Salin Artikel

5 Cara Risma Cegah Covid-19 di Surabaya, Bagikan Minuman Jahe hingga Gunakan Pengeras Suara di Jalanan

Saat ditanya wartawan terkait zona merah, Risma sempat terdiam cukup lama.

I sempat berkelakar dengan mengatakan, "Ya, memang zona merah, karena PDI-P..."

Setelah mengeluarkan pernyataan itu ia sempat berkali-kali mengucapkan merdeka dihadapan wartawan.

"Merdeka... Merdeka... Merdeka...tiba-tiba jawabanku gitu, hayo. Merdeka...," kata Risma.

Hingga Jumat (20/3/2020), ada lonjakan jumlah pasien corona di Surabaya yakni 13 kasus dan 175 orang dalam pemantauan serta 32 pasien dalam pengawasan,

Walaupun menolak berkomentar terkait zona merah corona, Wali Kota Risma mengambil langkah-langkah strategis untuk mencegah penyebaran virus corona di Surabaya.

Berikut lanngkah strategis yang dilakukan Risma:

Dapur umum tersebut menyediakan minuman pokak dari olahan jahe dan rempah. Tak hanya itu dapur umum itu juga menyiapkan telur rebus untuk 1.000 orang.

Minuman dan penganan itu dipercaya bisa meningkatkan daya tahan tubuh.

Minuman jahe dan telur rebus dibagikan pada warga di Kecamatan Semampir sebagai kawasan padat penduduk.

"Tadi Bu Wali (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini) sendiri yang meracik pokak tersebut," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Kota Surabaya Eddy Christijanto.

Sementara di kecamatan lainnya diberikan secara bertahap melalui perawakilan. Dapur umum itu akan berdiri selama sepekan.

Namun jika kondisi penyebaran virus corona di Indonesia, khususnya Surabaya, memburuk maka posko pengaduan Covid-19 dan dapur umum akan diperpanjang.

Tak menutup kemungkinan posko dibuka hingga Surabaya dinyatakan aman dari virus corona.

Dengan menggunakan mobil dan pengeras suara, Risma berkeliling kota sambil menyampaikan pesan agar warga yang berkerumun di ruang publik menjaga jarak minimal 1 meter.

"Sakjane nggilani, koyok zaman kemerdekaan mbiyen ae. (Sebenarnya menjijikkan, seperti zaman kemerdekaan saja). Tapi gimana, karena banyak warga yang enggak tahu pentingnya social distancing," kata Risma di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Minggu (22/3/2020).

Risma mengunjungi beberapa pusat keramaian untuk mengampanyekan hal itu, seperti Pasar Wonokromo, Pasar Keputran, Pasar Pakis, dan ruang publik lainnya.

Setiap ada warga yang berkerumun di jalan, Risma juga berteriak menggunakan pengeras suara memisahkan mereka. Aksi Risma itu mendapatkan respons positif dari warga Surabaya.

Risma berkelakar cara yang dipakainya tak sesuai dengan kondisi serba digital seperti sekarang.

"Banyak yang senang ya? Kayak zaman baheula, katanya zaman media sosial, kok (kampanye) seperti zaman kemerdekaan," kelakar Risma.

Selain itu, sekolah dengan jumlah siswa banyak juga akan ditambah dengan memasang wastafel portable supaya lingkungan sekolah benar-benar steril.

"Sebanyak 1.262 sekolah nanti akan dipasangi wastafel dan kami bagi hand sanitizer. Nanti semua sekolah juga akan disemprot disinfektan, sehingga ketika nanti mereka masuk sekolah, semuanya sudah bisa steril," tutur Risma.

"Jadi, kami tambah seminggu lagi, sambil kami punya waktu untuk disinfektan sekolah-sekolah," kata Risma menambahkan.

Salah satunya adalah layanan publik dilakukan secara jarak jauh atau melalui media daring.

"Seluruh pelayanan publik Pemerintah Kota Surabaya tetap beroperasi dengan menggunakan media daring/online dan untuk pelayanan publik yang dikelola swasta diimbau untuk menyesuaikan dengan kebijakan Pemerintah Kota Surabaya," kata Risma, di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Sabtu (21/3/2020).

Tak hanya itu. Seluruh kegiatan Pemkot Surabaya yang melibatkan massa seperti kegiatan keagamaan, konser, hingga posyandu untuk sementara waktu juga dihentikan.

"Kami mengimbau seluruh pasar, pertokoan, pusat perbelanjaan dan toko modern untuk menerapkan standar kesehatan maksimum serta upaya pencegahan penyebaran Covid-19 sesuai dengan Protokol Pasar dan Kawasan Perdagangan," ujar Risma.

Kepala Prodi Teknik Komputer IT Telkom Surabaya Helmi Widiyantara yang juga tim teknis pembuatan bilim sterilisasi ini mengatakan, ide membuat bilik sterilisasi ini diprakarsai Rektor IT Telkom Surabaya Tri Arif Sarjono.

Ia menjelaskan, staf Wali Kota Risma meminta rektor IT Telkom Surabaya untuk mencarikan solusi pencegahan efektif agar bisa menekan laju penyebaran virus corona di Kota Surabaya.

Setelah itu Rektor IT Telkom Surabaya membentuk tim untuk membuat prototipe bilik steril demi mencegah penyebaran virus corona semakin meluas. Tri Arif memimpin langsung pembuatan alat tersebut.

"Jadi ini kan kebetulan Pak Rektor kita, Dr Tri Arif Sarjono mendapatkan ini dari staf-nya Bu Risma, bahwa pemkot sedang membutuhkan peralatan seperti itu (bilik sterilisasi) dikarenakan wabah Covid-19 menjalar begitu cepat," kata Helmi kepada Kompas.com, Kamis (19/3/2020).

Saat ini sudah ada dua bilik sterilisasi yang dipasang terminala kedatangan domestik dan internasional di Bandara Juanda

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ghinan Salman | Editor: Dheri Agriesta, Robertus Belarminus, David Oliver Purba)

https://regional.kompas.com/read/2020/03/23/08100081/5-cara-risma-cegah-covid-19-di-surabaya-bagikan-minuman-jahe-hingga-gunakan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke