Salin Artikel

Bara di Lapas Sorong di Tengah Pandemi Corona

Kerusuhan berlangsung hingga Rabu malam. Mereka juga membakar kasur dan menjebol tembok agar dapat membebaskan diri.

Fasilitas dan sejumlah barang milik Lapas Sorong juga ikut terbakar. Di dalam lapas ada 335 tahanan dan narapidana.

Mereka merasa cemburu karena ada 50 rekannya sesama napi mendapatkan program asimilasi dan akan dibebaskan saat pandemi corona.

"Mereka minta bebaskan semua. Mereka (sampaikan) berhak untuk hidup. Sementara kita perhatikan semua," ujar Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Sorong, Minus Ananto.

Untuk mencegah agar kerusuhan tidak meluas, sebanyak 300 personel gabungan dari TNI Polri diterjunkan untuk mengamankan situasi.

Selain itu, ada 3 unit mobil pemadam kebakaran milik Pemkot Sorong dan 1 mobil water cannon disiagakan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran.

Kapolres Sorong Kota AKBP Ari Nyoto mengatakan pihaknya menyampaikan tuntutan napi tersebut ke atasannya.

Kamis (23/4/2020), kondisi di lapas mulai kondusif.

Setelah berdialog, para napi sebenarnya meminta perhatian dari pemda setempat.

Mereka ingin ikut rapid test terkait virus corona untuk mengetahui kondisi kesehatan mereka di dalam lapas selama pandemi corona.

"Mereka minta perhatian pemerintah daerah untuk dilaksanakan rapid test terkait corona," ujar AKBP Ary.

Saat ini, kata AKBP Ary, pemda tengah menyiapkan tenaga medis dan peralatan lainnya untuk melakukan rapid test bagi para napi.

"Disetujui. Sekarang sudah disiapkan tenaga medis dan alatnya," kata AKBP Ary.

Pertama, para napi minta Wali Kota Sorong sebagai pemimpin tertinggi di daerah dan pihak DPR Kota Sorong segera mengambil kebijakan di tengah pandemi virus corona.

Kedua, para napi meminta jaminan keselamatan.

"Jika di kemudian hari narapidana dan tahanan lapas Sorong terenveksi virus corona positif, jaminan apa yang menjadi pegangan untuk kami narapidana dan tahanan?" ujar perwakilan napi.

Ketiga, para napi meminta pemerintah bertanggung jawab jika nantinya ada narapidana atau tahanan terinfeksi virus corona, berasal dari pegawai yang keluar masuk lapas.

"Maka pihak lapas dan pemerintah bertanggung jawab atas seluruh nyawa tahanan dan narapidana Lapas Sorong," ujar napi.

Keempat, para napi minta agar Pemkot Kota Sorong dan Lapas Sorong segera mendatangkan pihak medis untuk melakukan rapid test untuk para tahanan dan narapidana.

Kelima, para napi minta agar denda adat dikenakan kepada pemerintah daerah dan pihak Lapas Sorong, jika nantinya ada narapidana dan tahanan terjangkit virus corona dan meninggal dunia.

Setelah aspirasi disampaikan, ratusan napi kembali ke kamar mereka.

Pasca-kericuhan, puluhan personel kepolisian dibantu 1 SKK Brimob disiagakan di dalam Lapas Sorong dengan peralatan lengkap.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Irsul Panca Aditra, Michael Djasman | Editor: Robertus Belarminus, David Oliver Purba)

https://regional.kompas.com/read/2020/04/23/16360001/bara-di-lapas-sorong-di-tengah-pandemi-corona

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke