Salin Artikel

Warga di Kampung Tasikmalaya Bikin Satgas Covid-19, Setiap Tamu Didata dan Disemprot Disinfektan

Pembentukan Satgas kampung ini atas inisiatif tokoh masyarakat, karena banyaknya kedatangan pemudik yang berasal dari beberapa zona merah corona.

Tim yang berasal dari tokoh masyarakat dan unsur kepemudaan kampung setempat itu mengarantina pemudik, warga pendatang, dan melakukan pemyemprotan disinfektan secara rutin. Mereka juga memeriksa tamu yang berkunjung ke kampung tersebut.

"Satgas di kampung kami dibentuk untuk menyelamatkan masyarakat dari bahaya penyebaran Covid-19. Kami berinisiatif sendiri dengan menjaga beberapa pintu masuk, melakukan pemeriksaan dan disediakan bilik penyemprotan disinfektan bagi warga yang akan masuk ke kampung," jelas Ketua Satgas Kampung Cidahu, Oneng Priatna kepada wartawan, Senin (6/4/2020) siang.

Setiap jalan masuk ke kampung dijaga tiga petugas Satgas Kampung. Di sana juga disediakan bilik disinfektan yang terbuat dari bahan kayu dan plastik transparan. Setiap tamu atau pendatang disemprot disinfektan sebelum diizinkan masuk kampung.

Selain itu, Satgas Covid-19 kampung juga memasang spanduk peringatan bagi para pendatang atau tamu. Jalan pun ditutup dengan plang peringatan.

"Alhamdulilah selama ini kami kompak dalam upaya kesiapsiagaan corona ini, apalagi mobilitas warga teruatama pemudik cukup tinggi, sehingga banyak orang lalu lalang termasuk tamu," tambah Oneng.

Oneng mengatakan, warga yang pulang kampung dari perantauan diprediksi cukup banyak. Terlebih menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri, sudah bisa dipastikan terjadi ledakan pemudik, termasuk dari zona merah.

"Kami tidak tahu apakah warga baru pulang itu, baik habis belanja atau dari luar kota, terpapar atau tidak. Makanya setiap orang yang datang langsung disemprot," kata Oneng.

Untuk melakukan koordinasi, tambah Oneng, sebuah pos ronda dijadikan Posko Satgas. Di situ pula pembuatan disinfektan dilakukan.

Apalagi Kecamatan Cisayong selama ini posisinya berada di jalur Nasional Tasikmalaya-Bandung, termasuk daerah lainnya seperti Kecamatan Rajapolah, Ciawi, Pagerageung dan Kadipaten.

"Apalagi sekarang para pemudik terus berdatangan ke kampung-kampung wilayah Tasikmalaya karena wabah corona. Termasuk ke kampung kami," katanya.

Sebelumnya, sebuah posko yang diisi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, mencatat terdapat 900 orang pemudik dari beberapa daerah zona merah virus corona dalam sehari tiba di kawasan perbatasan Garut-Tasikmalaya pada Sabtu (28/3/2020) sampai Minggu (29/3/2020) dini hari lalu.

Satgas terdiri dari tim medis ouskesmas perbatasan dibantu unsur pemerintahan kecamatan, Polsek dan Koramil Ciawi mengaku kewalahan karena jumlah pemudik terus membeludak.

Seluruh pemudik yang tiba di Kecamatan Ciawi wajib melalui pemeriksaan medis di sebuah Pos Jaga yang sengaja didirikan mandiri oleh unsur kecamatan tersebut.

"Warga yang baru pulang kampung dari luar kota, apalagi dari daerah yang terpapar Covid-19 harus lapor ke RT setempat. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kesehatan dan suhu tubuhnya. Sehari saja, pos penjagaan tim medis yang dibentuk secara inisiatif pihak kecamatan ini sudah memeriksa 900 pemudik dari kawasan zona merah," jelas Ketua Satgas sekaligus Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Asep Rudi.

https://regional.kompas.com/read/2020/04/06/16494791/warga-di-kampung-tasikmalaya-bikin-satgas-covid-19-setiap-tamu-didata-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke