Salin Artikel

Akui Di-bully soal Wacana Taman Makam Pahlawan bagi Tenaga Medis, Ini Penjelasan Ganjar

Ganjar pun mengakui dirinya mendapat perundungan (bully) di media sosial.

Dia dirundung setelah memberikan respons kepada akun yang mengkritiknya.

"Saya tidak menduga kalau jadi ramai dan saya di-bully. Niat kita sebenarnya baik," kata Ganjar di Semarang, Senin (13/4/2020).

Mengetahui dirinya jadi pembahasan di Twitter, Ganjar membantah terbawa perasaan (baper).

"Jangan ada yang mencaci maki, menjelek-jelekan. Kalau enggak suka sama Ganjar enggak apa-apa. Saya tidak baper jangan khawatir, tapi I do my best untuk menghormati para perawat itu," kata dia.

Dokter tersebut meminta Ganjar untuk lebih memikirkan ketersediaan alat pelindung diri (APD) yang semakin menipis.

"Ini sungguh menyakitkan. Kami ingin selamat pak @ganjarpranowo, tidak ada yang ingin dimakamkan di Taman Makam Pahlalwan. Tolong lindungi tenaga kesehatan secara maksimal, jangan dulu bicarakan di mana kami akan dimakamkan," tulisnya menanggapi berita soal usulan Taman Makam Pahlawan (TMP) bagi tenaga medis yang meninggal dunia.

Ganjar yang membaca cuitan tersebut lalu membalas dengan meminta nomor telepon via direct message (DM).

"Boleh minta nomor telepon Anda? Silakan DM (Direct Message), saya telepon sekarang," ucap Ganjar.

Ternyata jawaban Ganjar tersebut juga menjadi ramai di twitter karena sang gubernur dianggap baper.

Bahkan sempat muncul tagar #DenGanjarBaper di twitter dan menjadi trending.

"Maaf bukan kami mendoakan mereka (tenaga medis) untuk dikuburkan. Jadi jangan salah terima dulu. Maka kalau kita bicara soal like and dislike kita gak mau klarifikasi ya informasi akan berbelok-belok terus," ungkapnya.

Terkait APD yang disebut-sebut dokter Berlian, Ganjar memastikan selalu memantau ketersediaan APD di rumah-rumah sakit.

"APD semua terpenuhi, yang kurang hanya masker N95. Ada juga bantuan sebanyak 10.000 masker N95 dalam waktu dekat. Gerakan ini semuanya bekerja mulai dari pemerintah dan masyarakat," papar Ganjar.

Hal tersebut dilakukan sebagai penghormatan kepada tenaga kesehatan yang rela bertaruh nyawa untuk mengurusi pasien Covid-19.

"Kalau ada area eksisting di Taman Makam Pahlawan, maka bisa dipakai. Tapi kalau sudah penuh, kita bisa membuat tempat khusus baru yang dikasih nama Taman Makam Pahlawan khusus untuk mereka," kata Ganjar di Semarang, Sabtu (11/4/2020)..

Namun ternyata administrasi untuk mengurus pemakaman di TMP tidak mudah.

Orang yang meninggal harus terlebih dahulu mendapatkan bintang jasa agar bisa dimakamkan di TMP.

Maka dari itu, Ganjar juga telah mengusulkan agar tenaga kesehatan diberi bintang jasa.

“Kemarin saya usulkan, mereka para dokter, perawat dan tenaga medis yang meninggal dalam perjuangannya melawan Covid-19 dapat dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Ternyata itu administrasinya tidak mudah, harus ada bintang jasa. Maka saya usulkan dokter, perawat, tenaga medis di seluruh Jateng yang menangani Covid-19 untuk mendapatkan bintang jasa,” kata Ganjar di Semarang, Senin (13/4/2020).

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor: Dony Aprian)

https://regional.kompas.com/read/2020/04/14/10574831/akui-di-bully-soal-wacana-taman-makam-pahlawan-bagi-tenaga-medis-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke