Salin Artikel

Saat Wabah Corona Masih Dianggap Guyonan, Polisi Ditertawakan hingga ODP Jadi Candaan

Dari angka tersebut, 55 orang di antaranya meninggal dunia.

Melansir pemberitaan Kompas.com, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengumumkan enam dokter di Indonesia meninggal dunia, lima di antaranya terjangkit Covid-19.

Enam dokter tersebut adalah tim medis yang bertugas menangani wabah virus corona.

Namun rupanya, fakta itu belum cukup membuat seluruh warga memiliki empati.

Masih ada warga yang menganggap wabah corona sebagai candaan.

Anggota polisi di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat ditertawakan saat mengimbau warga mematuhi social distancing.

Peristiwa itu terjadi di seputaran jalan menuju Bandara Supadio, Pontianak.

Polisi mendapati sejumlah kafe dan warung kopi yang masih ramai dikunjungi.

Bahkan, ketika dibubarkan segerombolan warga yang mayoritas pelajar tersebut tidak pulang dan malah pindah ke lokasi lainnya.

Ironisnya, ada yang menertawakan saat polisi memberikan imbauan.

"Saya sampai mengatakan akan sujud itu karena kami sudah imbau berkali-kali tapi mereka tetap duduk. Bahkan, ada yang tertawa saat kami menyampaikan imbauan," ungkap Kapolres Kubu Raya AKBP Yani Permana.

Anggota polisi merasa kecewa lantaran mereka berjuang keras menertibkan warga di tengah pandemi namun tak semua orang memahami bahaya Covid-19.

"Seolah Covid-19 ini biasa saja," ujar dia.

Dalam video berdurasi 21 detik tersebut, perempuan itu memperlihatkan surat hasil tes kesehatan deteksi dini virus corona dari RSUD Moewardi Solo.

Surat itu memperlihatkan si perempuan berstatus ODP.

Kemudian ada orang yang merekam video surat tersebut sambil berkelakar, "Wah, iki kowe jelas-jelas positif (ini kamu jelas-jelas positif)."

Namun dalam rekaman tersebut terdengar suara tawa, seolah-olah hal tersebut adalah guyonan.

Ketua Paguyuban Pelaku Bisnis Pasar Singosaren Solo Puguh Ratyanto membenarkan keaslian video tersebut.

"Video itu dibikin (buat) bercandaan, 'wah iki kowe jelas-jelas positif (ini kamu jelas-jelas positif)'. Padahal bukan positif, maksudnya dia bercanda," kata Puguh.

Kapolresta Surakarta Kombes Andy Rifai memastikan perempuan tersebut telah meminta maaf atas tindakannya bepergian ke Singosaren.

"Perempuan ini juga kooperatif dan siap menjalani karantina mandiri di rumah," kata Andy.

Sedangkan toko ponsel yang didatangi ODP telah disemprot cairan disinfektan.

Eka dipanggil lantaran polisi ingin mengonfirmasi status Facebooknya yang viral dan meresahkan.

"Status itu sempat viral dan menimbulkan keresahan di masyarakat. Lalu kami melakukan penyelidikan terkait kasus ini," kata Kapolres Blitar Kota AKBP Leonard M Sinambela.

Status tersebut berisi ramalan virus corona sejak tahun 2016.

"Awal tahun 2020 nanti akan ada virus dari China menyerang hampir 1/3 manusia di Bumi. Mau percaya silakan, tidak juga gapapa," tulis pemilik akun Eka Pras.

Leonard mengatakan, Eka mengakui unggahan tersebut adalah status yang ia edit dari status lamanya.

Pemilik akun, Eka mengaku melakukannya sebagai bentuk candaan.

"Saya hanya bercanda mengikuti postingan akun lain yang membuat status soal virus corona," ujar dia.

Dia mengaku tidak memiliki niat apa-apa selain hanya bercanda.

Eka bahkan tak tahu tangkapan layar yang diunggahnya di WhatsApp kemudian viral.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Hendra Cipta, Labib Zamani | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, Dheri Agriesta)

https://regional.kompas.com/read/2020/03/25/06000081/saat-wabah-corona-masih-dianggap-guyonan-polisi-ditertawakan-hingga-odp-jadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke