Salin Artikel

Warga Masih Ramai di Jalan, PSBB Kota Tegal hingga Hari Ketujuh Dinilai Belum Efektif

Meski demikian, aktivitas atau pergerakan warga masih cukup tinggi.

Pantauan Kompas.com, Rabu (29/4/2020), pasar tradisional masih ramai, pertokoan di luar kebutuhan pangan dasar juga tetap diserbu pembeli.

Sementara di jalan protokol juga ramai hilir mudik terlihat kendaraan.
Sebagian bahkan mengabaikan protokol kesehatan untuk memakai masker, dan kendaraan over kapasitas.

Tidak sedikit pula, blokade beton MCB jalanan dijebol pemotor. Mereka nekat melintas melalui celah beton, bahkan ada yang sampai naik jalur pedestrian.

Di sisi lain, jalur tikus juga ramai dilalui. Bahkan ada yang sampai dibantu warga setempat.
Tidak jarang terlihat, sekadar kaleng uang koin disediakan warga di atas beton jalan.

Sementara petugas hanya ada di posko check point satu-satunya di Jalan Proklamasi.
Di posko check point, petugas justru didominasi relawan dibanding petugas medis dan aparat keamanan.


Di tempat lain, masih ditemukan pedagang dan pengunjung pasar yang mengenakan masker hanya sebatas aksesori leher. Mereka tidak menutup mulut dan hidung seperti yang terpantau di Pasar Sumurpanggang.

Sarana cuci tangan di pasar tradisional terbesar di Kecamatan Margadana itu juga seperti tidak dimanfaatkan.

Terlihat dari air dalam galon yang rata-rata masih terisi penuh di setiap pintu masuk.

Rani (54), pedagang di Pasar Sumurpanggang, mengatakan belum ada sosialisasi virus corona secara gencar sampai ke dalam pasar. Baru sekadar imbauan dari internal pengurus pasar.

"Belum ada. Selama ini tahu corona ya lebih banyak dari tivi," aku Rani.

Kondisi demikian, disayangkan Anggota DPRD Kota Tegal Zaenal Nurohman. Dia meminta Pemkot Tegal melakukan evaluasi setelah hari ketujuh PSBB.

Anggota Fraksi PKS ini menyebut pelaksanaan PSBB dalam memutus mata rantai virus corona belum efektif.

Selain menyayangkan kesadaran sebagian masyarakat yang belum tinggi, juga kinerja Pemkot Tegal yang dinilai belum maksimal.

Menurut Zaenal, Pemkot perlu terus menggencarkan sosialisasi bahaya corona sampai ke tingkat bawah.

RT dan RW bisa dilibatkan langsung sebagai Anggota Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

"RT/RW dalam Perwal hanya diajak berpartisipasi saja. Harusnya dilibatkan langsung sebagai gugus tugas. Karena peran RT/RW sangat penting untuk menjaga warga di lingkungannya," kata Zaenal, Rabu (29/4/2020).


Menurut Zaenal, tindakan preventif harus diutamakan Pemkot Tegal. Selain berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat, Pemkot juga tak perlu mengambil tindakan di luar preventif.

"Seperti penyemprotan desinfektan dengan Damkar cenderung untuk membubarkan warga ini tidak tepat. Sebaiknya menghindari langkah di luar preventif," kata Zaenal.

Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Tegal, Muhamad Jumadi, belum memberikan tanggapan saat dikonfirmasi mengenai evaluasi hari ke-7 pelaksanaan PSBB.

Seperti diketahui, Pemkot Tegal menerapkan PSBB sejak 23 April hingga 6 Mei mendatang. Rencananya, pelaksanaan PSBB akan digelar selama sebulan setelah mendapat persetujuan Kemenkes RI.

Sebelum PSBB, Pemkot Tegal telah melakukan isolasi wilayah atau local lockdown yang sempat menghebohkan pemberitaan nasional.

https://regional.kompas.com/read/2020/04/29/16273401/warga-masih-ramai-di-jalan-psbb-kota-tegal-hingga-hari-ketujuh-dinilai-belum

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke