Salin Artikel

Masih Zona Hijau, Ini Cara Bupati Sampang Cegah Penyebaran Corona

Sebanyak 311 orang dalam pemantauan (ODP) tercatat di Kabupaten Sampang hingga Selasa (14/4/2020).

Bupati Sampang Slamet Junaidi menjelaskan sejumlah langkah yang telah diambil untuk mencegah penyebaran virus corona di wilayahnya.

Pria yang akrab disapa Haji Idi itu bergerak cepat sejak virus corona merebak di Wuhan, China pada Januari 2020.

Saat itu, Haji Idi langsung melarang aparatur sipil negara (ASN) Kabupaten Sampang melakukan perjalanan luar daerah untuk menghadiri rapat atau studi banding.

"Saya memulai kebijakan larangan ke luar daerah dari internal pejabat dulu, karena mereka yang sering ke luar daerah," kata Haji Idi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/4/2020).

Jika tetap harus berangkat ke luar kota, pejabat atau ASN itu harus mendapatkan izin dari bupati.

"Virus ini tidak datang sendiri ke suatu daerah, tetapi karena ada yang membawa sebagaimana dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW yang sering dibaca oleh ulama. Jadi, jika di suatu daerah ada virus, pasti ada yang membawa dari luar," jelas dia.

Haji Idi juga memperketat pengawasan kepada pendatang yang masuk ke Kabupaten Sampang.

Hingga April, lebih dari seribu perantau yang pulang ke Kabupaten Sampang. Mereka berasal dari Belanda, Arab Saudi, Vietnam, Malaysia, dan beberapa daerah di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Malang, serta Banyuwangi.

"Screening kesehatan mulai tingkat kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan hingga ke dusun melalui aparat desa, petugas puskesmas bersama-sama dengan tenaga polindes. Bahkan Babinkamtibmas dan Babinsa ikut membantu melakukan pemantauan. Semuanya bahu membahu demi menjaga masyarakat Sampang," ungkap dia.


Haji Idi juga melarang masyarakat yang berstatus orang dengan risiko (ODR) dan orang dalam pemantauan (ODP) keluyuran.

Mereka harus menjalani karantina mandiri selama 15 hari.

Selama masa karantina, kesehatan masyarakat itu dipantau petugas kesehatan. Mereka baru diizinkan setelah melewati masa karantina.

Tapi, tidak diizinkan keluar daerah.

"Yang sudah selesai karantina, tidak boleh keluar daerah lagi. Apalagi ke daerah zona merah. Kita pantau terus warga yang ODR dan ODP dan yang pasca karantina mandiri. Meraka ada yang dari Malaysia, Jakarta, Malang dan Surabaya. Semuanya sudah selesai menjalani masa karantina mandiri," kata Haji Idi.

Masayarakat Sampang juga diwajibkan memakai masker. Haji Idi menegaskan, Gerakan Sampang Bermasker tak cuma dilakukan di kota, tapi juga ke desa dan pelosok dusun.

Masker itu dibuat masyarakat dengan biaya dari pemerintah desa. Jika salah satu desa tak memiliki usaha jahit atau konveksi, perangkat desa bisa mencari ke wilayah tetangga.

Sehingga, perekonomian masyarakat setempat tetap bergerak.

"Tidak boleh membeli masker dari luar daerah, tetapi harus diproduksi sendiri dengan standar kesehatan," kata dia.

Beberapa waktu lalu, ada petugas haji di Kabupaten Sampang yang dinyatakan positif Covid-19.

Haji Idi menyebut petugas itu tak meminta izin kepada dirinya saat mengikuti pelatihan haji di Surabaya pada 9-18 Maret 2020.

Setelah diketahui kembali dari Surabaya, petugas haji itu dilarang masuk kantor dan menjalani karantina mandiri.

Petugas haji itu merupakan warga Pamekasan yang bekerja di Kabupaten Sampang.


Setelah melakukan sejumlah langkah itu, Haji Idi memastikan data masyarakat yang terdampak langsung dan tidak langsung pandemi corona tidak bias.

Bupati ingin data yang valid berdasarkan nama, alamat, dan nomor ponsel yang bisa dihubungi. Hal itu diperlukan untuk mencari solusi pengamanan sosial bagi masyarakat.

"Masyarakat yang datang ke Sampang dari luar daerah, jangan dibiarkan mereka stay at home tanpa pekerjaan dan kehilangan sumber kehidupannya. Makanya, program pengaman sosial bagi mereka harus by name, by adress by phone. Sehingga program tepat sasaran berdasarkan data yang valid," jelasnya.

Kabupaten Sampang menganggarkan Rp 22 miliar untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.

Awalnya, dana yang dianggarkan sebesar Rp 7 miliar. Tapi, setelah dihitung ulang, anggaran itu tak cukup memberikan perlindungan bagi tenaga medis yang berjuang di garis depan.

"Tenaga kesehatan itu garda depan. Maka mereka perlu dilindungi secara maksimal. Mereka kalau bertugas di lapangan harus menggunakan APD standar jika berhadapan dengan pasien dan tidak cukup pakai masker saja," katanya.

Haji Idi pun tak lupa meminta doa dari para ulama dan kiai di pelosok Kabupaten Sampang. Masyaraka juga diminta rajin beribadah di rumah dan menjaga kesehatan.

"Kepada para ulama, ustad, kiai di kampung-kampung, saya meminta didoakan agar Sampang terus aman dan tidak ada kasus. Kepada masyarakat juga saya himbau agar di rumahnya meningkatkan ibadah dan rajin menjaga kesehatan dan kebersihan. Akhirnya, kita harus tawakal kepada Allah," kata Haji Idi.

https://regional.kompas.com/read/2020/04/15/12072281/masih-zona-hijau-ini-cara-bupati-sampang-cegah-penyebaran-corona

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke