Salin Artikel

Kasus Corona Meningkat, Pemda di Malang Raya Kembali Bahas Penerapan PSBB

Rencana itu kembali mengemuka karena peningkatan kasus positif corona di Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu.

Hingga Minggu (26/4/2020), terdapat 45 kasus positif virus corona baru atau Covid-19 di wilayah Malang raya.

Rinciannya, 28 kasus di Kabupaten Malang, 14 kasus di Kota Malang, dan tiga kasus di Kota Batu.

Wali Kota Malang Sutiaji mengaku mendapatkan pesan dari Bupati Malang Sanusi. Pemkab Malang, kata dia, telah membahas rencana penerapan PSBB.

Mendapat kabar dari Sanusi, Sutiaji lalu menghubungi WAli Kota Batu Dewanti Rumpoko. Ternyata, Pemkot Batu juga telah membahas rencana penerapan PSBB.

"Karena dengan jumlah positif yang terus bertambah dan sebarannya juga merata," kata Sutiaji di Balai Kota Malang, Senin (27/4/2020).

Ketiga kepala daerah di Malang Raya pun berencana menggelar rapat yang dipimpin Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) III Malang.

“Jadi besok malam dapat undangan dari Bakorwil berkaitan dengan persiapan PSBB Malang Raya,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Malang Aniswaty Aziz mengatakan, pembahasan rencana PSBB karena tren pasien positif corona terus naik.

“Kita lihat tren grafik itu datanya terus naik. Kalau terus naik berarti pemerintah daerah harus melakukan sesuatu,” katanya.


Saat ini, pihaknya masih mempersiapkan draf pengajuan PSSB. Termasuk sejumlah aturan yang melandasi pengajuan PSBB tersebut.

“Kita siapkan dulu semuanya, aturan-aturannya dan sebagainya baru bisa dinaikkan (diajukan) Mas,” jelasnya.

Sedangkan, juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Batu M Chori mengatakan, pihaknya sudah siap menerapkan PSBB.

Tapi, Pemkot Batu akan menunggu hasil pertemuan dengan Pemkab Malang dan Pemkot Malang.

“Masih menunggu hasil pertemuan kepala daerah se-Malang Raya bersama kepala Bakorwil besok malam,” katanya.

Siapkan Skema Ketahanan Pangan

Ketua Tim Advokasi Kebijakan Publik untuk Penanganan Penyebaran Covid-19 Universitas Brawijaya Unti Ludigdo mengatakan, skema ketahanan pangan telah disiapkan selama PSBB Malang Raya.

Skema itu disebut dengan istilah Kampung Tangguh. Skema ini memungkinkan distribusi logistik untuk masyarakat yang membutuhkan tidak terhambat sehingga tidak memunculkan kepanikan.

Skema itu telah disimulasikan di sejumlah kampung di Kabupaten Malang dan Kota Malang.

Dekan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya itu memastikan, stok pangan di Malang Raya tersedia hingga tiga bulan ke depan.


Sehingga tidak ada kekhawatiran terkait ketersediaan pangan selama penerapan PSBB di Malang Raya.

“Secara makro perhitungan teman-teman itu tercukupi selama sekitar tiga bulan ke depan. Cuma meyakinkan masyarakat ini yang menjadi tantangan. Sekali lagi bahwa sampai tiga bulan ke depan ketersediaan pangan masih memadai,” jelasnya.

Unti Ludigdo juga telah menyiapkan sebuah skema jika kasus Covid-19 di Malang Raya terus meningkat.

“Kalau eskalasi pandemi itu meningkat, pola mitigasi ini sudah disiapkan dalam konteks Kampung Tangguh ini,” katanya.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu, telah sepakat mengajukan penerapan PSBB di Malang Raya.

Tapi, Pemkab Malang dan Pemkot Batu mundur di tengah pembahasan.

Pemkot Malang pun tetap mengajukan penerapan PSBB ke Kementerian Kesehatan melalui Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur pun mengembalikan draf pengajuan penerapan PSBB Kota Malang. Pemprov memberikan beberapa catatan, salah satunya penerapan PSBB dinilai efektif jika dilakukan di lingkung Malang Raya.

https://regional.kompas.com/read/2020/04/27/17471481/kasus-corona-meningkat-pemda-di-malang-raya-kembali-bahas-penerapan-psbb

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke