Salin Artikel

Jumlah Peternak Ayam Rakyat di Indonesia Terus Turun, Ini Sebabnya

“Tapi sekarang, paling hanya 30-32 persen,” ujar Wakil Sekjen Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar), Abbi Angkasa Perdana Darmaputra saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (7/3/2020).

Abbi mengataan, saat ini populasi ayam nasional per minggu berkisar 65 jut-72 juta ekor ayam. Pada momen tertentu, kebutuhan ayam meningkat mencapai 80 juta ekor per minggu.

Dari jumlah ini, hanya 30 persennya yang dipenuhi peternak ayam rakyat. Dari tahun ke tahun, ada saja peternak yang gulung tikar.

Bahkan, ada peternak yang mengakhiri hidupnya karena tidak tahan dengan beban yang dihadapi para peternak.

Abbi mengatakan, setidaknya ada beberapa hal yang tidak menguntungkan peternak ayam rakyat.


Hal yang merugikan peternak ayam

Pertama, masuknya impor daging ayam dari Brazil seiring dengan kekalahan Indonesia dalam gugatan Brazil ke WTO pada 2017.

Dengan kekalahan ini, daging ayam Brazil bisa masuk ke Indonesia dengan harga yang murah. Namun dilihat dari kualitas daging, ayam Indonesia lebih bisa bersaing.

Kedua, banyaknya asing yang membuka perusahaan besar di Indonesia. Awalnya, mereka tidak bermain di budidaya ayam seperti peternak ayam rakyat.

Tapi setelah melihat potensi budidaya ayam yang besar, perusahaan asing ini terjun ke budidaya ayam dan menggeser peternak.

Akibatnya, data dari Pinsar dan Gabungan Asosiasi Pengusaha Peternak Ayam Nasional (Gopan), 68 persen kebutuhan ayam nasional dipenuhi oleh pengusaha besar yang rata-rata asing ini.

“Peternak ayam rakyat makin sulit bersaing. Karena modal yang besar bisa membuat HPP ayam pengusaha besar itu di 1 dolar USD, lebih rendah Rp 2.000 dari kami,” tuturnya.

Persoalan pakan jagung

Persoalan lainnya adalah pakan ternak berupa jagung.

Pemerintah Indonesia saat ini menutup keran impor jagung untuk mensejahterakan petani jagung.

Masalahnya, harga jagung lokal lebih tinggi dan terkadang sulit didapat. Harga jagung lokal terendah saat ini Rp 4.300 per kg, sedangkan rata-ratanya Rp 4.600 per kg.

Bila sedang musim pceklik, hrganya bisa mencapai Rp 5.300 per kg. Harg ini jauh sekali dibanding jagung dari Brazil yang sampai ke Indonesia dengan harga Rp 3.500-3.700 per kg.

Untuk itu ia berharap pemerintah membantu para peternak ayam rakyat dan mandiri agar lebih bisa bersaing dengan perusahaan asing ataupun daging ayam impor.

https://regional.kompas.com/read/2020/03/07/10260201/jumlah-peternak-ayam-rakyat-di-indonesia-terus-turun-ini-sebabnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke