Salin Artikel

Masker untuk Penyandang Bisu Tuli di Tengah Pandemi

Ia membagikan masker transparan itu secara gratis ke teman-teman difabel tuli.

Dwi yang juga menjabat sebagai Ketua Gerakan Ketua Gerakan Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) Cabang Kabupaten Sleman ini mengatakan ide tersebut muncul saat masyarakat diiminta menggunakan masker di tengah pandemi Covid-19.

Ia pun membuat masker yang transparan di bagian mulut.

"Dibuat transparan untuk mempermudah komunikasi. Sebab kalau masker yang ditutup total, teman-teman tuli tidak bisa melihat ekspresi dan gerak bibir," ujar Dwi, Jumat (17/4/2020).

Dwi mengaku membuat masker untuk mengisi kesibukan karena warung kelontong miliknya sepi. Untuk membuat masker transparan, Dwi meroogoh koceknya sendiri.

Setiap harinya, Dwi dibantu oleh suaminya yang juga bisu dan tuli, memproduksi setidaknya lima hingga 10 masker transparan.

Ia membeli kain katun yang tidak panas dan untuk bagian yang transparan, dia menggunakan plastik mika.

"Kemarin pertama buat lima masker, terus sekarang kalau dari pagi bisa 10 sampai 15 masker setiap hari," bebernya.

Menurut Dwi beberapa teman difabel datang ke rumahnya untuk meminta masker transparan.

"Kemarin saya senang karena melihat anggota Gerkatin Sleman saat bagi-bagi masker ini mereka merasa senang," ujarnya.

Dwi berhara teman-teman tuli, bisa membuat sendiri masker transparan untuk digunakan sendiri atau dijual.

"Saya harapannya teman-teman tuli bisa jahit sendiri dengan saya ajari bagimana bikin polanya. Bisa buat sendiri yang mungkin bisa dijual, atau bisa dikenakan sendiri, jadi saya hanya ingin memberikan contoh ke teman-teman tuli," ungkapnya.

Tak hanya untuk teman tuli. Menurut Dwi, masker transparan itu juga bisa digunakan untuk tenaga medis. Terkiat bahan bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

Dia dan rekan-rekannya menerima banyak masukan agar masker transparan itu lebih nyaman digunakan.

"Kami menerima masukan kurang apa dari teman-teman tuli, kemarin ada yang bilang transparannya nempel di mulut. Akhirnya jahitanya dibuat agar tidak nempel," tegasnya.

Selain teman-teman Gerkatin, lanjutnya, masyarakat umum juga bisa memesan masker transparan. Dwi pun tidak mengambil untung dari pesanan itu.

"Sebenarnya masyarakat umun pun bisa minta dibuatkan, memesan, dengan mengganti biaya untuk bahan-bahannya," ucap dia.

Ditargetkan, produksi masker transparan mencapai 6.000 unit. Masker tersebut kemudian dibagikan ke masyarakat.

Untuk menyelsaikan target tersebut, dompet Dhuafa Sulsel pun memberdayakan masyarakat sekitar.

“Hal tersebut dibutuhkan teman-teman tuli agar bisa membaca bibir lawan bicaranya,” kata Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Sulsel Rahmat MH, seperti dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/4/2020).

Rahmat mengatakan, produksi masker transparan terinspirasi dari teman tulinya.

“Saat ini di kantor kami ada teman magang yang memiliki keterbatasan pendengaran. Jadi kami coba produksi sesuai kebutuhannya. Mudah-mudahan segera dapat diproduksi dalam jumlah banyak,” kata Rahmat.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Wijaya Kusuma, Inadha Rahma Nidya | Editor: Khairina, Mikhael Gewati)

https://regional.kompas.com/read/2020/04/24/15050001/masker-untuk-penyandang-bisu-tuli-di-tengah-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke