Salin Artikel

Warga Lawan Covid-19 dengan Masker Nonmedis, Libatkan Napi hingga Alumni BLK

Imbauan itu sejalan dengan rekomendasi organisasi kesehatan dunia atau WHO.

Penggunaan masker kain juga disampaikan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto. Ia menganjurkan agar warga memakai masker berbahan kain maksimal selama 4 jam dalam sehari.

Menurut Yuri, masker kain bisa diproduksi secara mandiri oleh masyarakat. Sedangkan masker bedah dan masker N-95 diperuntukkan bagi petugas kesehatan.

"Kita gunakan maksimal 4 jam dalam sehari dan kemudian cuci kembali dengan air sabun," ujar Yuri di Graha BNPB, Jakarta, Senin (6/4/2020).

Beberapa anggota masyarakat mulai bergerak untuk membuat masker kain di tengah pandemi corona. Ada yang dibagikan secara gratis dan ada yang dijual dengan harga yang sangat murah.

Warga gotong royong untuk menyediakan masker kain di tengah pendemi corona.

Dengan modal satu mesin jahit, para napi ini mampu memproduksi 300 masker dalam sepekan.

“Hanya satu mesin jahit yang kami punya. Kalau ada beberapa mesin jahit, ini bisa kita produksi banyak. Kalau ada lembaga atau perorangan yang mau bantu mesin jahit, tentu kami bersyukur," kata Kepala Lapas Kelas IIB Lhoksukon Yusnaidi saat dihubungi, Minggu (5/4/2020).

Para napi perempuan itu bertugas memasang karet pengikat hingga menjahit. Sementara pihak lapas menyediakan bahan kain untuk membuat masker tersebut.

Mereka menerima pesanan dari Lhokseumawe dan Aceh Utara.

Masker tersebut dibagikan ke tetangga dan teman sekolah anaknya.

Dengan membagikan masker, Cucu ingin mengedukasi warga agar menggunakan masker kain yang bisa dicuci berkali-kali.

“Stop menggunakan masker bedah, agar harganya bisa kembali normal dan tenaga medis tidak kesulitan lagi untuk membelinya,” ujar pemilik perusahaan bedset “Bubukaka” ini saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/4/2020).

Cucu juga menerima pesanan masker kain dari rekannya yang berprofesi sebagai dokter.

Rencananya masker tersebut akan dibagikan ke pasiennya yang berobat tanpa mengenaka masker sekaligus mengedukasi pasien untuk mengenakan masker saat sakit.

Cucu lalu memproduksi masker kain satu lapis dengan harga Rp 3.500 per pieces. Harga yang terbilang murah itu membuat permintaan membludak.

Di luar dugaan, banyak tetangga yang memesan untuk para pegawainya. Ada pula pesanan sebuah bank dan perusahaan media di Bali.

Karena bahan baku terbatas dari mulai kain perca dan tali, ia akhirnya menutup produksi masker kain satu lapis.

Ia mulai menjual masker kain dua lapis. Di bagian tengah kain, bisa diselipkan tissue sebagai penyaring.

Proses pembuatan ia lakukan sendiri secara homemade. Ia tidak berani merekrut orang karena pembatasan interaksi untuk mencegah penularan virus corona.

Mereka menjahit masker berbahan kain oxford di ruang BLK Kabupaten Pekalongan dari siang hingga sore hari.

"Ini inisiatif teman-teman alumni BLK kita jahit masker seribu lembar terlebih dahulu untuk paramedis dan tidak untuk dijual," kata Mulyadi salah satu alumni pada Kamis (2/4/2020).

Mulyadi menyempatkan diri menjahit masker karena tempat kerjanya sedang libur.

Dirinya mengaku prihatin akan kelangkaan masker di pasaran serta harganya yang melambung.

Mulyadi menjelaskan untuk bahan masker adalah kain oxford terbuat dari katun dengan sedikit campuran tetoron.

Pengerjaannya pun didobel agar lebih aman dan bisa dipakai beberapa kali.

"Ini bentuk syukur kami juga terhadap pemerintah karena sudah membekali dengan ilmu menjahit gratis," lanjut dia.

Saat packing, masker yang sudah jadi sebelumnya akan disterilkan terlebih dahulu kemudian disalurkan ke gugus depan Covid-19 Kabupaten Pekalongan.

"Kita target seminggu dapat menghasilkan 1000 masker untuk tim gugus tugas. Setelah itu pembuatan untuk warga dan dibagikan secara gratis," kata Kepala UPTD BLK Kabupaten Pekalongan Edi Apriyanto.

Inisiaitif tersebut diambil setelah enam pasien yang meninggal terkait Covid-19 di Tangerang Selatan, empat di antaranya merupakan warga Kecamatan Pondok Aren.

"Pembuatnya kebetulan rekan kami sendiri yang memiliki usaha konveksi. Kemudian saya mengajak anak muda di kampung rumah saja sih buat berbagi setelah dibuat," kata salah satu pemuda setempat, Ahmad Rifai kepada Kompas.com, Rabu (1/4/2020).

Dalam satu hari, sebanyak 240 masker kain itu dibagikan door to door.

"Kalau untuk saat ini baru wilayah dan lingkungan sekitar kita saja pembagian dengan tidak menutup kemungkinan juga akan meluas," ucapnya.

Sumbangan berupa APD dan masker tersebut disalurkan melalui Satuan Tugas Gugus Pencegahan Penyebaran Covid-19 Kabupaten Gresik.

Bantuan kemudian didistribusikan ke puskesmas yang ada di 18 kecamatan di Gresik.

Masker yang dibagikan adalah buatan UMKM yang biasa memproduksi songkok.

Ada sekitar 20 UMKM terutama perajin songkok di Gresik yang dirangkul dalam pengadaan masker.

Ketua DPRD Gresik Fandi Akhmad Yani memastikan masker yang diproduksi UMKM sesuai dengan standar.

"Jadi ini partisipasi dari keluarga besar DPRD Gresik. Karena saat ini Gresik masuk dalam darurat Covid-19 dan garda terdepan adalah tim medis," ujar Yani, Rabu (1/4/2020).

Hal itu ia lakukan karena kelangkaan masker yang melanda Kota Bontang.

“Mobil saya Mitsubishi Strada 2004 bisa ditukar minimal 300 boks masker berstandar kesehatan yang baik. Saya tidak butuh uang, saya butuh masker,” ungkap Bakhtiar saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/4/2020).

Masker hasil barter dengan mobil Mitsubishi Strada 2004 seharga di atasa Rp 100 juta itu akan ia bagikan ke masyarakat dan tim medis yang menangani pasien corona.

“Saya juga ingin mengetuk pintu hati orang yang suka penimbun. Bangsa kita ini sedang bencana. Masyarakat sedang membutuhkan masker,” jelas dia.

Tawaran itu awalnya ditulis Bakhtiar di Facebook pribadinya. Hingga saat ini ada beberapa yang sudah menawar tapi belum deal karena rata-rata di luar kota.

“Kalau barangnya ready. Silahkan kontak saya. Bisa pesan singkat lewat facebook - Bakhtiar Wakkang. Kita bikin surat perjanjian serah terima, ambil mobil,” jelas politisi NasDem ini.

“Tidak hanya masker. Saya juga buka ruang kepada pemilik alat pelindung diri juga tak masalah. Silakan tukar dengan mobil saya,” pungkas dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Nasrudin Yahya, Masriadi, Zakarias Demon Daton, Ari Himawan Sarono, Reni Susanti, Muhammad Isa Bustomi, Jessi Carina, Hamzah Arfah | Editor: Icha Rastika, Abba Gabrillin, Farid Assifa, Khairina, Wisnubrata, David Oliver Purba

https://regional.kompas.com/read/2020/04/07/06160021/warga-lawan-covid-19-dengan-masker-nonmedis-libatkan-napi-hingga-alumni-blk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke