Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Warga Tolak Pemakaman Jenazah perawat | 2 Anggota KKB Tewas Disergap Aparat

Penyebab penolakan tersebut salah satunya karena provokasi ketua RT di sekitar TPU di Kelurahan Bandarjo, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

Sementara itu di Timika, Papua, dua orang KKB dalang penembakana karyawan PT Freeport Indonesia tewas dalam penyergapan yang dilakukan aparat gabungan TNI-Polri.

Penyergapan itu berawal dari penangkapan enam warga yang diduga sebagai pemasok bahan makanan dan amunisi untuk KKB pimpinan Hengky Wamang.

Dua berita tersebut mendapatkan perhatian para pembaca Kompas.com. Berikut lima berita populer nusantara selengkapnya:

"Atas nama pribadi dan warga saya minta maaf adanya kejadian kemarin itu. Saya minta maaf kepada perawat, warga Ungaran, dan pada seluruh masyarakat Indonesia," ungkapnya, Jumat (10/4/2020) di kantor DPW PPNI Jawa Tengah.

Purbo mengatakan, penolakan pemakaman di TPU Sewakul tersebut adalah aspirasi masyarakat yang berada di lokasi, termasuk beberapa ketua RT lain.

"Mereka mengatakan, Pak jangan di sini, jangan dimakamkan di Sewakul," ujarnya menirukan warga.

Karena desakan warga, akhirnya aspirasi tersebut diteruskan ke petugas pemakaman.

Dia menyatakan tidak mungkin mengabaikan aspirasi warga karena tanggung jawab sebagai Ketua RT.

Purbo mengakui, dalam hati dia menangis karena adanya penolakan pemakaman jenazah tersebut.

"Sungguh, saya juga menangis dengan kejadian tersebut. Apalagi istri saya juga perawat, tapi saya harus meneruskan aspirasi warga," ungkapnya.

Ia mengharapkan dengan adanya payung hukum yang jelas, kejadian tersebut tidak terulang kembali.

Ketua DPW PPNI Jateng, Edy Wuryanto mengatakan saat ini sedang mengumpulkan bukti dan dokumentasi terkait kejadian pada Kamis (9/4/2020) petang tersebut.

"Harus ada pembelajaran terkait kejadian ini. Kami sudah mengumpulkan ahli-ahli hukum yang tergabung di PPNI untuk memberi masukan dan kajian," jelasnya, Jumat (10/4/2020).

Menurut Edy, kejadian penolakan tersebut tidak akan terjadi kalau tidak ada provokator.

"Itu nanti mau masuk delik aduan atau gimana, biar ahli hukum yang menentukan. Kami hanya mengumpulkan bukti dan segala yang diperlukan, lalu kami ambil langkah selanjutnya," ungkapnya.

Penyergapan itu berawal dari penangkapan enam warga yang diduga sebagai pemasok bahan makanan dan amunisi untuk KKB pimpinan Hengky Wamang.

Dari hasil interograsi, aparat gabungan menyergap sebuah rumah kayu di Jalan Trans Nabire, Kampung Jayanti, Distrik Iwaka, Mimika, Papua, Kamis (9/4/2020).

Dalam penyergapan itu, dua anggota KKB tewas setelah baku tembak dengan pasukan gabungan. Selain itu, pasukan gabungan menangkap satu anggota KKB berinisial IS.

Menurut Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gde Era Adhinata beberapa anggota KKB kabur ke hutan dan membawa empat pucuk senjata api.

"Ada beberapa anggota KKB lari masuk ke hutan," kata Era.

Tes ini dilakukan setelah seorang penumpang berinisial SA yang menipu Mulyono mengalami demam dan batuk di Solo, Jawa Tengah, sepulangnya SA dari Jakarta.

Berdasarkan hasil rapid test tersebut, Mulyono dinyatakan non-reaktif.

"Sudah di-rapid test, hasilnya negatif," ujar Bupati Banyumas Achmad Husein, Kamis (9/4/2020).

Tak hanya itu, driver ojol yang memiliki tiga orang anak tersebut juga menjalani karantina mandiri di rumahnya usai mengantar SA dari Purwokerto ke Solo menempuh 230 kilometer.

SA menipu Mulyono yang saat itu tengah menunggu penumpang di sekitar Terminal Bulupitu Purwokerto.

Rupanya, SA merupakan seorang pemudik dari Jakarta dan hendak kembali ke Solo, Jawa Tengah.

Sudah delapan tahun L merantau menjadi pengasuh di Jakarta. Setelah mudik dia berencana akan menikah.

“Sebenarnya almarhumah setelah mudik tahun ini akan menikah dengan kekasihnya. Namun, Allah berkehendak lain, ia meninggal setelah dua hari dirawat di RSUD dr Soedono Madiun,” ujar Camat Kare Tarnu Ashidiq yang dihubungi Kompas.com, Jumat (10/4/2020).

Sebelum dipulangkan ke kampung halamannya, L sudah sakit selama sepekan di Jakarta.

Oleh majikannya, L sempat dibawa ke rumah sakit dan diopname dengan diagnosis demam berdarah.

Selanjutnya korban dipulangkan dan diantar langsung oleh majikannya menggunakan mobil pribadi ke kampung halaman L, Sabtu (4/4/2020).

Setiba di rumah, korban tidak langsung dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.

Selama tiga hari di rumah, L merasakan badannya lemas, tidak mau makan, dan sulit diajak berkomunikasi.

L kemudian dirujuk ke RSUD dr Soedono karena riwayat korban yang pulang bekerja dari zona merah corona. Di rumah sakit, korban kembali mengalami muntah-muntah lalu diopname.

Kondisi kesehatan korban makin menurun dan akhirnya meninggal dunia, Kamis (9/4/2020) pukul 16.00 WIB.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dian Ade Permana, Muhlis Al Alawi | Editor: Khairina, Dheri Agriesta, David Oliver Purba)

https://regional.kompas.com/read/2020/04/11/05450071/-populer-nusantara-warga-tolak-pemakaman-jenazah-perawat-2-anggota-kkb-tewas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke