Salin Artikel

Fakta di Balik 18 Pasien Positif Covid-19 Meninggal di Jateng, Ganjar: Mereka Punya Penyakit Bawaan

Sebagian besar pasien meninggal berusia di atas 50 tahun dan memiliki penyakit bawaan.

Dari 18 pasien, empat orang berusia di bawah 50 tahun.

"Kalau dari catatan medis yang dilaporkan ke saya secara lisan, mereka punya penyakit bawaan. Di rumah sakit lengkap laporannya," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melalui keterangan tertulis, Jumat (3/4/2020).

Ganjar mengatakan, dua pasien positif corona yang meninggal pada 8 Maret 2020. Pasien itu merupakan laki-laki berusia 60 tahun dan perempuan berusia 59 tahun.

Lalu, satu pasien perempuan berusia 44 tahun meninggal pada 13 Maret. Pada 21 Maret, pasien laki-laki berusia 77 tahun juga dinyatakan meninggal.

Kemudian, pasien laki-laki berusia 22 tahun meninggal pada 25 Maret. Selang beberapa hari, pasien laki-laki berusia 65 tahun juga meninggal.

Pada 29 Maret, pasien laki-laki berusia 70 tahun juga meninggal. Dan pasien laki-laki berusia 62 tahun meninggal pada 31 Maret.

Pada 1 April, tujuh pasien dilaporkan meninggal. Lima pasien laki-laki berusia 65 tahun, 69 tahun, 45 tahun, 56 tahun, dan 43 tahun, serta dua pasien perempuan berusia 67 tahun dan 72 ahun.

Sehari setelahnya, dua pasien laki-laki berusia 64 tahun dan 73 tahun juga dinyatakan meninggal.


Ganjar menambahkan, terdapat satu pasien yang meninggal pada 2 April.

Tapi, pasien itu masih berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

"Tapi kemungkinan besar positif, kita curiga aja," kata Ganjar.

Sebagian besar pasien meninggal juga memiliki riwayat perjalanan dari daerah terinfeksi Covid-19 di Indonesia dan luar negeri.

"Ada banyak yang kejadian, misalnya mereka datang dari luar negeri di sana sudah sakit terus dibawa ke sini terus meninggal. Itu contoh saja," katanya.

Ganjar pun membantah jumlah pasien yang meninggal pada 3 April mencapai 11 orang.

Jumlah kematian itu bersifat kumulatif sejak beberapa hari lalu.

"Bukan hari ini (Jumat) meninggal sebelas. Itu akumulasi sejak pertama sama yang kemarin. Sehingga kita yang sejak pertama mencatat, tiba-tiba ada angka sebelas yang dimasukkan. Kita juga kaget tadi membacanya. Maka setelah di-clearance, tidak ada. Itu akumulatif," katanya.


Ganjar menegaskan selalu menerima laporan dari jajarannya terkait penambahan kasus positif virus corona.

Tapi, untuk pasien positif yang meninggal, pihak rumah sakit harus melakukan sejumlah langkah sebelum melaporkan hal itu kepada pemerintah provinsi.

"Kalau kita sudah ada datanya. Pusat baru menginformasikan ini. Karena setiap ada yang meninggal mereka (rumah sakit) clearance dulu baru dilaporkan ke kita. Maka seringkali laporannya terlambat. Tidak otomatis ketika ada yang meninggal laporannya langsung masuk ke kita," jelas Gubernur Jawa Tengah itu.

Hingga Jumat (3/4/2020) sebanyak 114 kasus positif virus corona baru atau Covid-19 tercatat di Jawa Tengah.

Sebanyak 85 pasien masih dalam perawatan, 11 pasien sembuh, dan 18 pasien meninggal.

https://regional.kompas.com/read/2020/04/04/06531571/fakta-di-balik-18-pasien-positif-covid-19-meninggal-di-jateng-ganjar-mereka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke