Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Ibu Diduga Bunuh 2 Anaknya | Fakta Video Viral Kakak Beradik Kelaparan di Muara Enim

Kedua anaknya meninggal hanya berselang lima hari.

Sedangkan di Muara Enim, video kakak beradik kelaparan viral di media sosial.

Berikut berita populer nusantara yang menjadi perhatian pembaca Kompas.com:

Lima hari berselang atau pada Selasa (21/4/2020), adik SM berinisial GD (5) tewas di kamar tidurnya.

Saat ditemukan oleh ayahnya, ada bercak darah di kemaluan GD.

Menurut parat Desa Karang Sari, Kecamatan Ketapang Edi mengatakan, ibu kedua anak tersebut mengalami depresi semenjak setahun terakhir.

Diduga kedua bocah itu dibunuh oleh sang ibu.

"Masih dugaan. Pelaku tadi sudah dibawa ke Polsek Penengahan," kata Edi.

"Kepolsek Penengahan AKP Hendra Saputra menjelasakan, polisi saat ini masih menunggu hasil otopsi rumah sakit atas jenazah G.

Polisi juga menggandeng psikiater untuk memeriksa kejiwaan ibu korban terkait dugaan depresi yang menimpanya.

Saat ini ibu tersebut masih ditahan di kantor polisi untuk dimintai keterangan.

"Masih lidik, kami belum memeriksa pelaku," kata Hendra.

2. Seorang profesor mengaku menemukan antivirus corona

Faisal Rizal, seorang profesor di Sumatera Selatan mengklaim berhasil menemukan antivirus Covid-19.

Antivirus yang ia temukan tersebut berupa produk gula yang menggunakan light technology.

Gula itu, kata Faisal, diklaim mampu memecah protein menjadi asam amino sehingga mempercepat pencegahan dan pengobatan Covid-19.

Dia mengaku telah menguji produk temuannya pada pasien Covid-19.

"Tingkat keberhasilannya sudah ada. Datanya kita dapat dari beberapa rumah sakit di luar Sumsel. Ada beberapa pasien yang sembuh. Proses penyembuhannya biasanya tidak lebih dari 5 hari," kata Faisal.

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengapresiasi temuan Faisal.

Namun Herman menyarankan, sebelum digunakan pada masyarakat sebaiknya antivirus itu diuji lebih dahulu.

"Tapi saya yakin ini baik. Apalagi dalam paparan yang dilakukan Prof Faisal disertai uji, sehingga ini sangat meyakinkan. Jika memang tidak ada dampak yang berarti, sebar saja ke masyarakat," kata Herman yang sudah sempat mencoba gula tersebut.

Hal itu dibenarkan oleh Wakil Bupati Garut Helmi Budiman.

"Iya ini isolasi mandiri, pertimbangannya pertama adalah daerah ini sudah bisa ditetapkan sebagai zona merah, karena di sini ada yang positif dan meninggal. Yang kedua, kontak eratnya yang paling banyak itu kumpul di kampung ini, ada sekitar 41 kepala keluarga,” jelas dia.

Jumlah warga yang diisolasi mandiri, kata Helmi, mencapai 315 KK.

"Tentu dengan jaminan kehidupannya, kita menyiapkan minimal untuk 10 hari ke depan. Ada 315 KK yang akan diisolasi mandiri, mungkin kampung di sekitarnya juga akan dalam pengawasan ketat,” katanya.

Lokasi kampung yang diisolasi mandiri sedikit menjorok ke dalam dari ruas jalan yang menghubungkan Kecamatan Cigedug dengan Kecamatan Cikajang.

Sempat menuai protes warga, isolasi ini akhirnya dijalankan lantaran mereka akhirnya menyadari pentingnya karantina.

Kakak beradik bernama Daluna (23) dan Rohima (21) tersebut sudah tak memiliki orangtua.

Saat didatangi petugas yang memberikan bantuan tubuh mereka tampak kurus.

Kapolres Muara Enim AKBP Donny Eka Syahputra membenarkan kejadian tersebut.

Polisi telah memberikan bahan makanan dan membawa mereka ke rumah sakit.

Namun, Donny meluruskan, tidak benar kabar bahwa kakak beradik itu tak makan dua hari.

Sebab, sehari sebelumnya mereka diberi makan oleh tetangga sekitar.

Kakak adik yang diindikasikan menderita keterbelakangan mental itu juga telah terdaftar dalam PKH.

Di Serang, Banten seorang ibu mengaku tak makan selama dua hari dan hanya meminum air galon untuk mengganjal perutnya.

"Enggak makan dua hari, cuma diem aja, sampai saya sedih," ungkap Yuli.

Ibu empat anak bernama Yuli itu bercerita, anaknya juga menahan lapar. Bahkan anak terkecilnya sempat sakit.

Suaminya yang seorang pemulung tak bisa bekerja dan tak ada penghasilan.

Usai kisahnya menyebar Yuli mendapat bantuan, tetapi ia dikabarkan meninggal dunia Senin (20/4/2020).

Sementara di Batam, seorang bapak empat anak bernama Ason menjual ponsel rusaknya demi membeli beras untuk makan anak dan istrinya.

Ponsel itu ditawarkan seharga Rp 10.000,00.

Ia biasanya mengais rezeki sebagai buruh serabutan. Namun, semenjak pandemi tak ada lagi orang yang mempekerjakannya.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Amriza Nursatria, Aji YK Putra, Ari Maulana Karang | Editor : Aprilia Ika, Abba Gabrillin, Rachmawati, Pythag Kurniati, Abba Gabrilin)

https://regional.kompas.com/read/2020/04/23/06290071/-populer-nusantara-ibu-diduga-bunuh-2-anaknya-fakta-video-viral-kakak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke