah lama, dan dia sempat dirawat di Puskesmas Kairatu sebelum dibawa ke Ambon,” kata Johanes, saat dikonfirmasi via telepon seluler dari Ambon, Selasa (12/5/2020).

Korban yang diketahui seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) ini sempat menjalani rapid test pada 22 April namun hasilnya non reaktif.

Namun, setelah sembilan hari menjalani perawatan di RSUD Ambon, korban mengalami batuk dan gejala sesak nafas.

“Sehingga tim medis kembali mengambil swab korban pada 1 Mei untuk dikirim ke Balitbangkes di Jakarta,” kata dia.

Sayangnya, sebelum hasil swab korban diterima tim gugus tugas, pasien sudah terlebih dahulu meninggal dunia pada 7 Mei pekan lalu.

“Jadi, kami baru tahu hasilnya beberapa hari setelah korban meninggal dunia,” ujar dia.

Dia mengatakan, keterlambatan hasil swab menjadi penyebab utama korban dimakamkan tanpa protocol Covid-19.

"Swab-nya dikirim ke Jakarta dan hasilnya terlambat jadi inilah masalahnya,” kata dia.

Proses pemakaman korban yang dilakukan tanpa protocol Covid-19, kata dia, sangat berisiko terhadap warga lainnya.

Khususnya bagi mereka yang terlibat langsung dalam proses pemakaman.


“Karena itu, kami langsung melakukan tracing terhadap keluarga korban dan juga semua orang yang terlibat dalam proses pemakaman korban. Kami juga segera melakukan rapid test terhadap semua yang terlibat dalam proses pemakaman korban,” kata dia.

Anggota DPRD Seram Bagian Barat, Rusli Sosal menyayangkan sikap Gugus Tugas Maluku dan pihak rumah sakit yang dinila teledor dan tidak berhati-hati dalam kasus tersebut.

“Kasus ini tentu akan sangat membahayakan, dan kami menilai apa yang dilakukan gugus tugas dan pihak rumah sakit ini sama sekali tidak bertanggung jawab,” kata dia, saat dihubungi secara terpisah.

Rusli mengaku, pihak rumah sakit dan gugus tugas harusnya bertindak sesuai mekanisme, sebab sebelum meninggal korban sempat mengalami sesak nafas dan batuk.

“Ini demi keselamatan banyak orang, kalau sudah tahu swab korban itu diambil karena korban juga menunjukkan gejala corona mengapa tidak dilakukan pencegahan, mengapa tidak diantisipasi,” kata dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku yang juga Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, Meykal Pontoh mengakui penanganan korban di rumah sakit hingga proses pemakaman korban yang dilakukan tanpa protocol Covid-19 sebagai kasus kecolongan. 

https://regional.kompas.com/read/2020/05/13/07191501/pasien-yang-dimakamkan-tanpa-prosedur-covid-19-tak-menunjukkan-gejala-corona

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke