Salin Artikel

Di Balik Pembakaran Gereja oleh KKB, Terdapat Perpecahan dan Pembangkangan terhadap Pimpinan

Selcius merupakan anak buah dari Lekagak Telenggen (LT).

Pembakaran gereja terjadi pada 12 Maret 2020.

Wakapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi memastikan bahwa tindakan yang dilakukan SW bukan atas perintah Lekagak

"Contoh bukti menunjukan pembakaran itu dilakukan oleh kelompok SW, tapi dibantah LT, padahal mereka satu kelompok. Bisa kami duga di antara mereka tidak ada kepatuhan dalam melaksanakan kegiatan KKB ini," kata Dax di Jayapura, Kamis (19/3/2020).

Ia meyakini saat ini Lekagak menyalahkan aksi tersebut karena setelah itu aparat berhasil melumpuhkan empat anggota KKB dalam sebuah kontak senjata di sekitar Kampung Opitawak, pada Minggu (15/3/2020).

"Yang membakar gereja sudah keluar jalur koordinasi. Itu menunjukkan tindakan membakar rumah ibadah ada rasa frustasi di antara mereka. Frustasi itu bisa mungkin terjadi karena mereka sudah semakin terdesak, bisa jadi mereka kehabisan logistik karena kita putus jalur logistik mereka," kata Dax.

Dax menambahkan, pergerakan beberapa KKB dari beberapa kabupaten ke Distrik Tembagapura, terjadi diduga ada unsur perebutan kekuasaan di jajaran Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang saat ini masih diduduki oleh Goliat Tabuni (GT).

GT sudah cukup berumur dan secara fisik tidak lagi sekuat dulu. Namun, ketokohannya GT masih cukup berpengaruh bagi generasi di bawahnya.


GT yang sudah semakin renta dijadikan peluang bagi pimpinan yang ada di bawahnya untuk menggeser GT.

KKB yang bergeser ke Tembagapura adalah kelompok pimpinan Lelagak Telenggen (LT), Militer Murib (MM), Selcius Waker (SW), dan Gusbi Waker (GW).

Sedangkan wilayah Tembagapura merupakan wilayah operasi KKB pimpinan Jhony Botak.

Tembagapura yang di dalamnya ada kawasan operasional PT Freeport Indonesia (PTFI), dianggap KKB bisa menaikan pamor, sehingga peluang menjadi pimpinan tertinggi TPNPB sangat terbuka.

Dax mengatakan, antar KKB masih ada persaingan yang antar pimpinannya masih menyimpan ego yang tinggi.

Bahkan dalam satu kelompok kini sudah mulai ada ketidakpatuhan antara pimpinan dan anggotanya.

"Di dalam tubuh mereka ada persaingan, masing-masing ingin menonjolkan dirinya supaya memiliki kedudukan lebih terhormat dibanding lainnya," kata Dax. (Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi)

https://regional.kompas.com/read/2020/03/20/11411371/di-balik-pembakaran-gereja-oleh-kkb-terdapat-perpecahan-dan-pembangkangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke