Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Ayah Bunuh Anak Gadisnya karena Malu | Pedagang Jual Daging Babi Ditangkap Polisi

DA sempat diduga kesurupan karena selain membunuh anak gadisnya, pria 50 tahun itu juga menyandera dua warga.

DA nekat membunuh RO karena malu saat ia tahu anak gadisnya telah berhubungan badan dengan salah satu pria yang disanderanya,.

Sementara itu di Bandung, polisi mengamankan empat pedagang yang menjual daging babi.Kepada penjual, empat pedagang ini mengaku daging yang mereka jual adalag daging sapi.

Mereka telah menjual daging babi ini sejak setahun terakhir.

Dua berita ini menjadi perhatian banyak pembaca Kompas.com dan berikut lima berita populer nusantara selengkapnya:

DA juga mneyandera dua warga yang bernama Usman (34) dan Irfan (19) di rumahnya.

Awalnya warga menduaga DA kesurupan karena melakukan ritual. Namun dari penyelidikan polisi, DA nekat membunuh RO setelah mengetahui anak gadisnya itu berhubungan badan di luar nikah dengan salah satu pria yang disandera.

Kapolres Bantaeng AKBP Wawan Sumantri membenarkan motif pembunuhan yang dilakukan DA.

"Ternyata motifnya adalah kasus "Siri" di mana para tersangka ini merasa malu setelah mengetahui bahwa korban telah melakukan hubungan badan di luar nikah dengan seorang pria sehingga para tersangka ini menganiaya korban hingga tewas," kata Wawan melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Senin (11/5/2020).

Keempat penjual daging babi tersebut yakni T (54), MP (46), AR (38) dan AS (39).

Pelaku MP dan T ditangkap di kediamannya di Kampung Lembang, Desa Kiangroke, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.

Polisi juga menyita 500 kilogram daging babi yang tersimpan di dalam lemari pendingin (freezer).

Kapolresta Bandung Kombes Hendra Kurniawan mengatakan para pedagang menjual daging babi itu dengan mengklaimnya sebagai daging sapi di pasar-pasar melalui pengecer dengan harga Rp 70.000-Rp 90.000 per kilogramnya.

"Kita mengamankan lebih kurang 600 kilogram. Sebanyak 500 kilogram yang masih utuh kita sita dari freezer itu. Kemudian yang 100 kilogram kita sita dari para pengecernya," kata Hendra.

"Kami menilai pemkot tidak memiliki roadmap (peta jalan) yang terukur sehingga grafik penyebaran Covid-19 masih tinggi," kata Wakil Ketua DPRD Surabaya, Laila Mufidah, di Surabaya, seperti dilansir dari Antara, Senin (11/5/2020).

Dia menilai, tanpa roadmap yang jelas dan terukur, penanganan pandemi Covid-19 ini akan serampangan, bahkan bisa dianggap masyarakat sekadar pencitraan.

"Ada banyak evaluasi yang harus dilakukan Pemkot Surabaya dengan sudah berjalannya PSBB tahap pertama. Misalnya, bagaimana target yang terukur dari penerapan PSBB itu," ujar dia.

Politikus PKB ini menganggap pengawasan klaster sangat penting untuk mengantisipasi terjadinya klaster baru.

Dia mencontohkan klaster pabrik rokok Sampoerna di kawasan Rungkut yang dinilai terlambat ditangani Pemkot Surabaya.

"Baru setelah ramai terungkap di publik, Pemkot Surabaya seperti kebakaran jenggot," ujar Laila.

Jika mereka tidak datang maka akan ada 3.000 tenaga kerja lokal yang terancam dipecat.

Hal tersebut bisa terjadi karena pada TKA China tersebut rencananya akan mengerjakan 33 tungku smelter dan pengerjaan tungku tersebut akan menyerapa ribuan tenaga kerja lokal.

Hal tersebut disampaikan External Affairs Manager PT VDNI Indrayanto.

Saat ini pihak perusahaan telah selesai merekrut ribuan karyawan tersebut.

"Jika 500 TKA China sampai tidak jadi didatangkan, maka sebanyak 3.000 lebih tenaga kerja lokal terancam kehilangan pekerjaannya," kata Indrayanto dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Senin (11/5/2020).

"Bisa ada kemungkinan mereka dirumahkan dahulu tanpa mendapat gaji, atau bahkan bisa PHK. Tentunya hal ini tidak kami harapkan, perusahaan juga berusaha agar hal ini tidak terjadi," jelas dia.

Risma sampai naik pitam karena pasien positif Covid-19 asal Surabaya harus menjalani karantina mandiri.

Sebab, ruang isolasi di rumah sakit rujukan kelebihan kapasitas karena menampung ratusan pasien dari luar Surabaya.

"Masa di kota sendiri (Surabaya), kita enggak dapat tempat perawatan," kata Risma saat menggelar pertemuan dengan perwakilan IDI Surabaya dan Persi Jatim di Halaman Balai Kota Surabaya, Senin (11/5/2020).

Risma mencontohkan RS Soewandhie Surabaya yang dipenuhi pasien dari luar kota.

"Semuanya dirujuk ke Surabaya. Sementara, pasien asal Surabaya malah tidak dapat tempat," kata Risma.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Agie Permadi, Ghinan Salman | Editor: Candra Setia Budi, Abba Gabrillin, Robertus Belarminus, Dheri Agriesta)

https://regional.kompas.com/read/2020/05/12/05350021/-populer-nusantara-ayah-bunuh-anak-gadisnya-karena-malu-pedagang-jual-daging

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke