Tambah 3, Total 4 ABK KM Dobonsolo yang Dinyatakan Positif Corona

Total terdapat empat ABK KM Dobonsolo yang terinfeksi virus corona saat bersandar di Pelabuhan Jayapura.

Balitbangkes Papua memeriksa sampel cairan tenggorokan lima ABK pada Rabu (23/4/2020). Lima ABK ini dinyatakan reaktif rapid test virus corona baru.

"Tadi hasil PCR untuk lima ABK yang kemarin kita ambil swabnya sudah keluar, ada tiga orang yang positif," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura Nyoman Sri Antari melalui pesan singkat, Kamis (23/4/2020).

Setelah dinyatakan positif, tiga ABK KM Dobonsolo itu langsung dirawat di ruang isolasi RSUD Jayapura.

Sebelumnya, Balitbangkes Papua memeriksa sampel cairan tenggorokan tujuh ABK yang dinyatakan reaktif rapid test virus corona baru. Satu ABK dinyatakan positif pada Selasa (21/4/2020).

Antari mengatakan, empat ABK itu dalam keadaan sakit ringan.

Meski dirawat di Jayapura, empat ABK itu tak masuk dalam data kasus positif Kota Jayapura.

“Datanya nanti masuk ke KKP Jakarta, tidak masuk di data penambahan pasien positif di Kota Jayapura, kita hanya rawat di sini, jadi datanya masuk data pasien dalam perawatan di kota jayapura,“ kata dia.

Sebelumnya diberitakan, KM Dobonsolo bersandar di Pelabuhan Jayapura sejak Senin (20/4/2020).

Saat tiba di pelabuhan, tim medis dari Pemkot Jayapura melakukan rapid test virus corona baru terhadap 44 ABK. Sebanyak enam ABK dinyatakan reaktif dari tes tersebut.

Keesokan harinya, tim medis melakukan rapid test terhadap 38 ABK. Satu ABK dinyatakan reaktif virus corona dalam tes tersebut.

Tim medis pun mengambil sampel cairan tenggorokan tujuh ABK tersebut. Berdasarkan hasil uji laboratorium, satu ABK dinyatakan positif virus corona baru.

KM Dobonsolo yang merupakan kapal penumpang tiba di Jayapura untuk membawa 30 kontainer bahan pokok dari Surabaya, Jawa Timur.

Karena pandemi corona, sejak 26 Maret 2020, Pemprov Papua menutup seluruh akses keluar dan masuk bagi lalu lintas manusia, baik bandara maupun pelabuhan.

Penutupan tersebut akan dilakukan hingga 6 Mei 2020 dan akan dievaluasi sesuai perkembangan kasus corona di Papua.