Salin Artikel

4 Fakta Bentrok 2 Suku di Adonara, Dipicu Masalah Lahan hingga 6 Orang Tewas

KOMPAS.com - Bentrok terjadi antara warga dua suku di Desa Sandosi, Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (5/3/2020) pagi.

Akibat bentrokan itu mengakibatkan enam orang warga tewas.

Bentrok dipicu permasalahan tanah sejak tahun 1980 yang tak pernah menemui titik terang, meskipun sudah dilakukan mediasi.

Atas kejadain itu, Wakil Bupati Flores Timur Agus Payong Boli meminta kepada pemerintah Desa Sandosi agar mengimbau suku-suku lain jangan terprovokasi.

Selain itu, ia juga meminta untuk masing-masing suku yang bertikai untuk dapat menahan diri agar tidak lagi ada korban.

Berikut fakta selengkapnya yang Kompas.com rangkum:

Menurut Kapolres Flores Timur AKBP Deny Abrahams, penyebab bentrokan antara dua suku besar di Desa Sandosi itu karena masalah lahan.

Selama ini, kata Deny, memang sering terjadi bentrokan. Dan puncaknya tadi pagi mereka bertemu dan terjadi bentokan hingga berujung tewasnya enam orang.

"Permasalahan lahan ini sudah berlangsung sejak tahun 1980. Sudah berulang kali dimediasi oleh pemerintah daerah dan polisi, tetapi tidak ada titik temu," ungkap Deny, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/3/2020) sore.

Pasca-bentrok itu saat ini kondisi sudah aman.

Dalam bentrok dua suku tersebut, mengakibatkan enam orang tewas.

"Enam orang warga tewas. Kondisinya sudah aman. Sementara ini mayat mereka sudah dievakuasi ke desa setempat," ungkapnya.

Untuk identitas para korban, kata Deny, pihaknya belum mendata karena masih dilakukan olah tempat kejadian perkara.

"Saat ini saya sedang dalam perjalanan menuju lokasi. Nanti akan saya sampaikan identitas para korban setelah olah TKP," ujarnya.

 

3. wakil bupati minta jangan terprovokasi

Wakil Bupati Folres Timur Agus Payong Boli meminta kepada pemerintah Desa Sandosi agar mengimbau suku-suku lain jangan terprovokasi.

Selain itu, ia juga meminta kepada masing-masing suku yang bertikai untuk menahan diri agar tidak lagi ada korban lain.

Agus pun meminta kepada semua camat se-daratan Pulau Adonara dan desa-desa lain agar mengimbau dan menahan masyarakatnya jika punya niatan membantu suku-suku yang sedang bertikai di Desa Sandosi.

Seperti diketahui, di Adonara secara lamaholot ada namanya "nara" atau sekutu lintas desa dan wilayah.

"Biarkan pemerintah dan aparat keamanan menyeselesaikan masalah yang ada," ujarnya.

Agus pun meminta kepada polisi untuk menangkap pihak-pihak yang menyebar provokasi alias ujaran kebencian.

 

Pasca-bentrok tersebut, Agus pun meminta polisi dan TNI untuk mengirimkan pasukan untuk mencegah terjadi bentrok susulan.

"Kita minta pihak kepolisian dan TNI agar mengirim pasukan lebih banyak dan siaga di Desa Sandosi dan sekitarnya, sebelum korban dibawa masuk kampung karena situasi rusuh bisa saja terjadi saat itu," ungkapnya.

Agus mengajak seluruh warga Lamaholot Flores Timur, mendoakan agar masalah ini segera diselesaikan dan korban tidak lagi bertambah.

Pemerintah juga menyampaikan turut berduka cita atas tragedi kematian saudara-saudara di Sandosi dalam konfik tanah ini.

 

(Penulis : Kontributor Maumere, Nansianus Taris | Editor : Robertus Belarminus, David Oliver Purba)

https://regional.kompas.com/read/2020/03/06/06330081/4-fakta-bentrok-2-suku-di-adonara-dipicu-masalah-lahan-hingga-6-orang-tewas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke