Salin Artikel

Profesor Ini Menyebut WFH Kurangi Potensi Bencana Alam, Bumi Beristirahat

Sebab, aktivitas kendaraan menjadi berkurang sehingga gelombang seismik akibat getaran penggunaan kendaraan juga berkurang.

Menurutnya, salah satu penyebab potensi bencana longsor adalah penggunaan kendaraan yang memengaruhi frekuensi gelombang seismik.

"Berkurangnya aktivitas manusia seperti penggunaan kendaraan berat dan pesawat terbang akan berpengaruh terhadap frekuensi timbulnya gelombang seismik. Gelombang seismik ini adalah gelombang yang merambat pada bagian dalam bumi, dan juga permukaan bumi," ujar Adi melalui rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (22/4/2020).

Adi menjelaskan, gelombang seismik yang disebabkan laju kendaraan, dalam frekuensi tertentu dapat memicu terjadinya longsor.

Oleh karena itu, Adi menilai berkurangnya aktivitas manusia di luar rumah menjadi momen bagi bumi untuk berisitirahat dari gelombang seismik yang disebabkan oleh aktivitas kendaraan.

"Sekarang bumi relatif istirahat dari dilewatinya getaran seisimik dan bencana alam yang lain juga berkurang. Itu hikmahnya," jelasnya.


"Jika frekuensi getaran sama dengan dengan frekuensi bangunan, maka akan menimbulkan resonansi bangunan, sehingga bisa menyebabkan kerusakan, seperti retak. Getaran ini dihasilkan oleh kendaraan-kendaraan yang lewat," kata Adi menambahkan.

Tidak hanya itu, berkurangnya aktivitas manusia juga akan mengurangi gangguan pada infrastruktur buatan manusia, seperti jembatan dan bangunan. 

Adi justru khawatir setelah pandemi berakhir, kebutuhan manusia akan meningkat dan menyebabkan aktivitas kendaraan juga meningkat.

"Saya justru khawatir setelah Ramadhan dan pandemi berakhir, mobilitas serta kebutuhan banyak maka kondisi alam akan menjadi lebih buruk lagi," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2020/04/22/21041571/profesor-ini-menyebut-wfh-kurangi-potensi-bencana-alam-bumi-beristirahat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke